HARIS membolak-balik dokumen. Perhalaman dibacanya dengan sepintas saja. Sesekali bibirnya tersengih sinis. “Thanks dengan semua informasi ini. Nah, ini bayaran mu.” Chek di letakkan di atas meja. Pria dengan pakaian serba hitam itu sudah tersenyum lebar menerimanya. “Terima kasih, Tuan. Kalau Tuan masih memerlukan hal lain untuk di selidiki, just call me.” Haris mengangguk, lalu tiba-tiba dia teringat sesuatu. “Oh, iya. Saya langsung beri kamu tugas saja sekarang. Saya ingin kamu menyelidiki perihal ini. Cari tahu semuanya. Termasuk proyek kerja sama perusahaannya. Kebetulan sekarang dia berada di London.” Amplop coklat di berikan pada lelaki itu. Pria itu meraih amplop yang di berikan Haris. Dia tersenyum, setelah mengintip isinya. Pria dalam foto itu, dia mengenalnya. Benu! “O

