Hari Yang Beruntung

392 Words
"Sial! Mimpi apa aku semalam, habis ena-ena begituan malah diputus. Harga diriku sebagai pria sejati terinjak, apa yang bakal aku katakan sama gengku nanti kalau mereka tanya kenapa aku putus? Nggak keren kalau aku bilang alasan diputusin gara-gara kurang hot mainnya. Yang ada aku bakal dicap pria lemah. Huft, aib bener sih!" Gerutu Vino seraya membagi konsentrasinya menyetir. Tidak ada tujuan lagi sekarang, ia cukup kacau dan bingung sehingga perlu segera menepi. Satu-satunya tempat yang bisa menjadi persembunyian paling aman tentu saja rumahnya. Vino berencana akan bertapa di kamarnya sampai ia menemukan wangsit harus beralasan bagaimana kepada teman-temannya jika disentil soal hubungannya dengan Saskia. Sedan mahal yang dikendarainya semakin pelan saat memasuki pekarangan rumahnya yang luas. Ya, Vino memang tajir melintir, dan itu jadi nilai plusnya selain tampangnya yang bak idol Kpop. Sayangnya ia tengah tidak menyadari kelebihannya yang bakal membuat cewek-cewek antri panjang untuk menjadi kekasihnya, semua itu buyar gara-gara diputuskan. "Diputusin cui... diputus! Biasanya aku yang mutusin kalau udah bosan, lah ini... Kebangetan banget sih! Serius dah aku bakal bikin dia nyesal dan merengek minta balikan sama aku." Geram Vino yang masih dongkol sembari turun dari mobilnya. Langkahnya gontai menuju pintu utama yang lebarnya tiga meter. Vino bak putra mahkota yang tinggal di istana megah, sayangnya sekarang ia tengah jomblo ngenes saja. Di saat ia hendak meraih gagang pintu, tiba-tiba pintu itu malah terbuka dari padahal belum sempat Vino menyentuhnya. Satu sosok cantik jelita, berkulit putih bersih, rambut panjang yang sedikit berombak tergerai begitu saja, dan senyuman manis itu menyambutnya dengan lembut. Seketika visual yang terpampang di depan mata itu membuat Vino langsung melupakan keluh kesah hatinya yang beberapa detik lalu bahkan sangat menyiksanya. "Selamat siang tuan muda, silahkan masuk." Seru sosok yang sedang dikagumi diam-diam oleh Vino itu, semakin membangkitkan imajinasi liarnya. Bibir ranum gadis muda itu sangat menggoda, jika tak panjang akal mungkin saja Vino sudah khilaf dan memberi pagutan dasyat pada bibir itu. "Tuan muda? Anda kenapa?" Sosok cantik itu agak bingung lantaran sikap diam tuan mudanya yang mematung. Tatapan pria itu pun membuatnya agak tidak nyaman sehingga ia spontan menutupi area dadanya, padahal pakaian yang ia kenakan tergolong sopan karena itu adalah seragam pembantu di rumah itu. Vino baru sadar diri setelah melihat perubahan ekspresi wajah wanita cantik itu, ia menggeleng cepat lalu mengusap hidungnya yang tidak gatal. "Kamu siapa ya? Kok bisa ada di rumahku?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD