Nathan - 26

1984 Words

Anya tak mampu berkata apa pun saat Nathan membawanya berkunjung ke beberapa tempat yang sebelumnya hanya ada dalam angan-angannya saja. Semua bagai mimpi bagi seorang Anya. Ia berdiri tepat di bawah menara Eiffel yang menjulang tinggi di hadapannya. Anya memandanginya dengan kekaguman. Langit pagi menjelang siang yang tampak cerah, sinar yang menimpa kulit mulus Anya. Anya terlampau mengangumi apa yang ada di hadapannya kini hingga sebuah kecupan mendarat di pipinya dan pelukan hangat dari arah belakangnya. “Kau bahagia?” bisik Nathan yang dibalas hanya dengan anggukan oleh Anya. Ia tak dapat menggambarkan perasaannya saat ini. “Masih banyak tempat yang akan kita kunjungi setelah ini, Sayang,” kata Nathan lagi. Anya melepaskan lilitan tangan Nathan, berputar di atas tumit sepatu heels p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD