Lorong sepi di SMA Altair. Siang hari.
Leo mencegat Alessandra.
Leo, meskipun terlihat dingin, sengaja berjalan ke arah Alessandra di lorong yang jarang dilalui. Ia harus menguji tingkat ketenangan Alessandra.
LEONARDO: (Bersandar di loker, menghalangi jalan Alessandra, tatapannya tajam) "Selamat siang, Luna. Kau terlihat damai, mengingat kau menghabiskan malam di sarang Singa."
ALESSANDRA: (Berhenti. Wajahnya datar. Ia menatap mata Leo tanpa berkedip.) "Aku selalu damai di sarang. Hanya Singa yang tampak gelisah, seolah dia takut dengan apa yang dia lihat."
LEONARDO: "Aku tidak takut. Aku hanya penasaran. Katakan padaku, Luna. Apa yang kau lakukan sebelum datang ke Altair? Kenapa seorang 'pewaris' sepertimu menghabiskan begitu banyak waktu di sekolah, bukan di ruang dewan klan?"
ALESSANDRA (Batin): Dia mulai menggali. Dia mencari celah di cerita masa laluku.
ALESSANDRA: (Senyumnya sinis) "Aku melakukan apa yang aku suka. Tapi kurasa kau tidak akan mengerti. King Ferretti hanya mengerti pertarungan territorial, bukan evolusi. Kau terlalu sibuk melindungi tahtamu di sekolah, sampai kau lupa dunia di luar bergerak cepat."
LEONARDO: (Maju selangkah, merendahkan suara) "Aku tahu lebih banyak dari yang kau kira. Aku tahu Silvio tidak mencintaimu. Aku tahu ada alasan di balik ambisimu yang dingin. Siapa yang melatihmu, Luna?"
ALESSANDRA: (Berhenti. Pertanyaan itu menamparnya karena terlalu dekat. Ia membalas dengan sindiran paling kejam.) "Seorang guru yang jauh lebih baik darimu. Karena jika gurumu bagus, kau tidak akan kalah Rangking dariku. Sekarang minggir, Leo. Aku punya janji bisnis."
Alessandra mendorong bahu Leo dan berjalan pergi. Leo berdiri di sana, amarahnya memuncak.
LEONARDO (Batin): Dia tahu aku sedang menyelidiki. Tapi dia membiarkanku pergi. Dia sedang merencanakan sesuatu.
.....
Sebuah gudang kosong yang tersembunyi di pinggiran kota, area Black Crow. Tengah malam.
LEONARDO menerima laporan mendesak dari Vano: gudang senjata ilegal Black Crow sedang diserang. Leo bergegas ke lokasi, ia tahu ini pasti ulah Alessandra yang memanfaatkan informasi Silvio.
Leo dan tim kecilnya tiba. Gudang itu kacau. Tidak ada perampokan besar, hanya kekacauan terencana. Dinding-dindingnya dicoret, tetapi anehnya, senjata-senjata mahal yang seharusnya dicuri hanya disebar secara berantakan, tidak hilang.
LEONARDO (Batin): Ini bukan pencurian. Ini adalah deklarasi.
Leo melihat ke dinding yang dicoret. Ada gambar yang dilukis dengan cepat, sebuah mawar hitam yang sederhana, tetapi menakutkan. Di bawahnya, sebuah tulisan dengan cat semprot merah: "Aku Sudah Di Sini, King."
LEONARDO: (Mengepalkan tangan. Mawar Hitam. Simbol Mawar Hitam (La Rosa Nera) adalah simbol yang ia dengar hanya dalam legenda klan lama.) "Sialan! Nathan, apa artinya Mawar Hitam?"
NATHAN: (Baru tiba, wajahnya pucat) "Bos, aku menemukan ini di dalam. Itu ditinggalkan di atas salah satu kotak amunisi."
Nathan menyerahkan sebuah medali perak tua kepada Leo. Di medali itu, terukir lambang klan lama Corvino, dan di baliknya, sebuah inisial: A. L. C.
LEONARDO: (Memutar medali itu. Matanya melebar karena terkejut yang mendalam.) "Lambang klan lama? Kenapa dia memiliki ini?"
LEONARDO (MONOLOG BATIN): Ini bukan hanya pewaris yang dikirim Giovanni. Ini bukan hanya putri Silvio. Inisial A.L.C... Alessandra Luna Corvino. Kenapa dia memiliki lambang yang harusnya hanya dimiliki oleh pemimpin sejati yang diakui klan lama?
NATHAN: "Bos, saya baru ingat laporan dari perpustakaan klan lama yang saya gali tadi pagi. Ada desas-desus tentang 'La Rosa Nera'—Queen yang sebenarnya. Pewaris sah yang disembunyikan dan dilatih oleh klan lama setelah tragedi 10 tahun lalu. Queen yang seharusnya mengambil alih tahta sebelum Silvio."
NATHAN: "Mereka bilang, dia memiliki medali perak sebagai bukti pengakuan dari Anziani (sesepuh)."
Leo menatap medali di tangannya, lalu ke gambar Mawar Hitam di dinding. Alessandra Luna Corvino bukanlah pion Silvio. Dia adalah Queen yang sebenarnya.
LEONARDO: (Suaranya bergetar, kini dipenuhi rasa hormat yang menakutkan, bukan lagi amarah) "Dia tidak sedang bermain catur. Dia sedang mengambil kembali tahtanya. Dan aku baru saja mencoba menghancurkan Ratu yang sebenarnya."
Leo akhirnya mengetahui identitas sejati Alessandra. Perang telah mencapai dimensi baru: ia bukan melawan pewaris manja, melainkan Queen yang sah, yang membuat konflik pribadinya menjadi jauh lebih rumit dan berbahaya.
Gudang kosong yang diserang, pinggiran kota.
Cahaya lampu senter menyoroti simbol Mawar Hitam dan medali perak. Pukul 01:00 dini hari.
LEONARDO MATTEO FERRETTI masih berdiri di tengah gudang yang kacau, medali perak dengan inisial A. L. C. terasa dingin di telapak tangannya. Nathan dan timnya bergerak membersihkan area, tetapi Leo terpaku.
MONOLOG BATIN LEO: Aku bodoh. Aku benar-benar bodoh. Aku menghabiskan waktu berhargaku untuk mencoba menghancurkan pewaris yang dikirim Kakek Giovanni, yang nyatanya adalah Queen yang disembunyikan, La Rosa Nera yang ditakuti semua orang. Sementara itu, dia, seorang Ratu yang sah, bernegosiasi dengan musuh bebuyutanku, Silvio, dan berhasil menyerang asetku tanpa menimbulkan kerugian nyata—hanya meninggalkan pesan intimidasi.
Kebodohanmu, Ferretti, terletak pada anggapanmu bahwa kecantikannya adalah pengalihan, padahal itu adalah armor-nya. Dia bukan pion manja. Dia adalah Ratu. Dia adalah musuh sejati yang harus kuanggap serius.
Leo memandang simbol Mawar Hitam yang dicat merah di dinding. Bukan lagi simbol ancaman, melainkan simbol kekaguman yang dipaksakan.
LEONARDO (Batin): Ketenangan, kecerdasan, dan keberaniannya yang membuatku terobsesi di sekolah... itu bukan pura-pura. Itu adalah pelatihan yang sesungguhnya. Aku tidak melawan seorang gadis; aku melawan seorang pemimpin. Dan aku baru saja mencoba mempermalukan pemimpin ini di depan umum. Penyesalan? Tidak. Ini adalah kekalahan yang menaikkan taruhan permainan.
Tiba-tiba, pertanyaan tajam muncul, menusuk kesalahpahamannya yang lama.
LEONARDO (Batin): Jika Alessandra Luna Corvino adalah 'La Rosa Nera', Queen yang sebenarnya dan bukan putri Silvio, maka... siapa anak Silvio yang sebenarnya? Siapa yang selama ini aku anggap sebagai pion bodoh yang terobsesi padaku?
Leo menoleh cepat ke Nathan.
LEONARDO: (Suaranya penuh urgensi dan otoritas baru) "Nathan! Hentikan itu. Kita punya tugas yang lebih penting. Tugas yang akan mengubah segalanya."
NATHAN: (Mendekat) "Apa, Bos? Apakah kita akan mendeklarasikan perang terbuka?"
LEONARDO: "Tidak. Kita akan mencari tahu siapa yang selama ini menyembunyikan identitasnya di depan kita."
Leo menatap lurus ke mata Nathan.
LEONARDO: "Anak Silvio yang sebenarnya. Putri Silvio yang sah. Dia pasti berada di sekitar kita, Nathan. Seseorang yang sangat cocok untuk menjadi pion di tangan Silvio, seseorang yang bisa dimanfaatkan karena kelemahannya."
LEONARDO: "Gali lagi arsip yang lama. Fokus pada koneksi keluarga. Siapa yang paling sering berinteraksi dengan Silvio belakangan ini? Siapa yang secara konsisten memiliki kelemahan yang bisa dimanfaatkan ayah kandungnya? Cari tahu siapa dia, Nathan. Aku tidak mau tahu apa pun tentang sekolah atau Rangking lagi. Fokus pada garis darah!"
NATHAN: "Saya mengerti, King. Ini akan menjadi investigasi yang sangat rumit. Tidak ada yang tahu rahasia ini."
LEONARDO: "Kita harus tahu. Keberanian dan kecerdasan Alessandra yang asli, keberanian untuk menantangku... itu tidak datang dari gen Silvio. Itu datang dari darah Corvino yang murni. Aku harus tahu siapa bayangan yang selama ini aku biarkan berkeliaran di dekatku."
LUKAS: (Mencoba mendekat) "Apa yang harus kami lakukan, King?"
LEONARDO: (Dingin) "Lukas, Vano, kalian tetap mengurus masalah territorial dan sekolah. Jangan libatkan diri dalam urusan ini. Ini urusan King. Dan jangan pernah bicara pada siapa pun tentang Mawar Hitam atau medali ini