2

1505 Words
Hari ini MOS sudah hampir berlalu. Tinggal beberapa kegiatan yang harus mereka lakukan dan setelah itu mereka bisa pulang ke rumah mereka. Kegiatan yang saat ini mereka lakukan adalah keliling sekolah. Disini Gara sangat lega karena kelompoknya tidak sama dengan kelompok Giselle. Gara dan kelompoknya berada di ruang basket saat ini. Mereka memiliki waktu sekitar dua puluh menit disana. Memang sangat lama, karena kegiatan keliling sekolah ini hanya dua ruangan untuk setiap kelompok disetiap harinya. Maka dari itu mereka punya banyak waktu untuk berada di ruangan tersebut. "Woy basket yuk? Masih banyak waktu nih!" seru Aksa ke mereka. Dan mereka semua pun mengiyakan Aksa. Saat ini mereka membuat kelompok bersama. Setelah sudah tercipta kelompok mereka pun mulai main saat ini. Para cewek pun melihat mereka dari bangku penonton, begitu juga dengan dua kakak kelas yang menemani mereka untuk pergi berkeliling hari ini. Aksa bermain cukup bagus saat ini. Sedari tadi dirinya tampak meliak liuk membawa bolanya itu dan memasukkannya ke dalam ring. Semua mata terpana melihat kebolehan yang diperlihatkan oleh Aksa saat ini. Namun saat mereka berganti melihat ke arah Gara, ternyata tak kalah jauh dari Aksa. Gara pun juga memiliki permianan yang sangat bagus. Bahkan lebih bagus dari itu. "Boleh juga tuh Lo bawa ke basket yang dua anak paling aktif tadi. Yang satunya gua tau namanya karena target SDFL, yang satunya kayaknya temennya sih. Mereka bagus banget gila." ujar Reisa yang merupakan kakak kelas berbicara dengan Angga, kakak kelas disampingnya yang merupakan Kapten Basket SMA 25. Angga pun tampak mengangguk dengan Reisa karena dia pun setuju dengan apa yang dikatakan oleh Reisa kepadanya tersebut. "Besok deh gua coba. Semoga dia minat, sayang banget kalo bakat kayak gitu ga mereka kembangkan." ujar Angga menjawab Reisa tersebut. Sementara teman-teman yang lain masih tidak percaya karena mereka tidak menyangka bahwa Gara akan sepandai ini bermain basket. Mereka langsung seribu kali lebih jatuh cinta kepada Gara. Bahkan saat ini mereka tak pernah lepas memandang ke arah Gara yang terlihat lebih tampan saat ini. Dua puluh menit mereka pun sudah habis, saat ini mereka harus segera meninggalkan Lapangan Basket Indoor karena mereka akan bergantian dengan kelompok lain. Tampak terlihat teman-teman Gara tak rela jika mereka harus menyudahi permainan itu. Karena mereka senang ketika melihat Gara tampak fokus dengan bola yang ada ditangannya itu. Namun ya mau bagaimana lagi, semuanya sudah diatur dan mereka harus pergi. Para cewek saat ini berada di depan dan mereka juga sembari menggosipkan Gara yang sangat perfect menurut mereka pada saat ini. "Gila banget ga sih, Gara itu sempurna banget ga ada celah deh. Beuh tadi pas dia main basket gila deh damagenya." ujar cewek yang pertama. "Bener banget. Gua bersyukur banget sumpah bisa satu kelompok sama Gara dan bisa ngeliat Gara yang main basket itu. Duhh meleleh." ujar yang lain. Sementara mereka saat ini juga berpapasan dengan kelompok lainnya yang mana itu merupakan kelompok Giselle. Di jalan, Giselle tentu mendengar kan perkataan cewek-cewek tadi yang memuji Gara. Ya, Giselle akui jika sedang bermain basket Gara akaj terlihat seratus kali lebih tampan. Namun saat ini Giselle tidak suka, ia cemburu karena Gara memamerkan skillnya di depan mereka semua. Ia tidak suka ketika cewek lain memuji Gara nya. Saat ini Giselle berpapasan dengan Gara yang masih terlihat cool dengan keringat yang menetes dari wajahnya. Giselle rasanya ingin mengusap keringat itu karena pasti akan lebih banyak cewek lain yang terpukau pada Gara. Namun lagi-lagi Gara pasti tidak suka jika Giselle melakukan hal itu. Mengingat Gara dan Giselle yang saat ini sudah tidak memiliki hubungan lagi. "Sell, udah fokus ke depan aja Sell." ujar Hanna pada saat ini tersebut. Mereka pun saat ini pergi ke ruang basket. Ya bisa di bilang kelompok Gara dan Giselle saat ini hanya berganti tempat saja atau bertukar tempat. Karena saat ini kelompok Gara peegi ke lapangan futsal yang tadi didatangi oleh kelompok Giselle. Giselle pun berpikiran pasti nanti Gara juga akan bermain futsal disana. Dan skill bermain futsal Gara tidak kalah epic dengan skill bermain basketnya. Dan Giselle yakin akan banyak cewek lebih terpana. Rasanya Giselle ingin pindah kelompok saja ke kelompok Gara. Meskipun ia melihat banyak cewek yang terpana kepada Gara, tapi ia juga bisa ikut mereka terpana. Tidak seperti saat ini ia hanya bisa membayangkan saja tanpa bisa tahu bagaimana yang sebenarnya terjadi di sana saat ini. Namun akhirnya Giselle menemukan ide untuk melihat Gara pada saat ini. "Hann, temenin gua yuk. Gua mau ke toilet." ujar Giselle ke Hanna karena saat ini Nara masih mengobrol dengan teman yang lainnya. Hanna pun mengangguk. Saat ini mereka berdua sedang pergi ke kakak kelas mereka untuk berpamitan. Mereka pun mengijinkan asal jangan lama-lama. Giselle dengan senang keluar dari sana dan saat ini ia bersama dengan Hanna melewati lapangan futsal tadi. Disana lah Giselle berhenti jalan. "Lah Sell? Kok berhenti disini? Lo katanya tadi mau ke toilet? Ga jadi atau gimana deh?" tanya Hanna kepada Giselle tapi diabaikan oleh Giselle karena saat ini Giselle terfokus melihat permainan futsal yang ada di dalam lapangan. Akhirnya Hanna pun ikut melihatnya karena ia cukup penasaran dengan apa yang ada di dalam. Dan ia pun tampak mengerti kenapa Giselle ingin pergi ke toilet. Sebenarnya itu hanya lah alasan dari Giselle saja karena sebenarnya Giselle ingin melihat Gara yang saat ini sedang menendang bola tersebut. "Ya elah, gua kira Lo beneran mau ke toilet. Cepet weh jangan lama-lama. Nanti Kak Tesa sama Kak Ali curiga sama kita weh. Udah deh mending balik yuk Sell. Lo bikin gua deg-degan sumpah. Gua ga mau di hukum." ujar Hanna. "Bentar lagi Hann, dua menit lagi deh." ujar Giselle meminta ke Hanna. Saat ini terlihat Gara baru saja mengegolkan bola ke gawang yang membuat penonton pun menjerit kesenangan. Giselle cemburu karena mereka semua pasti akan lebih menyukai Gara karena Gara yang bisa apa saja. Ia pun akhirnya pergi meninggalkan lapangan futsal untuk kembali ke lapangan basket. Sesampainya di lapangan basket Giselle tampak murung. Sementara itu saat ini di lapangan futsal semakin seru saja mereka. "Wah gila sih, itu anak skillnya bagus banget. Bisa rebutan sama Rian Lo tuh Ngga kalo ga duluan ambil. Abisnya bagus banget sih mau di basket atau pun di futsal gua kira permainan dia bagus banget." ujar Reisa kepada Angga. "Lo bener sih, ntar deh gua mau rapat dulu buat nentuin. Lagi pula juga kita harus tanya sama anaknya biar tahu dia lebih milih ke mana gitu. Kalo ga sesuai sama apa yang dia mau kan juga susah nantinya." ujar Angga itu. "Gara multitalent banget sih. Gua berharap besok gua sekelas deh sama dia. Minimal kalo ada lomba-lomba antar kelas kita bisa menang bareng lah wkwkwk. Kalo liat skillnya Gara yang kayak gitu mah. Udah semuanya dihajar deh sama dia. Kayak udah profesional aja Gara." ujar teman satu kelompoknya itu. Mereka semua yang lainnya pun setuju dengannya saat ini. "Kayaknya makin banyak nih yang bakalan naksir Lo Gar. Duh gua kayaknya bakalan pusing deh nanti kalo jadi temen Lo, sana-sana Lo ga usah deket-deket sama gua. Biar mereka ga tahu kalo gua sama Lo deket. Hushh sana Lo pergi menjauh Gar." usir Aksa kepada Gara karena biasanya jika seperti ini dirinya akan selalu diminta untuk menjadi Mak comblang nya. "Apa sih Lo woy, bikin ngakak aja sih." ujar Gara yang saat ini tertawa membuat para cewek pun sekakan kehilangan nafas mereka. Mereka meleleh ketika melihat tawa pertama Gara untuk pertama kalinya karena sebelum ini mereka hanya melihat wajah datar dari Gara saja. Berada di kelompok ini benar-benar sangat menguntungkan mereka. Sayang sekali mereka tidak boleh menggunakan handphone saat sedang MOS. Jika boleh mungkin saat ini mereka semua sudah mengeluarkan handphone mereka untuk memvideo atau memotret Gara. Sayangnya mereka tidak boleh melakukan hal tersebut. Kegiatan Keliling Sekolah akan berakhir lima menit lagi, tapi Gara dan yang lain masih semangat untuk futsal. Para cewek pun juga masih semangat untuk melihat ke arah mereka semua apalagi melihat ke arah Gara. Karena hal itu akhirnya Reisa dan Angga memutuskan jika mereka nanti boleh menggunakan lapangan futsal ini. Karena sebenarnya sehabis ini hanya pulang saja. Jadi mereka sebenarnya sudah free habis kegiatan ini nanti. "Sebenarnya kalian masih harus ke GOR untuk mengambil tas kalian. Tapi tenang saja, nanti tas kalian biar di jaga sama penjaga. Kalian mau sampai jam berapa atau berapa menit lagi disini?" tanya Angga ke mereka. "Tiga puluh menit lagi gimana kak?" tanya Aksa kepada Angga dan Angga pun mengangguk. Mereka saat ini bersorak senang. Kali ini Reisa disana sendiri karena Angga sedang mengurus perijinan kepada panitia lain. Ya meskipun ia yakin bahwa dirinya akan dimarahi nanti. Tapi tak apa karena anak-anak tadi sepertinya memang butuh banyak waktu lagi untuk disana. Semua kelompok pun sudah berkumpul di GOR kecuali kelompok Gara. Mereka pun menanyakan kemana perginya kelompok Gara dan tidak ada jawaban. Namun akhirnya mereka mengetahui bahwa kelompok Gara masih berada di lapangan futsal karena mereka masih bertanding futsal pada saat ini. Karena hal itu lah Giselle dan yang lainnya saat ini pergi ke lapangan futsal. Beberapa siswa lainnya yang penasaran pun juga ikut pergi ke lapangan futsal dengan tas yang saat ini sudah mereka bawa untuk pulang ke rumah mereka. Giselle hanya ingin melihat Gara lagi dan lagi, rasa nya bagi Giselle Gara sudah menjadi candu bagi nya. Entah lah mengapa hanya dengan melihat Gara mampu membuat Giselle tenang dan senang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD