DUA

1746 Words
“Fio, apa ada jadwal hari ini?” Damian keluar dari ruangannya kemudian menuju meja sekretarisnya. Ada dua sekretaris di kantor utama. Yang jauh lebih pengalaman adalah Fiona tentunya, seusai bertanya demikian—Hana sekretaris kedua Damian membacakan rincian jadwal hari itu. “Hari ini tidak ada jadwal pertemuan, Pak. Hanya saja ada daftar kencan anda yang perlu diingatkan bahkan masuk dalam list jadwal kerja, Pak.” Hana memberitahu pria itu dengan sangat tenang. Dilihatnya Fiona mengabaikannya semenjak beberapa hari pengakuan Fiona yang mengatakan bahwa dia hamil anak Damian. “Kamu bisa ikut saya Fiona?!” nampak perempuan itu terlihat menyibukan dirinya. Fiona menoleh sejenak. “Kamu bisa temani Bapak, Hana? Aku hari ini ada kerjaan banyak banget,” kata Fiona kepada Hana tanpa peduli dengan ucapan Damian barusan. Apa Fiona marah dengan isi pesan Damian semalam mengenai dia yang meminta menggugurkan kandungan itu? Damian merasa bahwa Fiona juga pasti tidak siap menjadi seorang ibu ditengah karirnya yang sangat bagus itu. Damian juga tidak siap menjadi seorang ayah untuk kali ini. mengikuti kencan buta dengan bebagai macam perempuan di luar sana. Barangkali untuk bersenang-senang juga tanpa adanya keseriusan. “Saya maunya kamu!” Fiona saling tatap sejenak dengan Hana. Beberapa saat kemudian Fiona menarik napas panjang lalu dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Damian barusan. Fiona mengambil tasnya lalu mengikutii ke mana bosnya itu pergi. “Kita mau ke mana?” Damian hanya memimpin jalan dan ingin mengajak Fiona ke acara kencan buta tersebut. Bagaimana pun juga dia butuh kesenangan pastinya. “Apa kamu sudah putuskan? Kamu gugurkan dia?!” Fiona merasakan hatinya sangat perih. Dia memang tidak pernah mau menjadi seorang ibu untuk saat ini. tapi kebaikan Damian yang waktu itu pasti sudah membuatnya terlena. Damian yang begitu baik kepadanya. Lalu Damian juga yang sudah membuatnya menanggung semua ini. andai saja orang tuanya tahu, pasti Fiona akan dibenci bahkan diusir dari rumah oleh orang tuanya. Untuk kali ini dia tinggal di rumah yang dia beli dari hasil kerjanya selama ini. rumah yang tidak terlalu besar itu. Tapi itu adalah hasil kerjanya, maka dia menghargainya dengan sangat baik dan merawat rumah itu dengan istimewa. “Apa acaranya sangat lama?” “Tidak, mungkin hanya beberapa jam saja. Kamu juga bisa cari pasangan nanti di sana!” Semurahan itu Damian menganggapnya sampai mengatakan bahwa Fiona bisa mencari pasangan di sana. “Saya hanya mau cari teman tidur, nggak berniat cari pacar apalagi istri,” “Iya, Pak,” Damian menoleh ke arah Fiona, “Kamu sudah temukan dokternyya untuk aborsi?” Fiona benar-benar tidak siap jika harus menjadi orang tua. Ini adalah kesalahan, Damian juga tidak mau tanggungjawab karena tidak mau punya anak dalam waktu dekat ini. “Aku usahakan, aku masih cari waktu yang tepat,” “Sebelum dia besar, Fiona. Aku nggak mau kalau kamu justru nanti biarin dia tumbuh,” “Bukan cuman kamu, Damian. Aku juga ngerasain itu,” sela Fiona dengan sangat pelan. Di dalam perjalanan mereka terus berbincang mengenai janin yang ada di dalam perut Fiona. Damian yang bahkan mengatakan ingin mencari teman tidur. Berarti Fiona dianggap seperti perempuan yang lainnya juga. Walaupun dia sadari bahwa dia adalah perempuan pertama bagi Damian. Tetap saja bahwa pria itu menganggap dirinya seperti perempuan murahan yang bisa diajak tidur begitu saja. Damian berhenti dipinggir jalan, saat Fiona mengintip tempat pemberhentian itu di apotek. Tak berselang lama, Damian masuk lagi ke dalam mobilnya. “Aku pengaman buat senang-senang nanti. Aku nggak mau kejadian lagi seperti kamu. Dan itu sangat merepotkan,” Fiona tidak peduli dengan ucapan Damian barusan. “Setelah kamu gugukan, mari hidup seperti biasanya. Jangan ada lagi cuek seperti sekarang ini. kita akan menjadi atasan dan bawahan seperti biasanya. Sekalipun kamu mengandung, bukan berarti aku mau tanggungjawab sama kamu, Fiona. Nggak... aku belum siap jadi orang tua,” “Aku udah cari dokter terbaik kok,” Fiona takut jika orang tuanya tahu mengenai dia yang hamil. Awalnya dia ingin mempertahankan janinya.tapi semenjak dia memikirkan bagaimana keluarganya nanti. Mendengar ucapan Damian yang serius tidak mau bertanggungjawab membuatnya menyerah. Apalagi nanti pasti akan repot saat anaknya tumbuh besar dan justru Damian masih dengan sifat brengseknya itu. Tiba di sebuah kafe yang terletak di pusat kota dengan kencan buta yang dihadiri oleh beberapa orang yang terlihat sangat senang berada di sana. Para perempuan yang memiliki karir yang sangat cemerlang kadang membuat mereka sangat sulit memiliki waktu mencari pasangan. Damian berbeda lagi. semenjak dia ditinggal oleh Alin. Pria itu menjadi pria yang sangat b******k dan sekarang ini berniat hanya bersenang-senang di sana. Siapa yang tidak mengenalnya? Pria yang dengan karir cemerlang di usianya yang masih sangat muda. Bahkan pria itu belum berusia tiga puluh tahun tapi kesuksesannya yang tidak diragukan lagi. Seorang wanita datang menghampirinya. Wanita itu memang sudah ada janji dengannya di kencan buta ini. kencan buta yang diperuntukkan bagi orang-orang sukses tapi belum punya pasangan karena sibuk bekerja. Sampai sekarang ini Damian benci kepada Alin. Ditambah lagi dengan Fiona yang hamil. Damian tersenyum saat wanita itu datang. Wanita itu menatap Fiona dengan tatapan yang tidak suka. “Dia sekretaris aku. namanya Fiona, dia yang menjadi teman aku kemari. Jadi nggak usah khawatir!” “Oh, cuman sekretaris,” kata wanita itu. Damian mengajak Kayla untuk pindah tempat. Wanita yang mungkin merasa tidak suka dengan keberadaan Fiona. Di sana banyak pria juga yang hadir sampai membuat Damian berhadap bahwa Fiona menemukan pasangannya juga di sini. Fiona duduk sendirian di ujung ruangan itu. Damian memang sengaja mengajak Fiona agar perempuan itu menemukan pasangan hidupnya di sana nantinya. Sudah dua jam berada di sana. “Aku mau pulang,” kata Fiona menghampiri Damian. “Kenapa? Kamu nggak nyaman? Bukannya tadi kamu duduk di sana sama pria?” serang Damian dengan ucapannya yang terbilang sangat pedas itu. Dia membiarkan Fiona pulang terlebih dahulu. Sedangkan dia di sana masih bersenang-senang. “Kamu mau belanja?” tawar Damian kepada Kayla. Dengan senang hati perempuan itu mengangukkan kepalanya. “Tapi ada syaratnya,” “Syarat?” “Iya, kamu pasti tahu,” Kayla tersenyum saat mereka berada di dalam mobil sekarang ini. “Kita ke hotel setelah ini, aku bakalan ngasih kamu apa pun asal kamu mau nurutin permintaan aku,” Kayla tersenym dan menggoda Damian. “Kamu mau dipuasin?” tanya Kayla menggoda. Damian menggenggam tangan Kayla. “Ya, aku mau tubuh kamu,” Tatapan Kayla mengatakan bahwa dia setuju dengan itu. Mereka jalan-jalan keliling mall, makan malam bersama. Menghabiskan uang yang begitu banyak. Sedikitpun tidak ada rasa keberatan bagi Damian membelanjakan uangnya jika nantinya dia yang akan mendapatkan kepuasan dari wanta ini. Kayla yang dia kenal dari temannya. Sampai pada akhirnya mereka benar-benar mampir di hotel tempat di mana Damian menginginkan hal itu terjadi. Mereka masuk ke dalam hotel, Damian mendorong tubuh Kayla dengan kasar. Dia mencium bibir itu dan terus melumatnya. “Kamu perawan?” Kayla mengeleng, “Baru satu pria kok Damian,” “Siapa?” “Dulu waktu SMA, sekitar empat tahun yang lalu,” kata Kayla. Tapi Damian tidak peduli. Yang dia inginkan adalah kepuasan. Lagipula dia menghabiskan begitu banyak uang untuk Kayla. Dia mencecap area sensitif Kayla, mulai dari bibir, telinga, leher sampai d**a Kayla dia lahap dengan sangat brutal. Damian membiarkan Kayla dengan posisi tengkurap saat wanita itu sudah dalam keadaan yang sangat merangsang. Damian mengambil pengamannya di saku celana saat Kayla mendesah tadi. Damian membalikkan tubuh Kayla dan memainkan tangannya di dalam kewanitaan Kayla sampai Kayla mendesah sangat hebat. Cairan Kayla sudah keluar sangat banyak saat dia memainkannya dengan memasukkan jemarinya. Kali ini posisi Kayla membelakanginya dan dengan aba-aba yang diberikan dengan satu hentakan saja sudah menyatukan mereka dengan sempurna. Milik Damian terasa sangat penuh di dalam sana. Saat dia bergerak, desahan Kayla semakin terdengar. “Kamu harus memuaskanku setiap hari sayang,” kata Damian yang terus memaju mundurkan miliknya dan penyatuan mereka yang terasa sangat sempurna. Semudah ini dia mendapatkan perempuan. Alin meninggalkannya begitu saja dulu. Dia akan membuat Alin menyesal seumur hidupnya karena telah meninggalkan Damian. Ia membalikkan tubuh Kayla dan menyatukan miliknya lagi. saat dia melihat Kayla mengerang kenikmatan. Damian menghisap d**a Kayla sampai terdengar erangan yang lebih menggairahkan lagi. “Akh, aku keluar Kayla,” kata Damian yang terus memompa irama bercinta mereka kali ini. Sedangkan Kayla sudah benar-benar lemas karena percintaan itu. “Aaaah, akh Damian,” kata Kayla yang menjmbak rambut Damian saat menghisap d**a wanita itu. Pelepasan Damian pun selesai. Dia membuka pengamannya lalu pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia kembali lagi ke kamar. Melihat Kayla yang tidur menutupi dadanya lalu dia menghampiri wanita itu. “Kamu nikmat sayang,” puji Damian. Kayla hanya tersenyum tipis. “Kamu mau tiap hari?” Damian tertawa. “Tentu saja. Dan, besok kita beli mobi. Agar kamu bisa cari akuu di manapun aku ingin menikmati tubuhmu,” “Ah, kamu serius?” “Tentu saja, aku belikan kamu mobil seri terbaru. Mau harga ratusan juta atau milyaran aku belikan. Tapi kamu harus ingat, aku bukan orang yang bisa memaafkan saat kamu berkhianat,” “Aku tahu. Kamu kecewa sama Alin,” jawab Kayla dengan senyumannya. “Kamu kenal dia dari mana?” “Dia satu naungan denganku. Tapi Alin ke luar negeri. Aku nolak karena aku tahu fotografernya sudah pernah tidur dengan Alin. Maka dari itu aku nggak mau kalau ikut dia ke luar negeri. Fotografernya pernah nawarin aku. dia juga pernah nawar aku, tapi aku nggak mau,” Damian menggertakkan giginya. “Alin pernah tidur dengan pria itu?” “Iya, kamu nggak tahu kalau Alin pernah aborsi?” Damian tidak habis pikir dengan mantan kekasihnya yang sudah dia jaga dengan baik tapi justru melakkal hal yang sangat bodoh. “Dia pernah aborsi karena fotografernya sudah punya anak dan istri,” “Alin selingkuh?” “Bukan cuman sama fotografernya. Yang pertama nyentuh dia itu adalah pemilik dari hotel tempat kita bercinta sekarang ini. Namanya Jeff, karir Alin sempat padam karena dia punya skandal dengan Jeff. Tapi fotografernya menyelamatkan dengan cara mengajak Alin bergabung lagi kemudian jadi pemuas nafsu Leo, fotogragernya sendiri,” Yang Damian tahu bahwa Alin ke luar negeri untuk kuliah. Dia punya segalanya jika Alin mau. Tapi Alin mengejar karir sampai menghancurkan hidupnay sendiri. “Jeff itu adalah orang yang paling disegani. Tapi buruknya ya itu, dia tiduri Alin, dan beberapa yang lainnya. Rata-rata perawan semua. Setelah itu dibuang oleh Jeff,” “Kamu kenal Jeff kok sampai jauh banget?” “Karena dia pembunuh kakakku. Kakakku bunuh diri karena hamil anaknya Jeff, tapi Jeff tidak mau tanggungjawab. Kasusnya bukan suka sama suka. Tapi Jeff menguasai kakakku dengan cara dia akan menyebarkan video mereka berdua saat bercinta dulu. Sampai pada akhirnya kakakku stess dan bunuh diri,” “Kamu yakin dengan itu?” “Ya, aku masuk ke dunia model dan itu milik Jeff. Karena aku ingin menghancurkan dia,” Damian sempat berpikir bahwa dia ingin menghancurkan Alin juga. “Kita bisa menjadi partner untuk hal ini, Kayla. Kamu hancurkan Jeff, tentu aku akan membantumu. Kemudian aku akan menghancurkan Alin dengan cara tetap jadi kekasihmu, setuju?” Kayla tersenyum. “Dengan senang hati, sayang,” jawab Kayla memeluk Damian yang tidak menggunakan apa-apa tapi menutupi bagian bawahnya saja dengan selimut. “Nanti kita bercinta lagi sayang,” kata Damian mengelus puncak kepala Kayla. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD