5

742 Words
Fay masuk ke sebuah kamar dan sepertinya pemilik kamar tersebut sedang mandi, terdengar dari bunyi guyuran air dari arah pintu bercat putih. Seharian fay berada dirumah dan tidak melakukan apa-apa membuatnya bosan. Sekarangpun ia masih merasa bosan berada di kamar yang didominasi oleh warna hitam dan putih itu. Hape yang tergeletak begitu saja di tengah ranjang mampu menarik perhatian fay dan ia pun menyambar benda persegi tersebut. Ia tau apa kunci pola hape itu dan segera mengacak-acak. "Cih.. bang shakka berani juga ya selingkuhin aku" "Siapa bilang abang selingkuh?" Tanya shakka yang muncul dengan celana pendek dan handuk yang di gesekkan ke rambut cepaknya. "Ini" ucap fay menunjukkan layar hape yang menunjukkan chat shakka pada seseorang. Disana shakka menggunakan kata 'sayang' dan teman-temannya. "Belum lagi yang ini 'wifey's'???? Abang punya istri ?" Tanya fay ketus "14 istri dan soal yang sayang-sayangan itu-"  "-alah ga usah diterusin, yang ada abang cuma cari alasan" "Jadi gimana? Mau putus?" "Ga! Aku pengen rasain dimana rasanya diselingkuhin" "Kamu kaya pengen nyoba semua, ya .. tapi tetep ga akan kerasa sakitnya karena diotak kamu cuma ada abid-"  "-apaan sih, abid lagi abid lagi. Emang seganteng apa abid sampe pembicaraan kalian selalu tentang abid??? Popon selalu nyangkutin aku sama abid, abang selalu nyinggung aku lewat abid, kak key juga tiap hari cerita curhatan abid tentang my lovely karin" Shakka menjatuhkan dirinya diatas ranjang sehingga membuat fay ikutan bergerak. "Kamu marah?" "Ga.. aku cuma lagi curhat" "Curhat idola kamu ke pacarmu sendiri?" "Loh.. salahnya apa? Aku aja ga ada protes pas tau abang selingkuh" "Ladenin kamu bikin abang kayak orang kurang kerjaan, ayo turun" "Aku kesini mau diajak kencan, kan abang baru gajian tuh dan kebetulan hari ini ada sale besar-besaran. Duuuhhh... jadi sayang deh sama pacar kaya satu ini. Tunggu ya sayang... aku dandan dulu" ucap fay super manis. Shakka menganga mendengar perkataan fay dan setelah fay sepenuhnya sudah hilang dari pandangannya ia tersenyum lega. adiknya itu sudah melupakan insiden kemaren malam ternyata.  》》》》》 "Karina..." Abid memanggil cewek yang sedang menekuni pempek nya. Karin tetap menunduk menyembunyikan senyum lebarnya. "Kamu seneng banget ya kalo aku gugup begini" ucap abid dan ia langsung mendapatkan perhatian penuh karin. "Aku emang seneng banget karna udah nungguin ini dari berbulan-bulan yang lalu" ucap karin sambil menatap lurus pada mata lawan bicaranya. Saat ini mereka sedang membicarakan sesuatu yang hanya keduanya yang mengerti. "Jadi?" Tanya abid sambil menyeruput minumannya "Ga ada jadi-jadian bid... aku tetap pengen ditembak dulu" ucap karin songong dan memukul tangan nakal abid yang sudah menangkap tangan kanannya yang kebetulan gerada diatas meja. "Oke, agneta karina danastri... kamu maukan jadi orang yang paling aku sayang, jadi pacar satu-satunya aku?" Kali ini abid menggenggam kedua tangan cewek yang sudah lama ditaksirnya itu sambil menarik kursi yang diduduki karin dengan kaki panjangnya, sehingga ia dan karin yang terpisah oleh meja menjadi semakin dekat jaraknya. "Satu syarat, selamanya pacar kamu cuma aku" "Deal" kekeh abid dan menautkan jemari mereka. Keduanya menghabiskan waktu dengan saling tatap dan lempar senyum plus sesekali abid akan menggombali pacar barunya itu. Pacar yang dalam hatinya abid berjanji bahwa karin akan menjadi pacar pertama dan terakhirnya. "Karena kamu pasti akan jadi pacar cemburuan aku mau ngaku satu hal" ucap abid kembali menarik perhatian karin "Jangan bikin aku marah sama kamu di hari pertama kita ya bid.." "Bukan hal seperti itu, sayang" kekeh abid "Cepet banget sayang-sayangannya?" Cibir karin yang sedang berusaha menutupi rona wajahnya "Biasanya kan juga begini" "-tapi di telfon, ga langsung depan muka aku. Yaudah, apa?" "Dirumah kami ada cewek yang lebih muda dari kita setahun, dan nanti kalo kamu liat dia nempel sama aku, kamu ga boleh marah. Namanya fay" "Kenapa dia tinggal di rumahmu?" "Dia sepupu jauh" 》》》》》》 "Hacchiimm" "Sialan!" "Kenapa kamu kesal tiba-tiba?" Tanya shakka pada pacarnya "Karena seseorang sedang membicarakanku dan pasti apa yang dia bicarakan tidak benar sama sekali" "Duh pacar.. kamu hidup di zaman menhir ya?" Tanya shakka geli "Yaudah si bang.. abisin tuh makanannya. Cowok tapi makan kok lelet banget. lagian abang tuh yang manusia purba, kata-katanya ga jauh-jauh dari menhir, megalitikum, paleolitikum, ckckck" Shakka akhirnya tau bahwa tujuan fay mengajaknya keluar bukan karena ingin memoroti tapi justru ingin mencari sendal yang bisa membuat kakinya nyaman. Gadis itu bosan kalau harus bolos lagi, sebaliknya ia akan sekolah tapi dengan mengenakan  sendal. Ia sempat ingin menjitak fay karena kecerobohan dan kebodohan fay perihal tubuhnya sendiri. Belum lagi mulut fay yang sering mengata-ngatainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD