Bab 8 : Tidak Dibedakan

1125 Words

Sanya perlahan membuka mata dan mendapati dirinya berada di rumah sakit. Pandangannya beralih ke sisi kanan, di mana Ardika tertidur di kursi samping tempat tidurnya. Ia berusaha mengingat kejadian sebelumnya. Batuk kecil lolos dari tenggorokannya yang masih terasa gatal membuat Ardika sontak tersentak bangun. Lelaki itu segera memanggil dokter. Dokter datang dan menanyakan beberapa hal yang sudah bisa ia tebak dari gejala Sanya. Dengan suara lemah, Sanya menjelaskan bahwa ia memiliki alergi kacang dan terakhir memakan cookies di sebuah kafe. Ardika langsung mengeluarkan ponselnya, menelepon seseorang dengan bersuara pelan, lalu menutupnya kembali. Ia ikut fokus mendengarkan penjelasan dokter. “Pasien sudah stabil. Setelah infus habis, boleh pulang. Nanti saya tuliskan resep obatnya,”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD