4

1908 Words
Hari ini Kayla kembali bekerja sebagai badut Rillakuma. Namun berbeda dari sebelumnya, untuk hari ini entah akan berlangsung untuk seterusnya, ia tak pernah punya semangat lagi. Berkat ancaman seorang Andreas yang membuatnya muak. Ia menyesal sudah masuk ke dalam ruangan s****n itu. Kenapa harus dia yang mengantarkan minuman saat itu? Alhasil sekarang Kayla harus terjebak bersama seorang pria m***m yang sialnya kaya raya. Pria yang mempunyai rumah produksi yang sudah mengorbitkan artis-artis terkenal. Andreas sungguh menyita perhatiaanya. Bahkan sampai hari ini, perkataan Andreas semalam sudah membuat dunianya berantakan. Flashback On "Ini surat yang harus kau tanda-tangani. Mau tak mau, suka tidak suka kau harus tetap jadi modelku. Karena kontrak kerjamu dengan Boss mu dulu belum selesai dan dipindahkan padaku." seketika mendengar penjelasan tersebut, Kayla langsung mengumpat kasar. Tak segan ia juga menyumpahi boss nya yang sebelumnya. "Untuk pekerjaanmu sebagai badut, silahkan kau lakukan. Tapi jika panggilam dariku kau abaikan, terima ganjarannya." sambung Andreas. Kayla hanya diam mendengarkan ucapan panjang lebar yang Andreas katakan. Flashback OFF. Haaaah! Lagi-lagi hanya helaan nafas yang bisa Kayla keluarkan dari mulutnya. Entah sudah berapa kali sedari tadi nafas kasarnya keluar, mungkin tak bisa dihitung saking banyaknya. Menyesal? Jangan ditanya lagi. Tentu saja ia menyesal. Tapi bisa apa ia sekarang? Hanya tinggal menunggu waktu untuk masuk ke dunia gelapnya seorang Andreas. Tak mau semakin larut, Kayla pun kembali memakai kepala badut yang tadi ia lepas dari kepalanya dan berjalan menuju tepian trotoar tempat orang banyak berlalu lalang. Namun saat ia tengah asik membagikan brosur, Kayla dikejutkan dengan sebuah tepukan di pundaknya dari arah belakang. Untuk sesaat Kayla tampak kesal, namun untuk saat berikutnya ia terkejut bukan main. Nyata dan sangat nyata, ia melihat Andreas ada di depannya. Pria itu masih menggunakan jas kerjanya. s**l. Mau apa pria ini ke sini?- rutuk Kayla. “Kau sedang sibuk?”  tanya Andreas dengan senyum merekahnya pada si badut. Kayla masih sibuk dengan keterkejutannya. Jadilah tak ada respon dari dirinya yang tengah menggunakan kostum badut. Andreas yang sadar dengan situasi, segera melanjutkan ucapannya. “Kau tak ingat aku? Aku pria yang kau berikan brosur di sana! Kau lupa?” Kayla mencoba memikirkan kembali apa yang Andreas katakan. Dan lagi-lagi ia dibuat terkejut. Jadi pria yang disana itu Andreas? Pantas saja saat melihatnya di bar. Wajah pria ini tak begitu asing. Mau apa dia kesini? “Kau masih belum mengingatku?” tanya Andreas dengan wajah sedikit sedih. Namun sedetik kemudian, pria itu kembali tersenyum. “Ya sudah tak apa kalau kau tak mengingatku. Aku hanya ingin meminta maaf. Karena dulu saat pertama bertemu, aku sempat membentakmu karena kau yang mengganggu tidurku.” Lanjut Andreas panjang lebar. Kayla yang mendengar dengan jelas hanya bisa mengangguk. Tak mungkin ia bersuara. Bisa jadi Andreas mengenal jenis suaranya. “Apa sekarang kau sibuk?” Lagi-lagi Kayla mengangguk namun setelahnya ia menggeleng lalu mengangguk lagi dan dilanjutkan dengan memegang kepalanya sendiri seolah ia sedang pusing. Membuat Andreas tertawa geli. Namun berbeda dengan Andreas yang tertawa, beda lagi dengan Kayla. Tawa Andreas yang ia lihat tadi, membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. darahnya berdesir serta hatinya yang tak karuan. Sungguh menawan. Tawa Andreas sungguh menawan dan ini pertama kalinya ia lihat pria arogan ini tertawa seperti itu. Tanpa sadar Kayla memegang tangan Andreas melalui perantara kostum badutnya. Ia ingin melihat tawa itu lagi. “Kenapa?” tanya Andreas kebingungan. Kayla menggeleng. Dengan cepat ia menggerakkan tangannya membentuk senyum di wajah lalu membuat emoticon ‘Bagus’ dengan jempolnya. “Kau suka aku tersenyum?” tebak Andreas. Kayla mengangguk mengiyakan. Bahkan saking antusiasnya ia mengangguk, kepala badutnya nyaris terjatuh. Untung  ia cepat sadar dan segera menahannya. Lagi-lagi Andreas tertawa melihat tingkah lucu Kayla membuat Kayla kembali terpana. Ya Tuhan. Ganteng banget sih ini boss satu. Pengen punya suami begini. Biar sehat terus ini mata—ucap Kayla membatin. “Oya, Perkenalkan namaku Andreas. Kau bisa memanggilku Andre.” Ucap Andreas sambil menyodorkan tangannya pada Kayla. Dengan senang hati diterima oleh gadis itu. “Kalau namamu siapa?” Kayla terdiam sejenak, namun hanya sebentar. Karena setelahnya, ia melepaskan tas sandang kecil yang ia pakai tadi lalu mengeluarkan sebuah memo kecil di dalam sana beserta sebuah pena. Kayla menuliskan sesuatu di kertas itu lalu menyerahkannya pada Andreas. “Rilla? Namamu Rilla?” Kayla menggeleng. “Lalu?” Kayla lagi-lagi menulis sesuatu di memo itu lalu kembali menyerahkannya pada Andreas. “Karena kau badut Rillakuma?” tebak Andreas. Kayla mengangguk. “Jadi karena itu aku harus memanggilmu Rilla?” Kayla lagi-lagi mengangguk. “Baiklah kalau kau tak mau memberitahukan padaku nama aslimu. Tak apa. Salam Kenal Rilla.!” Seru Andreas dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Kecanggungan kembali terjadi. Bukan karena Andreas, tapi karena Kayla yang diam tak bergerak. “Rilla?” panggil Andreas. Kayla seketika langsung melirik ke samping. “Apa aku boleh bertanya?” Kayla mengangguk. “Kau laki-laki atau perempuan? Umurmu berapa?” Kayla terkejut mendengar pertanyaan Andreas. Ada maksud apa boss barunya ini menanyakan hal tersebut? Ingin mencari jodoh kah? Atau cari model lagi? Uwaaah, dirinya saja belum masuk kerja. Ini boss sudah mau cari yang baru?. “Rilla?” Kayla mengarahkan kedua telapak tangannya pada wajahnya seolah ia tengah malu. “Hahahah. Tak apa jika kau tak mau memberi tahu.” Kayla dengan cepat langsung melakukan gerakan geleng-geleng dengan tangan yang juga ikut bergerak seperti menolak sesuatu. Kayla segera membuka sarung tangannya, lalu memegang tangan Andreas cepat. hanya dengan cara ini Kayla bisa menjelaskan pada Andreas kalau dia adalah perempuan. “Kau perempuan. Tanganmu cantik.” Ucap Andreas memuji. Dengan satu tangannya yang bebas, Kayla langsung mengarahkan tangan satunya itu ke arah mulutnya menandakan ia malu. Melihat jemari Kayla yang kecil dan mulus, Andreas segera mengurungkan niatnya untuk menanyakan berapa umur gadis itu. Paling tidak ia bisa menebak kalau umur ‘Rilla’ lebih muda darinya. Kayla menarik tangannya cepat dari Andreas saat dari kejauhan gadis itu melihat boss botak dan buncitnya berjalan ke arahnya. Ia menulis dengan cepat di secarik kertas pada Andreas kalau bossnya datang dan ia harus kembali bekerja. Kayla meninggalkan Andreas sendirian dan ia kembali melanjutkan tugasnya membagikan brosur makanan yang ada di seberang jalan. Asik membagikan brosur, Kayla merasa ada yang merebut brosur itu darinya. “Aku bantu. Kau bagikan setengah aku setengah.” Andreas. Lagi-lagi pria itu yang berbicara. Dan apa tadi? Membantu menyebarkan brosur? Apa ini bisa dipercaya? Andreas si pria arogan, sombong dan m***m mau membantunya membagikan brosur di jalanan yang terik matahari ini? Mustahil. Namun ini nyata. Kayla bisa melihatnya sendiri saat Andreas sedang menyerahkan satu persatu lembaran brosur pada pejalan kaki. Dan entah kenapa orang-orang mengambilnya begitu saja, apalagi jika yang menerima adalah perempuan muda. Cih! Sok cantik banget sih kalian. Cantikan gue kemana-mana. Buktinya itu pria jadiin gue modelnya.—gerutu Kayla dalam hatinya. Dengan sedikit mencak sana mencak sini, Kayla kembali melanjutkan pekerjaannya yaitu membagikan setengah brosur yang tadi diparo dua oleh Andreas. *****   Kayla baru saja selesai mandi menyegarkan badannya setelah setengah hari membagikan brosur. Ada yang berbeda lagi dengan Kayla saat ini. Kali ini senyum manisnya. Senyum manis yang tak lepas dari bibirnya. Bagaimana tidak? Sejak insiden pertemuan kedua kalinya dengan Andreas tadi siang, bahkan pria itu sampai membantunya membagikan brosur, Kayla dibuat kesemsem sendiri dan mengahayal kesana-kemari. Namun ada satu penyesalan yang ia rasakan bahkan sampai setelah ia sampai dirumah. Yaitu ia terpaksa menolak ajakan Andreas untuk makan malam karena takut identitasnya ketahuan. Ia bisa apa, bahkan tawaran Andreas yang ingin mengantarnya pulang lagi-lagi harus ia tolak. Alhasil dari tempat kerja ia berpisah dengan Andreas sampai saat ini ia hanya bisa meratapi nasib. Sibuk dengan pikirannya sendiri, Kayla dikejutkan dengan suara telpon yang berdering dari ponsel pintarnya. Dengan cepat ia menjangkau ponsel yang tadi ia letakkan di atas sofa ruang TV. Kayla terkejut karena nama Andreas yang tertulis disana. “Andreas? Ngapain nelpon malam begini.?” Tanya Kayla bermonolog sendiri. “Ha—“ “Ke Kantor sekarang. Ada pemotretan. Cepat tak pakai lama.” Tuut! Tuut! Tuut! Belum juga Kayla menyelesaikan sapaannya, suara Andreas langsung meluncur begitu saja tanpa koma dan langsung menggunakan titik. “Apa-apaan pria ini?” ucap Kayla sedikit berteriak. Kayla kembali ingin berteriak saat lagi-lagi ponselnya berdering namun bukan panggilan melainkan pesan masuk dan pengirim pesan itu lagi-lagi seorang Andreas. Kalian tahu? Isi pesannya kembali membuat Kayla naik darah bahkan jika tak mengingat apartemen ini tak kedap suara, mungkin ia sudah berteriak memaki, mencela, menghina pria bernama Andreas tersebut. “Apa? Cepat!? Uwaaah, dasar Pria sialaaaan.!” Teriak Kayla tertahan. Dengan kepala nyaris berasap, Kayla berjalan menuju kamarnya dan segera berganti pakaian. Tanpa makan malam, Kayla keluar dari apartemennya menuju tempat yang Andreas maksud tadi. *****   Kayla baru saja sampai dan menginjakkan kaki di lobi kantor. Ingin rasanya ia menjambak rambut Andreas. Padahal tadi siang baru saja mereka saling tertawa satu sama lain. Walaupun hanya Andreas yang banyak tertawa sih karena Kayla hanya diam saja. “Mana Pak Andreas?” tanya Kayla pada Silvi sang resepsionis yang ia kenal beberapa hari yang lalu. “Pak Andreas ada di ruangannya.” Jawab Silvi lembut. Tanpa mengatakan apa-apa, Kayla segera berjalan menuju lift khusus atasan dan naik ke lantai dimana Andreas berada. Lift berdenting menunjukkan kalau Kayla telah sampai di lantai yang di tuju. Dengan kesal dan penuh amarah, Kayla berjalan menuju ruangan Andreas dan tanpa permisi langsung membuka pintu tersebut dengan kasar. Kayla membelalakkan matanya saat ia melihat perbuatan tak senonoh yang tengah pria itu lakukan dengan seorang wanita yang sudah sangat berantakan. Bahkan Andreas sedang memaju-mundurkan miliknya tadi saat Kayla menyerobot masuk tanpa permisi. “Kau!!?” bentak Andreas garang. Merasa kegiatannya terganggu, Andreas langsung melepaskan penyatuannya dengan si wanita dan dengan cepat merapikan celana yang sempat ia turunkan setengah. Sedangkan si wanita segera menurunkan rok yang ia pakai dan mencari dimana keberadaan celana dalamnya yang tadi mungkin dilempar Andreas ke sembarang arah. “Mau apa kau kesini?” teriak Andreas kesal. “Mau apa? Kau yang memintaku kesini? Tapi malah s*x menjijikkan yang aku lihat. Sialan.!” Ucap Kayla yang diakhiri dengan u*****n. Andreas menatap Kayla geram. Bahkan rahangnya sampai mengeras tegang. “Kau keluarlah.!” Perintah Andreas pada wanita yang tadi ia masuki. Dengan patuh wanita itu keluar dari ruangan Andreas menyisakan pria itu dengan Kayla yang masih diluputi amarah. Sepeninggalan sang wanita, Andreas berjalan mendekati Kayla yang langsung membuat gadis itu mundur. Namun Andreas terus saja mendekat maju sampai tubuh Kayla tertahan oleh sebuah kursi yang membuatnya terjaduh dan terduduk di sofa ruang kerja Andreas. Andreas semakin menurunkan tubuhnya guna menjangkau akses terdekat untuk berbicara dengan Kayla. “Apa kau bilang? s*x menjijikkan? Jangan munafik Kayla.” Ledek Andreas dengan tatapan jijik pada gadis itu. “Memang mejijikkan. Sangat menjijikkan.” Jawab Kayla kembali. “Hahahaha!” Tawa Keras Andreas keluar. “Kau lupa siapa yang ketagihan mempermainkan kejantananku? Menghisapnya sampai di sini menempel s****a pun ia tak sadar.” Ucap Andreas dingin sambil mengusap sudut bibir Kayla yang dulu ditempeli s****a darinya. Kayla seketika menatap tajam Andreas seolah ia ingin menelan pria itu hidup-hidup. “Apa kau ingin coba? Tentang seberapa menjijikkannya s*x yang kau maksud? Atau kau sebenarnya ingin mencoba seberapa nikmatnya kejantananku memompa lubang sempitmu?” “b******k! Kau pria simmhhh—“ Ucapan Kayla terhenti saat bibir Andreas tanpa permisinya melumat bibirnya kasar bahkan sampai menggigit bibir bawah Kayla membuat gadis itu mengaduh yang langsung dijadikan Andreas kesempatan untuk bermain dengan lidah gadis tersebut. Kayla memukul d**a Andreas kuat. Namun bukannya menghindar, Andreas justru semakin memperdalam ciumannya sampai Kayla terbuai dan ciuman tersebut berubah menjadi ciuman lembut yang memabukkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD