Chris sudah kehilangan akal sehatnya. Dia mengatakan teman tapi semakin dekat dengan Dania semakin besar rasa di dalam dadanya ingin memiliki Dania. Dan malam ini, Chris ingin menyatakan kalau dia tidak ingin sekedar teman tapi lebih dari teman. Chris naik keranjang dan mendekati Dania. Aroma vanila menusuk hidungnya. "Wangi," gumam Chris pelan. Jantung Chris berdetak kencang saat dirinya makin mendekati Dania. "Ehm, jangan dekat. Duduk sana." Chris tersenyum kecil mendengar igauan dari Dania. "Lucu dan manis," ucap Chris pelan. Dania yang mendengar ada suara pria di kamarnya terkejut. Dania memiliki kepekaan yang tajam bagaimana pun dia tidur lelap tetap kupingnya mendengar apapun yang terjadi. Mata Dania terbuka dan melihat Chris di depan matanya. "Ma-mau apa?" tanya Dania.

