Bab 2 Uang Muka Untuk Bercerai

1164 Words
Angela hanya bisa tersenyum canggung mendengar perkataannya. Iseng? Bagaimana bisa dia berkata begitu? Tidakkah dia melihat sorot mata pria tua di depan mereka? Dia seolah-olah akan membakarnya hingga hangus karena menganggapnya sebagai wanita yang tidak layak untuknya sebagai istri? Melihat adegan romantis di depannya, butler tua menatapnya jijik dan menggelikan. “Wanita itu memberikan pengaruh buruk kepada Anda, Tuan Muda. Saya akan memberikan Anda waktu selama satu minggu untuk mempertimbangkan tawaran saya,” ujarnya arogan, merogoh sakunya dan menyerahkan sebuah kartu nama ke atas meja kasir. Pada kartu itu tertulis sebuah nama dalam tinta emas dengan ukiran elegan, berbunyi pendek dan tampak sama arogannya dengan sang pemiliki: ANDERSON SMITH (KEPALA PELAYAN NOMOR SATU KELUARGA GU) “Nama saya adalah Anderson Smith. Panggil saja Anderson. Kelahiran Amerika-Inggris, dan sudah bekerja sebagai butler kepercayaan keluarga Gu di negara ini sejak puluhan tahun lalu sehingga sudah sangat fasih berbahasa Indonesia. Maaf atas ketidaksopanan saya karena baru memperkenalkan diri dengan baik, Tuan Muda.” “Aku tidak butuh itu. Karena kamu tidak bisa bersikap sopan kepada istriku, maka aku tidak perlu bersikap sopan juga, bukan? Cepat tinggalkan tempat ini!” bentak Alan Gu dengan geraman amarah yang tertahan. Sorot matanya yang selalu hangat dan lembut kini tampak sangat gelap dan dingin. Butler Anderson mendengus meremehkan. Satu tangannya di belakang punggung, lalu menjetikkan jari di udara dan berkata tegas bagaikan guntur, “Bayarkan kerja keras Tuan Muda kita! Jangan sampai setitik keringatnya berakhir sia-sia!” Selesai berkata demikian, tiba-tiba saja seorang pria berjas hitam lain dan lebih muda muncul dari arah pintu sambil membawa sebuah koper berwarna perak. Butler Anderson berkata dengan arogan dan tinggi sekali lagi. “Di dalam koper ini ada satu juta. Aku rasa cukup untuk mengganti waktu Tuan Muda yang berharga, bukan?” Angela yang melihat pria berjas hitam satunya tiba-tiba membuka koper itu langsung terkesiap menutup mulutnya! Semuanya dalam mata uang dollar! Jadi, bukan satu juta rupiah? Melainkan satu juta dollar? Apakah itu sungguh uang asli? Ataukah hanya mainan? Menyadari reaksi Angela, Anderson mendengus jijik. “Tidak pernah melihat uang sebanyak ini? Kamu akan mendapatkan lebih banyak jika bersedia bercerai dari Tuan Muda kami.” Angela mengerjapkan matanya terkejut. Ekspresinya tampak terpukul dan malu mendengar hinaan itu. Apakah dia mengecapnya sebagai wanita yang akan menukar suaminya demi uang? Gila! Dengan sekujur tubuh gemetar dingin, Angela yang marah segera melepas pelukan suaminya dan berkata tajam, “Aku bukan wanita seperti itu! Tolong bawa keluar semua itu dari sini! Kami tidak butuh pembeli seperti Anda! Jika ingin menipu dan mempermainkan orang, cari saja toko lain!” Melihat Angela yang mulai naik darah, Alan segera memeluknya lagi dan berbisik entah apa hingga wanita itu akhirnya luluh sambil menatapnya lembut. Setelah yakin istrinya tenang, Alan Gu berjalan cepat menghampiri Anderson sambil meraih koper di atas meja. Dia mendorongnya keras ke tubuh Anderson dan berkata tajam dengan nada super dingin penuh ancaman. “Tolong keluar dari sini sebelum aku melakukan kekerasan yang tidak kita inginkan.” Anderson tersenyum licik misterius, lalu mendorong pelan koper yang isinya mulai jatuh berhamburan ke lantai di antara mereka berdua. “Tuan Muda, Anda tidak akan bisa terus menolak kehadiran saya. Tolong ingat kalau batas waktu yang saya berikan hanya satu minggu. Jika Anda tidak membuat keputusan yang memuaskan, maka risikonya tanggung sendiri.” Alan Gu mengeraskan wajahnya, menggelap sangat dingin menatap Anderson yang tersenyum penuh kemenangan, seolah-olah dia telah mengetahui akhir dari perdebatan mereka di masa depan. Sambil memberikan koper itu dan meraih kedua tangan Alan Gu untuk menahannya di dadanya, butler Anderson memajukan wajah, berkata arogan dengan nada rendah berbisik, “Ayah Anda bukanlah pria yang mudah untuk dihadapi, Tuan Muda. Sebaiknya jangan membuatnya marah. Uang ini juga adalah uang yang tak seberapa dari keluarga Gu. Anggap saja sebagai uang muka untuk perceraian kalian berdua.” “KAMU!” bentak Alan geram, hendak maju melempar koper itu keluar, tapi pria berjas lain segera menahannya. Anderson yang sedang berjalan menuju pintu, berkata pelan seraya meliriknya arogan. “Uang itu bisa menghidupi seluruh anggota keluarga Tanoto selama beberapa tahun setelah kalian bercerai. Sebaiknya jangan bersikap bodoh. Wanita itu tidak akan mendapatkan apa pun lagi setelah kalian resmi berpisah. Dia sama sekali tidak layak sebagai menantu keluarga Gu.” Anderson memberikan gerakan tangan ringan di udara, dan pria berjas hitam lainnya segera mematuhi perintahnya. “A-Alan?” tegur Angela yang berjalan gugup mendekati suaminya. Alan Gu yang menatap kesal kepergian Anderson, lalu menoleh ke arah istrinya. Dia tersenyum lembut sambil berkata menenangkan. “Jangan cemas. Ini bukan masalah besar. Aku yakin dia hanyalah orang gila yang berpura-pura menjadi orang penting. Uang ini jugas pasti mainan belaka.” Usai berkata begitu, Alan membuang koper itu ke tempat sampah terdekat. “Alan!” seru Angela panik, lalu meraih cepat koper tersebut. “Bagaimana kalau semua uang ini asli? Bagaimana kalau apa yang dikatakannya tentang kamu sebagai tuan muda Gu itu juga benar? Bukankah kamu adalah seorang yatim piatu sejak kecil? Bahkan, namamu.... namamu kenapa harus ada ‘Gu’ di belakangnya? Apakah kamu tidak pernah bertanya alasannya kepada ibu angkatmu selama ini?” Angela sangat takut sampai dia kedinginan luar dalam. Selain itu, bagaimana bisa suaminya membuang koper berisi uang satu juta dollar ke tempat sampah begitu saja? Kalau pria tua tadi memintanya kembali, apa yang akan mereka lakukan? Suaminya benar-benar gila! “Asli? Bagaimana bisa semua uang ini asli? Apa kamu tidak tahu kalau di internet benda semacam itu juga dijual untuk keperluan syuting? Sebagian besar influencer malah diam-diam memakainya untuk flexing di hadapan para pengikutnya di internet. Apakah masuk akal ada orang asing yang memberikan satu juta dollar secara percuma tanpa ada jaminan? Angela, apa kamu begitu mudah percaya dengan pria aneh itu? Bagaimana kalau dia adalah suruhan dari salah satu keluargamu untuk membuat kita bertengkar, lalu berpisah? Tidakkah kamu memikirkan kemungkinan itu?” ujar Alan dengan otot-otot wajah mengencang hebat, sorot matanya semakin dalam. Sepertinya benar-benar tidak suka dengan kemunculan Anderson di toko mereka. Angela merapatkan bibirnya gugup. Kening mengencang dalam. Dia masih memeluk erat koper berisi uang itu seolah-olah nyawanya bergantung di sana. Keluarganya memang selalu berusaha memisahkan mereka berdua sejak dulu, bahkan sebelum mereka menikah. Tapi, jika semua ini adalah trik dan tipuan dari keluarganya, bukankah sudah sangat keterlalun? Angela merasa itu sangat tidak masuk akal. Dia tahu seperti apa kemampuan berpikir semua anggota keluarganya. Ini terbilang terlalu hebat. Jelas bukan pekerjaan mereka. Terlebih lagi, pria tua bernama Anderson itu terlihat sangat mengancam dan menakutkan. Wajahnya bahkan tidak memiliki sedikit pun guratan untuk bercanda. “Kita tidak tahu itu, kan? Sebaiknya kita simpan ini dulu. Kalau benar uangnya asli, bagaimana?” Alan mendengus geli melihat kelakuan istrinya. “Kamu lebih menyukai uang daripada suami sendiri?” “Alan! Kamu tahu bukan itu maksudku! Jika uang ini asli dan kita menghilangkannya, bagaimana kita akan menggantinya? Bohong atau tidak, nanti saja kita mencari tahu hal itu! Setidaknya, kita harus berhati-hati, bukan? Selain itu, mungkin saja ini adalah bentuk penipuan lain! Bagaimana kalau ini adalah uang hasil kejahatan? Bagaimana kalau ada yang ingin menjebak kita?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD