Akhir

1206 Words

Pemuda itu memaku dengan kedua tangan mengepal erat. Pandangannya terkunci pada beku tanah di hadapannya, juga nisan yang berdiri tanpa goyah. Mengeja nama di sana membuat ngilu yang coba ia redam kembali menyeruak. Nama yang pernah menjadi alasan untuknya mengenal perjuangan. Nama yang pernah membuatnya hancur menjadi kepingan. Nama ... yang sekali lagi menjatuhkannya ke dasar dari sebuah kesakitan. "Maaf ... gue belum bisa kasih apa yang seharusnya gue kasih ke lo. Maaf ... belum bisa bahagiain lo. Maaf, karena selama lima tahun ini, gue belum bener-bener nepatin janji gue buat bahagia." Pemuda itu menarik napas panjang kemudian memejam. Getar hebat dalam penggalan kalimatnya cukup menunjukkan adanya siksa yang coba ia tahan. Sudah lima tahun, tapi luka akan kehilangan itu masih begitu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD