"Kamu tega sekali, tidur duluan. Padahal saya masih mau romantis-romantisan."
"Saya enggak mau ditinggal tidur lagi, Dhara."
"Pokoknya setiap malam, enggak boleh ada yang tidur duluan. Kecuali izin dulu."
"Dengar tidak, Dhara?" ucap Mas Aarav bertubi-tubi.
Aku yang sedang makan menu sarapanku mendadak terhenti lalu memandangnya. "Iya, Mas. Ini lagi makan, masa menjawab." Dia keluar dari kamar ini dan masuk ke kamar mandi. Mungkin juga ingin membersihkan dirinya dan bersiap-siap untuk kepulangan kami. Pasalnya aku hanya meminta semalam saja di hotel karena aku udah enggak sabar tidur di rumah baru.
Sekeluarnya dia dari kamar mandi dan sampai kami sudah berada di mobil menuju jalan pulang, pria itu hanya diam saja. Ya memang dasarnya dia pendiam dan tidak banyak bicara sih, cuma diamnya kali ini berbeda, lebih menakutkan dari pada biasanya.
"Kenapa sih, Mas?" tanyaku membuka topik pembicaraan. Enggak enak kalau diam-diaman begini. Dia hanya melirikku sekilas lalu menggeleng. Jual mahal sekali aku cuma direspon begitu.
Sesampainya di rumah, kami berbincang-bincang singkat dengan Ibu dan juga adik-adikku. "Aku dan Mas Aarav mau ke kamar dulu ya, Bu? Mau istirahat," ucapku meminta izin.
"Iya, kalian istirahat aja. Pasti masih lelah karena acara kemarin." Aku dan Mas Aarav mengangguk lantas kami berjalan menuju kamar.
Aku masuk duluan dan Mas Aarav di belakangku. Dia menutup pintu lalu dengan wajah yang masih menyeramkan dia menjatuhkan tubuhnya di ranjang lalu memejamkan matanya. Aku mendekat ke arahnya, duduk di sebelah sisi ranjang.
"Kenapa sih, diam terus," ucapku yang langsung direspons dengan lirikan matanya yang tajam, "aku dari tadi ngomong didiemin terus."
"Kamu juga semalam diam kan saya. Saya udah berbicara panjang-panjang, enggak tahunya kamu tidur," jawabannya.
"Oh, jadi Mas marah gara-gara masalah semalam?"
"Kamu pikir aja sendiri." Dia mengubah posisi tidurnya jadi membelakangiku.
Aku berjalan memutari ranjang lalu kembali duduk tepat di hadapannya. "Marah ya? Maaf ya, Mas. Aku enggak akan begitu lagi," tanganku bergerak mengelus pipinya dengan lembut, "jangan marah ya? Masa pengantin baru udah bertengkar."
Matanya kembali terbuka lalu menatapku dengan tatapan tajamnya, seperti biasanya. "Ya habisnya kamu. Suami ditinggal tidur saat malam pertama. Padahal saat dipelaminan kemarin saya sudah membayangkan malam pertama kita."
Aku mengerutkan kening. "Emang Mas ngebayangin apa?" tanyaku penasaran.
Dengan satu gerakan, dia menarik tanganku sehingga aku jatuh tepat di pelukannya. Dia mengunci tanganku lalu memberi kecupan di seluruh bagian wajahku. "Mas apa sih," teriakku tidak nyaman.
Beberapa detik kemudian Mas Aarav berhenti lalu netra matanya menatapku lekat. "Jangan bikin aku teriak-teriak dong. Nanti kedengaran Ibu, enggak enak."
"Enggak akan kedengaran. Saya sudah tanya saat membeli unit rumah ini, temboknya kedap suara. Saya sudah memikirkan itu, Dhara. Apalagi kita pengantin baru."
Dasar ya pria ini. Sudah memikirkan hal sejauh itu.
Aku hanya diam saja sampai akhirnya Mas Aarav mendekatkan bibirnya ke telingaku. "Ayo, Dhara," ucapnya berbisik.
Aku mendelik sambil menjauhkan tubuhku darinya. "Ayo ngapain?" Dia tidak menjawab, tetapi memilih bertindak.
Dan setelah itu, hanya kami berdua yang tahu. Bukan untuk konsumsi publik. Maaf ya.
Cerita ini sudah tersedia versi lengkap, untuk kalian yang mau baca duluan, dapat diakses di k********a.
Di k********a kalian bisa mendapatkan
1. Ebook Lengkap (59 part)
2. Bagian Tambahan Ekslusif di karyakarsa
Sudut Pandang Aarav (10 part)
Sudut Pandang Dhara (3 part)
Sudut Pandang Fajar (1 Part)
Sudut Pandang Penulis (3 Part)
Hanya dengan Rp44.000 kalian bisa akses semua partnya.
Cara belinya:
1. Masuk ke aplikasi k********a bisa melalui web atau aplikasi.
2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ Mr. Scary and Our Journey _ TheDarkNight_)
4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.
Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, s****e Pay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.
5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).
6. Kembali ke laman k********a dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".