PINTU MASUK

1666 Words
Markas Besar Black Crow. Ruangan Pribadi Leonardo. Pukul 20:00. Lucia Corvino (yang menyembunyikan marganya) tiba di markas Black Crow. Ia dipandu ke ruangan Leo. Hatinya berdebar kencang. Setelah panggilan mendadak dari Nathan, ia menghabiskan dua jam untuk berdandan sempurna, mengenakan gaun yang paling menarik. Ini adalah mimpinya—dipanggil ke sarang Singa. Leonardo duduk santai di kursi kulit mewah, memegang gelas bourbon. Ia bahkan tidak berdiri saat Lucia masuk. Nathan berdiri di sudut ruangan, mengamati dengan ekspresi datar. LUCIA: (Berjalan mendekat, berusaha tampil seksi dan manja) "Leo! Aku senang sekali kau memanggilku. Maaf kalau aku terlambat, aku harus mempersiapkan diriku agar... spesial untukmu." LEONARDO: (Hanya melirik, dingin, tanpa senyum) "Duduklah." Lucia duduk di sofa terdekat, merasa sedikit tertolak oleh nada dingin itu. LUCIA: "Ada apa, Leo? Kudengar ada masalah di sekolah, dan kau butuh... akuu untuk membantu?" LEONARDO : Aku harus merayunya. Aku tidak punya waktu untuk drama ini.batinnya LEONARDO: (Sedikit melembutkan suara) "Aku butuh bantuanmu, Lucia. Ada penyusup, seorang gadis bernama Luna Ricci. Dia adalah pewaris dari Klan Corvino, musuh lama keluarga kami." LUCIA: (Bersemangat) "Aku tahu, King! Aku sudah mencoba membuatnya malu!" LEONARDO: "Usahamu bagus. Tapi aku butuh seseorang yang bisa mendapatkan kepercayaannya di sekolah, yang bisa membuatnya lengah. Kau memiliki akses, dan kau memiliki dorongan untuk membuktikan diri." LEONARDO: "Aku memberikanmu kesempatan untuk menjadi orang yang berguna bagiku. Awasi setiap langkahnya. Jika kau membuktikan dirimu berharga, Black Crow akan membala,​ Kau memiliki drive yang dibutuhkan Black Crow." Lucia tersenyum lebar, merasa usahanya berdandan berhasil. LUCIA: "Oh, aku tahu itu, Leo. Aku bisa melakukan apa saja untukmu. Aku akan memberimu apa pun yang kau mau. Aku bisa menghancurkan Luna Ricci itu untukmu." LEONARDO: (Cuek, mengangkat bahu) "Dia bukan masalah biasa. Dia adalah pewaris musuh, dan dia menjalankan misi. Menghancurkannya dengan drama sekolah tidak akan berhasil. Aku butuh seseorang yang bisa menjadi mata dan telingaku di dekatnya, yang bisa membuatnya nyaman dan lengah." LEONARDO: (Menatap Lucia dengan pandangan yang penuh ilusi pengakuan) "Kau adalah satu-satunya yang bisa melakukannya, Lucia. Kau memiliki akses. Aku memberikanmu kesempatan untuk membuktikan dirimu berharga, tidak hanya di sekolah, tetapi di dunia Black Crow." LUCIA: (Matanya berbinar, mengabaikan fakta bahwa Leo tidak tertarik pada kecantikannya, hanya pada utilitasnya) "Aku akan melakukannya, Leo! Aku akan memberimu semua yang kau butuhkan! Aku akan mendapatkan kepercayaannya dan menghancurkannya untukmu!" LEONARDO: (Kembali cuek) "Bagus. Sekarang pergilah. Hubungi Nathan jika kau menemukan sesuatu yang berguna." Lucia berdiri, mencoba memberi Leo goodbye kiss di pipi, tetapi Leo menghindar dengan gerakan kecil yang cepat. Lucia hanya mencium udara. Wajahnya sedikit memerah karena malu, tetapi harapan untuk mendapatkan pengakuan dari Leo membuatnya mengabaikan rasa sakit itu. Pion yang bodoh. Sekarang, mari kita lihat bagaimana Ratu Corvino itu bergerak.batin Leo (Lucia pergi dengan perasaan diagungkan. Leo tidak pernah menyebut Silvio atau marga Corvino Lucia.) ........ Penthouse Mewah Alessandra. Alessandra sedang duduk di depan monitor, yang kini menampilkan data yang dikirim oleh Andrew dan Bianca. Intelijen dari Bianca, yang dikirim melalui secure channel Andrew, sangat rinci, terutama mengenai kelemahan terbesar Lucia: obsessinya pada Leonardo dan keputusannya menyembunyikan marga Corvino-nya. Lucia menyukai Leo sampai harus mengkhianati identitasnya sendiri. Putri dari musuh bebuyutan yang jatuh cinta pada Raja. Ironi ini sempurna.batin alessandra. Aku akan menggunakan cintanya untuk membuka pintu masukku ke Silvio. Alessandra mengambil ponsel, mengetik pesan singkat ke Lucia. Ia memilih waktu dan tempat yang strategis. Pesan (Teks ke Lucia): "Temui aku di Ruang Arsip lama, satu jam lagi. Aku punya informasi tentang King Ferretti yang akan membuatmu bersujud dan membuat Ayahmu bangga." ..... Mobil Lucia Corvino dalam perjalanan kembali ke kediamannya, atau baru saja tiba di kamar. Pukul sekitar 21:00. Lucia masih dalam euforia pertemuan dengan Leo. Lucia duduk di mobil, wajahnya berseri. Ia merasa telah mencapai puncak pengakuan. King Ferretti memanggilnya untuk tugas rahasia! Tiba-tiba, ponselnya berdering—bukan panggilan, melainkan notifikasi pesan. Ia menatap layar, mengerutkan dahi. Nomor itu adalah nomor asing dan tidak dikenal (Misterius). LUCIA (Batin): Siapa ini? Apakah King Ferretti yang mengirim pesan dari nomor rahasia? Dengan perasaan kaget, bingung, dan penasaran yang membuncah, Lucia membuka pesan tersebut. Matanya membulat saat membaca isinya. Pesan (Teks dari Alessandra/Luna): "Temui aku di Ruang Arsip lama, satu jam lagi. Aku punya informasi tentang King Ferretti yang akan membuatmu bersujud dan membuat Ayahmu bangga." LUCIA (Batin): Apa? 'Ayahku'? Bagaimana dia tahu siapa Ayahku? Dan bagaimana dia bisa tahu tentang King Ferretti?Dia siapa?. Kekejaman pesan itu segera menghapus euforianya atas Leo. Ia tahu pesan ini bukan dari King, tapi dari seseorang misterius yang tahu rahasia terbesarnya,seseorang yang sangat berbahaya, yaitu Luna Ricci (Alessandra). Dorongan kuat antara ketakutan (rahasia terungkap) dan rasa penasaran (informasi King Ferretti) membuatnya segera mengarahkan mobilnya kembali ke SMA Altair, menuju Ruang Arsip lama. Ruang Arsip Lama SMA Altair. Malam hari. Gelap, hanya diterangi sedikit cahaya bulan dari jendela. Sekitar Pukul 22:30. Alessandra sudah tiba di lokasi, berpakaian serba hitam. Ia berdiri diam, menunggu. Ia telah mengaktifkan comm-link di telinganya. Ia tahu Lucia sedang dalam perjalanan. Panggilan masuk. Itu adalah Rafael, agen lapangan yang loyal pada Dion, yang sebelumnya disuruh Dion untuk memasang penyadap suara dan pelacak di tas dan mobil Lucia. Ponselnya berdering. ALESSANDRA: "Hmm?" RAFEL: (Melalui comm-link, suara sedikit terdistorsi) "Queen, Lucia Corvino akan tiba di gerbang sekolah dalam lima menit. Mobilnya sudah terdeteksi di radius tiga ratus meter." RAFEL: "Informasi lain terkonfirmasi dari alat penyadap yang saya pasang: Lucia baru saja datang dari Markas Besar Black Crow. Dia terlihat sangat percaya diri dan terompeti." ALESSANDRA: (Senyum smirk dingin muncul di wajahnya) "Nice,lanjutkan penyamaranmu!". RAFEL : "Baik Quuen, laksanakan." Bagus. Leonardo sudah memberinya ilusi kekuasaan. Ini akan mempermudah pekerjaanku.batin alessandra (mematikan comm-link.) Biipp(sambungan terputus) Alessandra mematikan telepon, menyimpannya di saku jaket kulitnya. Ia tahu Lucia datang dengan kepala penuh ambisi palsu yang ditanamkan Leo. Lima menit kemudian, Lucia masuk dengan tergesa-gesa dan panik, yang mengarah ke sosok misterius itu,dan betapa kagetnya dia melihat Luna Ricci di sana Ruang Arsip Lama. Lucia yang panik berhadapan dengan Alessandra yang tenang. LUCIA: (Berbisik tajam) "Apa maumu, Luna Ricci? Bagaimana kau tahu tentang Ayahku? Dan bagaimana kau tahu aku baru saja dari Markas King Ferretti?" ALESSANDRA: (Bersandar di tumpukan map tua, tatapannya dingin) "Aku tahu segalanya. Aku tahu kau baru saja diyakinkan oleh King Ferretti bahwa kau berharga di mata Black Crow. Tapi kau tahu apa, Lucia?" ALESSANDRA: (Kepada Lucia) "Aku tahu kau takut. Kau takut Leonardo akan tahu kau menyembunyikan margamu yang sebenarnya. Kau takut King Ferretti akan melihatmu sebagai musuh dan tidak akan pernah tertarik padamu lagi jika dia tahu siapa Ayahmu. LUCIA: (Gemetar) "Dari mana kau tahu?" ALESSANDRA: "Aku tahu kau mencintainya. Dan aku tahu Leo tidak tahu siapa Ayahmu. Aku bisa memberimu informasi untuk membuat King Ferretti terkesan, dan yang akan membuat Ayahmu bangga. Informasi tentang perburuan wilayah dan celah di pertahanan Black Crow." LUCIA: (Wajahnya hancur. Kebenciannya pada Alessandra bercampur dengan harapan putus asa untuk diakui Leo.) "Apa... apa yang kau inginkan dariku?" ALESSANDRA: (Melangkah maju, suaranya mengandung otoritas yang tak terbantahkan) "Ahh aku menyukai pertanyaanmu hmmm ,Aku butuh akses ke Ayahmu. Aku punya tawaran bisnis yang sangat menguntungkan untuk Silvio Corvino. Aku perlu bertemu dengannya. Kau adalah pintu masukku. Kau atur pertemuannya, dan sebagai gantinya, kau mendapatkan informasi yang akan membuatmu terlihat berharga di mata King Ferretti." Lucia menatapnya, diliputi antara kehancuran dan ambisi. Ia tahu tawaran ini adalah satu-satunya jalannya untuk mendapatkan perhatian serius dari Leo dan ayahnya. Akhirnya, ia mengangguk, kekalahan terlihat jelas di matanya. LUCIA: "Aku akan melakukannya. Aku akan mengatur pertemuannya di luar sekolah. Tapi jika kau mengkhianatiku, aku akan menghancurkanmu." ALESSANDRA: "Aku tidak mengkhianati aliansi. Sekarang pergi. Kirim pesan kapan dan di mana aku bisa bertemu dengan Ayahmu." (Lucia bergegas keluar dari Ruang Arsip dengan wajah panik.) Tepat saat Lucia bergegas keluar, ia bertabrakan dengan Leonardo yang wajahnya gelap karena amarah. Di belakang Leo ada Nathan. LEONARDO: (Kepada Lucia, suaranya tajam) "Kau mau ke mana, Lucia? Apa yang kau lakukan di ruang gelap ini dengan musuhku?" Lucia tergagap, tidak bisa bicara, dan lari begitu saja, melewati Leo. LEONARDO melangkah masuk, mengunci pandangannya pada Alessandra. flashback on - 10 menit ssebelumnya Latar: Mobil Leo yang diparkir beberapa blok dari SMA Altair. Leo dan Nathan di dalamnya. LEONARDO: (Menutup ponselnya, ia baru saja menerima pesan anonim yang memberitahu bahwa Lucia memasuki area sekolah di malam hari) "Sial. Bocah itu membuat gerakan. Nathan, kau yakin dia tidak menyusup?" NATHAN: "Saya sudah mengecek seluruh sistem keamanan, Bos. Dia tidak mungkin bisa meretas firewall kita lagi dalam waktu secepat ini. Tapi ada yang aneh. Salah satu sensor gerak lama di lorong timur baru saja terpicu." LEONARDO (BATIN): "Lorong timur? Itu mengarah ke Ruang Arsip. Kenapa Lucia Corvino (mengacu pada Lucia tanpa marga Silvio) ada di sana di malam hari? Dia pasti bertemu gadis Corvino itu." LEONARDO: (Mata Leo menyala-nyala karena cemburu dan marah) "Ini jebakan, Nathan. Alessandra sedang mencoba merekrut pion di wilayahku. Kita harus hentikan mereka. Cepat!" (Leo dan Nathan segera menuju Ruang Arsip.) flashback of (Kembali ke waktu sekarang di Ruang Arsip. Leo menghadapi Alessandra.) LEONARDO melangkah masuk, mengunci pandangannya pada Alessandra. LEONARDO: "Kau benar-benar tidak membuang waktu, Alessandra Luna Corvino. Kau menyerang serverku, dan sekarang kau merekrut siswi bodoh untuk menjadi antekmu? Kau pikir kau bisa bermain-main di wilayahku?" ALESSANDRA: "Aku hanya melakukan penawaran bisnis. Penawaran yang kau sendiri tidak akan pernah bisa tolak." LEONARDO: (Bergerak mendekat, menekan Alessandra) "Jangan coba-coba mengganggu pionku, Corvino. Aku tahu kau menyamar di sini untuk menantang King Ferretti. Semua ini hanyalah bagian dari misi klanmu, karena kau adalah pewaris Corvino." ALESSANDRA: "Aku tidak tahu siapa yang kau anggap pion. Tapi kau terlalu lambat, Leonardo. Aku sudah mendapatkan apa yang aku mau. Dan kau," ia melangkah mendekat, tatapan mata hazelnya menantang, "terlalu sibuk menepis perasaanmu padaku untuk bisa menghentikanku." Leo membeku. Alessandra baru saja menusuk ke dalam konflik batinnya yang paling dalam. Tubuh mereka sangat dekat, ketegangan fisik dan emosional mencapai puncak. LEONARDO: (Suara yang tertahan antara amarah dan daya tarik) "Jangan pernah berani menggunakan kata-kata itu lagi. Aku tahu siapa kau. Kau musuhku." ALESSANDRA: "Kalau begitu, bertindaklah seperti musuh, Leonardo. Karena sejauh ini, kau terlihat seperti terobsesi." Alessandra mendorong bahu Leo, berjalan melewatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD