MENARIK

1448 Words
Koridor sekolah, jam pulang sekolah. Ramai dan riuh. Alessandra, yang sudah mendapatkan data Lucia dari Adrew, berjalan cepat menuju gerbang. Ia ingin segera meninggalkan lingkungan yang penuh kekacauan ini. Tiba-tiba, ia merasakan ada yang aneh. Kakinya tersangkut tali atau benda licin. Ia hampir jatuh, tetapi refleknya yang terlatih membantunya mendapatkan keseimbangan kembali dalam sepersekian detik. Lucia, Rena, dan Jelsy berdiri di depannya, tertawa puas. LUCIA: (Tertawa sinis) "Ups, maafkan aku, Luna Ricci. Koridor sekolah memang licin, apalagi untuk orang asing yang tidak tahu diri." RENA: (Mencibir) "Mungkin kau harus belajar berjalan dulu sebelum mencoba mengalahkan King Ferretti, newbie." Clara , yang melihat kejadian itu dari jauh, berlari mendekat. CLARA: "Lucia, jangan keterlaluan! Dia tidak melakukan apa-apa padamu!" Lucia mengabaikan Clara, fokus pada Alessandra. ALESSANDRA: (Matanya dingin, tidak ada rasa takut. Ia maju selangkah, keheningannya jauh lebih mengintimidasi daripada teriakan Lucia.) "Kau mencoba membuatku jatuh?" LUCIA: "Aku hanya memberimu sambutan. Jika kau berpikir kau bisa mencuri perhatian di sini, kau salah. Ini adalah wilayahku, dan King Ferretti..." ALESSANDRA: (Memotong, suaranya pelan dan mengancam) "King Ferretti tertarik pada apa yang tidak bisa ia dapatkan." Kata-kata itu menusuk Lucia. Dalam kemarahan, Lucia mengangkat tangan, mencoba menampar Alessandra tapi,Sebelum tangan Lucia mencapai pipi mulus Alessandra, Alessandra bergerak cepat. Hanya sentuhan pergelangan tangan, tetapi gerakan itu sangat cepat dan terlatih. Lucia terhuyung-huyung mundur, tangannya sakit, wajahnya pucat karena terkejut. ALESSANDRA: (Membetulkan seragamnya, menatap Lucia dengan tatapan Ratu) "Jangan sentuh aku lagi." Alessandra berjalan pergi, meninggalkan Lucia yang terkejut dan marah. Clara menatap Alessandra dengan kekaguman campur takut. Dari mobil Rolls-Royce-nya yang siap membawanya pulang, Leonardo menyaksikan seluruh adegan itu dari jauh. Ia melihat keanggunan, kecepatan, dan kendali Alessandra saat menghindari dan membalas serangan Lucia. "Good girl,menarik,aku akan mencari tahu tentangmu "batin Leo dengan penuh obsesi. ..... Alessandra baru saja membersihkan diri. Ia memilih penthouse orang tuanya ini sebagai basis operasi di Roma karena lokasinya yang strategis, tidak jauh dari SMA Altair, dan terpisah dari kediaman Kakeknya.Tempat ini sunyi, kontras dengan kekacauan sekolah. Ini penting agar penyamarannya sebagai siswi baru bernama Luna Ricci berjalan lancar tanpa pengawasan internal Kakek yang terlalu ketat atau risiko dikenali oleh mata-mata Paman . sebelumnya Ia melepas seragam, melemparkannya ke kursi dengan rasa jijik. Meskipun ia berhasil membuat Lucia terkejut di koridor, energinya terkuras. Ponselnya berdering. Dion (Lorenzo Dion Ricci), kakaknya.ia segera mengeser tombol hijau. DION: (Suara serius, tetapi ada nada kehangatan) "Baru saja aku mendapat laporan. Sekolah barumu, apakah menarik?"(dan ya,dion selalu mengirim 2 anak buah nya yang berada di markas untuk menguntit Alessaandra,agar dia mengetahui informasi cepat dan langsung untuk ber jaga jaga,dan Alessaandra yang awalnya menolak karena tidak suka di pantau akhirnya menyetujui nya karena melihat wajah kekhawatiran dion waktu itu). ALESSANDRA: (Nada bosan) "Mereka berisik. Raja mereka, Ferretti, sangat mengintimidasi. Dan putri bajian itu Lucia, mencoba menjegal langkahku di koridor." DION: "Aku dengar dia terkejut. Bagus. Jangan pernah tunjukkan kelemahanmu, bahkan pada anak-anak manja itu. Ingat, kau tidak ke sana untuk berteman, kau ke sana untuk mendapatkan pintu masuk." ALESSANDRA: "Aku tahu. Jangan khawatir, Dion. Aku tidak akan membiarkan mereka mengganggu rencana utama kita." DION: "Bagus. Dan... jangan terlalu banyak menggunakan keterampilanmu, La Rosa Nera. Semakin sedikit yang kau tunjukkan, semakin lama kau bisa bertahan. Jangan pernah tunjukkan kelemahanmu. Ayah (Kakek Giovanni) menyayangimu dan juga aku. Kita adalah satu-satunya yang tersisa di pihak yang benar. Jangan biarkan pengorbanan Kakek Giovanni dan rahasia Markas Kedua sia-sia. Lakukan misimu, jaga dirimu princess." Detail ini tidak hanya memperkuat ikatan emosional Alessandra-Dion tetapi juga menegaskan kembali misi balas dendam dan risiko yang mereka hadapi. ALESSANDRA: "Aku akan baik-baik saja" Bipp(sambungan terputus) Alessandra baru saja menutup telepon dari Dion. Ia tersenyum tipis. Tiba-tiba, ponselnya berdering lagi. Ia melihat ID di layar: Selly—asisten kepercayaannya yang berkutat di dunia server dan peretasan markasnya. Alessandra segera menekan tombol hijau. SELLY: (Suara cepat, bernada khawatir) "Queen, ada penyusup. Seseorang mencoba membongkar identitas Anda. Akun peretasnya terdeteksi: Nathanio Jasper Sebastian." Nathanio Jasper Sebastian? Itu tangan kanannya Ferretti. Dia ternyata sangat penasaran padaku.batinnya alessandra Alessandra tersenyum smirk. Itu bukan senyum manis, melainkan senyum pemburu yang menemukan mangsanya. (sedikit tambahan sebelum Alessaandra melakukan misi ini dia sudah terlebih dahulu meretas informasi apa saja yang menyangkut solvio b******n itu,dan salah satunya adalah kalin mafia Black crow yang tak lain mereka adalah musuh ) SELLY: "Apakah saya harus langsung memblokirnya, Queen? Saya bisa memperketat identitas Anda agar lebih aman." ALESSANDRA: (Nada dingin dan memerintah) "Tidak perlu. Biarkan dia mendapatkan apa yang dia cari. Biarkan dia melihat nama lengkapku." SELLY: (Bingung) "Tapi Queen..." ALESSANDRA: "Setelah itu," suara Alessandra menjadi lebih tajam, "segera luncurkan bom virus di server yang dia gunakan. Biarkan dia tahu konsekuensi meretas Black Rose." SELLY: "Dimengerti, Queen. Bom virus akan diluncurkan setelah identitas terungkap." Alessandra menutup telepon. Ia berdiri di balkon penthouse, memandang kota Roma yang di bawahnya. Permainan sudah dimulai, Leonardo Ferretti. Kau mencari, dan aku akan memberimu peringatan pedas sebelum kita bertemu lagi.batinnya Markas Black Crow, Ruang Rapat Eksklusif Pukul 23:00. Nathan (Tangan Kanan Leo) tidak ada di sana, dia berada di ruang server.) Leonardo duduk di kursinya, dengan tatapan kosong, gelas whisky di tangannya. Di seberangnya, Luca dan Vano tampak gelisah. LUCA: (Menghela napas) "Sudah jam sebelas malam. Aku sudah bosan minum. Apakah sesulit itu meretas identitas Luna itu? Kenapa Nathan lama sekali di sana?" VANO: (Bersandar di kursi dengan gaya sok tahu, memegang dagunya) "Sepertinya yang aku duga memang benar. Dia bukan sembarang cewek." VANO: "Kelihatan dari tatapannya yang datar dan dingin itu. Dia terlihat seperti tidak takut pada siapa pun, bahkan pada Leo. Hmm, tapi dia terlalu cantik. Aku rasa aku menyukainya." AKSI: Tepat saat Vano mengucapkan kata 'menyukainya', Leonardo menatap tajam Vano. Tatapan Leo dingin, mematikan, dan penuh peringatan. Vano langsung terdiam, nyalinya menciut,menyadari dia telah melewati batas. Menyukai? Dia bukan untuk disukai. Dia adalah teka-teki yang harus dipecahkan, atau senjata yang harus dinetralkan. Aku tidak akan membiarkanmu—atau siapa pun—menyentuhnya.batin Leo Leo menyesap whisky-nya, matanya menyala dalam kegelapan. Aku akan segera mengetahui mu, baby girl.batinnya lagi Nathanio Jasper Sebastian (Tangan Kanan Leo) duduk sendirian, tegang di depan monitor. Setelah berjam-jam mencoba meretas firewall yang sangat kuat, akhirnya layar server memberikan hasil. NATHAN: (Menghela napas lega) "Dapat! Luna Ricci hanyalah samaran. Nama aslinya adalah..." Nathan dengan cepat mencatat nama yang muncul di layar: Alessandra Luna Corvino. Tepat setelah Nathan mencatat nama itu, layar monitornya berkedip merah. Alarm berbunyi kencang. Virus dahsyat menghantam sistemnya. Seluruh server Black Crow bergetar. "Sial! Bom virus! Firewall terbobol! Itu jebakan!" Nathan mencengkeram catatan nama itu, dan berlari keluar ruangan, meninggalkan asap tipis di ruang server yang kini mati. Markas black crow ruang rapat Nathan berlari masuk, wajahnya pucat karena panik dan asap tipis yang berasal dari ruang server. Leo, Luca, dan Vano terkejut. LEONARDO: (Berdiri tegak, menuntut) "Apa yang terjadi, Nathan?" NATHAN: (Terengah-engah, menyerahkan secarik kertas) "Bos... Aku mendapatkan namanya... Tapi itu jebakan. Dia membiarkan aku masuk, lalu meledakkan server kita. Kami diserang!" LEONARDO: (Mengambil kertas itu, membaca nama itu perlahan) "Alessandra Luna Corvino." Ruangan hening. Nama itu berat, penuh sejarah dan rivalitas. NATHAN: "Vano benar. Dia adalah Luna si pembalap. Tapi dia... dia adalah putri dari klan Corvino yang legendaris! Dia adalah pewaris tahta, Bos." LEONARDO: (Senyumnya kembali, tetapi kini dingin dan berbahaya. Ia meremas kertas itu.) "Corvino. Mereka sudah tahu aku mengincar wilayah mereka. Gadis ini bukan sembarang pewaris, dia adalah senjata yang mereka kirim. Serangan virus ini bukan peringatan—ini adalah deklarasi perang dari Solvio. LEONARDO: (Mengucapkan kepada gengnya, suaranya menggelegar) "Aku tidak tahu kenapa pewaris Corvino menyamar, tetapi aku tahu ini: Dia mengalahkanku di sirkuit, dia menyusup ke sekolahku, dan dia menyerang server Black Crow. Ini bukan lagi permainan anak SMA. Ini adalah perang klan." Leo memandang gengnya, matanya menyala. LEONARDO:"Mulai sekarang, Luna Ricci atau Alessandra Luna Corvino... dia adalah musuh nomer satu kita. Dan aku akan memenangkan perang ini." Leo mengira Alessandra adalah mata-mata Silvio karena marga Corvino yang sama (meskipun Alessandra adalah musuh Silvio). Ini membuat Leo harus memerangi pperasaannya. dan yaa Lucia menyembunyikan marga Corvino-nya (agar disukai Leo), dia meminta mama nya untuk menyembunyikan marganya itu dan menutupi dari papanya (Solvio),dia tau kalau papa nya mengetahui,solvio akan marah besar karena dia menyukai musuh papah nya sendiri,tetapi dia tidak memikirkan hal itu,dia hanya obsesi dengan leo dan memikirkan cara untuk mendekatinya. sementara Alessandra (Luna Ricci) menyembunyikan identitas aslinya (Alessandra Luna Corvino). Leo fokus pada musuh yang salah (Alessandra) sambil mengabaikan target yang sebenarnya (Lucia, putri Silvio). Leonardo yang biasanya irit bicara kini dia berbicara panjang lebar,nathan vano dan Lukas pun tercengang,terutama Nathan dia seperti melihat pandangan obsesi bosnya itu dengan luna yang baru di temui semalam dia curiga kalau bosnya itu mulai tertarik dengannya,padahal Leonardo itu orang yang tidak suka wanita apalagi di sentuh sembarangan,karena itu nathan tidak membiarkan bosnya itu di sentuh sembarangan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD