Chapter Terapi

1064 Words

Menyesap sedikit demi sedikit air berwarna putih beraroma buah dalam gelas di genggamanku. Menatap indahnya langit malam bertabur bintang dari teras bangunan ini. Kerongkonganku kering karena terus berteriak dan emosiku lepas tak terhingga karena ulah pria itu. Aku pikir dia akan berbuat kasar padaku. Itu membuatku tegang, ketakutan, dan pasrah. Dia tidak seperti yang aku pikirkan untuk berapa menit yang lalu namun tetap saja dia bukan pria yang baik. "Iya, papah masih ada urusan sampai jam 2 pagi, mamah tidur duluan saja ya. I love you, bye, good night, emmuachh, sayang kamu selalu." Aku tidak bisa membayangkan, sakit hati seorang wanita yang tahu bahwa suaminya mengurung seorang wanita muda di tempatnya. Bahkan lebih dari itu, dia pasti sudah merasakan ciuman bibir dengan banyak wan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD