‘Tentukan pilihanmu.’
Kata-kata itu terus saja terngiang, membuat Barbara merasa begitu terpukul. Ia jelas tak bisa memilih apa pun dalam hal yang William ajukan padanya, ia menjadi begitu ketakutan sampai air matanya tak berhenti menetes sejak beberapa jam yang lalu.
Bahkan ... pada saat William membawanya pergi dari rumah sakit, ia tidak memerhatikan jalan dan hanya bisa menangis dengan kepala tertunduk lemas.
Wanita itu memukul dadanya, di dalam sana terasa sakit sekali. Hatinya ... jiwanya ... semuanya terguncang begitu saja.
Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Kepada siapa ia harus mengadu akan nasibnya yang begitu buruk nan malang.
Dia juga tidak bisa pergi ke mana pun, William mengurungnya, memberikan pengawasan ketat di sekitarnya. Pria itu merantai kakinya, dan membawa kunc
