:3:

1055 Words
Suasana cafe sangat romantis, semua pengunjungnya tampak merupakan pasangan kekasih dan satu diantaranya adalah fay dan shakka. Mereka jadi pergi kencan tepat setelah karin meninggalkan rumah. "Padahal pengen jagung bakar" "Jagung bakar apaan, dandanan kaya princess begini makan jagung bakar?" Tanya shakka heran. "Ini semua kan kerjaan abang.. sampe kita diteriakin abid juga gara-gara abang" "Nanti kalo kita keluar dan kamu lagi pake training abang ajak beli jagung bakar" ucap shakka tidak ingin membahas adiknya. "Apaan nanti. nantinya abang itu kaya nunggu abid cinta sama aku" "Ceilah malah baper, tadi katanya mau cinta sama abang aja... konsisten dong" fay mencibir, terus saja ia dicandai, "kita tidur rumah aku ya malam ini... kasian fatih sendiri di rumah" rayu fay sambil memegang lengan abangnya "Imbalannya?" "Abang jadi pacar pertama aku" tawar fay, berurusan dengan bang shakka memang harus selalu menawarkan sesuatu agar ia mengabulkan keinginan kita. "Kamu mau abid ngamuk?-" "-Ngamuk gimana si bang? Abid ga suka sama aku" "Makan aja yang bener ya dek..." kekeh shakka, ia memang tidak tau persis bagaimana perasaan yang dimiliki adiknya pada fay "Ayolah bang... aku udah mau kelas dua belas dan masih belum punya stok mantan" "Jadi abang dipacarin buat diputusin?" Dengus shakka "Emang ada niat serius?" "Abang kan tadi juga udah bilang... pengen nikah muda" Keduanya sama-sama kesal, jika dilihat sekilas keduanya memang cukup manis bila bersama. Kebanyakan isi percakapan mereka juga tidak pernah lari dari yang namanya cinta, jodoh dan pacar. Hal inilah yang sering membuat abid marah-marah pada shakka. Shakka dan si bungsu sama-sama manusia golongan jenius hanya saja shakka lebih luwes dan jahil karena pergaulannya dengan empat sahabatnya, sedangkan abid cenderung lebih kaku karena ia tumbuh dibawah pengawasan papa mereka secara langsung. "Ya ya ya ya ya... fatih sendiri dirumah bang, kalo emang mau nikah muda abang bisa sekalian PDKT sama calon adek ipar" "Deal.." Mereka menyudahi makan malamnya setelah itu segera menuju rumah fay. Keduanya juga meresmikan hubungan mereka sebagai pasangan kekasih secara formal. Kita memang dibuat geleng-geleng kepala dengan dua jenius itu. "Jadi kapan kamu mau putus?" Tanya shakka saat mobil mereka sudah memasuki pekarangan rumah ayah rafa. "Setidaknya saat aku lulus SMA aku udah punya minimal satu mantan" Shakka mengangguk mengerti, "Dan soal pengalaman pacaran kita ini? Kamu mau sejauh apa?" Tanya shakka lagi "Ga usah jauh-jauh, pacaran normal anak SMA aja. Dan tolong kontrol nafsu abang, aku sadar kok kalo abang ini udah dua puluh lima" "Jangan bawa-bawa umur dong..." ketus shakka dan menggenggam jemari fay menuju rumah. mereka memasuki rumah dan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan, hanya nyala lampu dan gerakan pendingin ruangan yang bisa fay dan shakka dengar. "Fatih!!! Kamu dimana??? Awas kalo kakak nemu kamu lakuin yang aneh-aneh ya" teriak fay dan meninggalkan pacarnya begitu saja. "Gitu ya sikap kakak yang baik?" Shakka heran kenapa fay selalu curiga pada adiknya. sama sekali berbeda dengannya sebagai  anak tertua. dibanding mencurigai semua gerak-gerik adiknya, shakka justru lebih memberikan ruang untuk mereka berkembang, kecuali keysha tentu saja. key harus selalu dalam pengawasannya. Fay mengabaikan shakka dan mondar mandir didepan cowoknya itu. Awalnya fay ke dapur lalu kembali ke depan shakka, lalu ke kolam renang setelahnya kembali melewati shakka dan saat cewek itu berniat ke lantai dua rumahnya shakka menghentikan fay. "Abang ngapain?" Tanya fay tajam karena pinggangnya sedang terperangkap oleh kedua tangan shakka "Ini normal kok fay.. kamu kenapa rusuh begitu? Yang kamu cari ada di kanan atas" ucap shakka. Fay melirik ke arah kanan di lantai dua dan menemukan adiinya sedang berdiri memperhatikannya dengan kedua tangan bertumpu pada tembok setinggi pinggang. "Lo apain kakak gue?" Tanya fatih datar "Ga ngapa-ngapain" ucap shakka setelah melepaskan fay. Ia menuju kamar tamu dan meninggalkan kedua kakak beradik itu dalam diam. Shakka tidak akan mengganggu keduanya karena mereka sudah cukup sulit untuk punya waktu bersama. Tinggallah fatih-fay yang saling tatap-tatapan. "Sini kamu!!!" "Kakak yang kesini" keduanya tampak kesal namun kekesalah fatihlah yang paling kentara. Fay berjalan ke arah adiknya bersiap menjewer telinganya namun berhenti melihat punggung tangan fatih. tangan adiknya itu luka, pasti karena pukul-pukulan dengan abid siang ini. Ia segera menarik fatih menuju kamarnya karena diasana fay punya P3K. 'Harus diobati karena orang itu berbisa, kakak ga mau kamu rabies' ucap fay saat fatih mengatakan kalau ini bukan apa-apa, hanya lecet sedikit. 》》》 Shakka menoleh melihat pacarnya yang tidak bergerak sama sekali padahal mereka sudah sampai di sekolah. "Eheemmmm" fay terkesiap mendengar deheman shakka dan segera sadar dimana ia berada "Abang ga ada kerjaan sih hari ini, sebenernya juga suka berdua aja sama pacar yang suci ini tapi kayaknya kamu harus masuk kelas" "Soal kita pacaran ini..." "-Kenapa? Kita putus hari ini?" "Bukan, jangan kasih tau abid ya, bang" katanya dengan nada memohon. "Kenapa? Kamu takut dia kecewa sama kamu?" "Kata kecewa pas kalo dia punya rasa sama aku bang... aku cuma ga mau dia makin benci sama aku", fay bosan dengan usapan bang shakka yang selalu menjurus pada kebohongan seolah abid memang menyukainya. kalau abid memang menyukai fay maka ia tidak akan memacari cewek sialan itu, fay tau ini lebih dari siapapun. "Dia ga benci sama kamu dek.." kekeh shakka dan mengacak-acak kembali rambut fay. Keduanya terdiam, shakka berhenti mengacak-acak rambut fay dan fay mematung melihat seseorang yang sedang melihat mereka dari depan mobil. Abid menatap tajam keduanya Tok-tok-tok. Shakka mengangguk pada fay menyuruh pacarnya untuk keluar sesuai perintah abid. "Makasih bang.." "Kalian-" "-kalian?????" Tanya shakka dengan nada yang mampu membuat nyali abid terguncang. Dengan tatapannya shakka menyuruh fay masuk dan mengabaikan adiknya. "Ada urusan apa lagi ke sekolah bid?" Tanya shakka "Aku masih siswa disini, sebaliknya... abang nginap sama dia? Abang sadar dong... kita bahkan tidak ada hubungan darah sama dia" Telinga fay pengang mendengar semua kata-kata abid yang diucapkannya pada sang abang tentang betapa ia harus dijauhi agar tidak menimbulkan masalah. Hilang sudah semangatnya untuk belajar. Meninggalkan kedua kakak adik itu fay segera mencari keberadaan fatih. Ia menemukan fatih sedang bersama teman-temannya. Sibungsu itu sedang mengemut permen tapak kaki saat fay sudah berada didekatnya. Teman-teman fatih menganga melihat fay merebut permen di mulut adiknya dan segera mengamankan ke mulutnya sendiri tak lupa mematahkan tangkai permen berwarna merah itu. Fatih yang tidak terima segera mengorek mulut sang kakak dan merebut kembali permennya sambil menatap kesal pada sang kakak, ia kesal bukan karena permen tapi karena lagi-lagi sang kakak melampiaskan amarahnya pada dirinya. masih pagi tapi si sialan abid sudah berekasi lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD