BAB 31

1141 Words
EPISODE SEBELUMNYA Aku bisa merasakan bahwa kau sekarang tengah kehausan. Apa itu tidak masalah buatmu?”   Napas Ko Ji mulai naik turun. Ia memang sedang dalam kondisi kurang maksimal. Ko Ji seketika terjatuh setelah mendapat serangan spiritual dari Minerva itu. Minerva menyerang kelemahan hati dari seorang vampire. Entah itu berasal dari masa lalu, ataupun kelemahan yanh disembunyikan oleh pemilik tubuh itu. Reaksinya pun beragam. Ada yang dengan mudah ditembus, namun ada pula yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk menekan lawan lewat kelemahan hati yang target miliki. Kekuatan ini disebut Deep Soul. Ada beberapa vampire yang bisa menguasainya. Setiap vampire itu selain memiliki kekuatan basic seperti teleportasi, tubuh yang kuat, panjang umur, ada pula kampuan khusus yang dimiliki setiap vampire tersebut. Biasanya, bagi vampire yang memiliki kekuatan khusus seperti itu adalah yang telah melalui serangkaian latihan terbaik, atau memang genetiknya membawanya pada kemampuan tersebut. Kemampuan tersebut bisa terdiri dari apa saja, seperti membaca pikiran orang lain baik yang telah terjadi di masa lalu ataupun masa depan, meramal, mengendalikan tubuh orang lain, dapat mengeluarkan api atau elemen tertentu dan sebagainya. Karena itulah, banyak yang menyangka vampire mirip dengan manusia mutan spesial. Tidak diketahui pasti, kekuatan khusus apa dan siapa yang terkuat. Setidaknya, Ko Ji akan berhadapan dengan mereka kelak jika ia menentang untuk tak mengikuti klan apapun. Minerva mencoba menjatuhkan menral Ko Ji yang tengah merasakan dahaga yang luar biasa. Kelemahan Ko Ji yang tak bisa menyerang manusia sebagai santapan, wanita itu gunakan untuk menekan mental Ko Ji agar ia mau melakukan apa yang sudah dikodratkan kepadanya. Yaitu menghisap darah manusia. Kepala Ko Ju terasa berat. Tenggorokannya panas dan aliran darahnya mengalir begitu cepat. Tulang-tulang sendinya terasa begitu kaku. Sehingga Ko Ji tak bisa menggerakkannya sesuai kehendak dirinya. Ini semua karena kekuatan  khusus spiritual yang Minerva miliki. Yaitu melihat pikiran serta menghipnotis lawan dengan kelemahannya. Minerva tertawa keras melihat Ko Ji merasakan kesakitan yang luar biasa hingga ia terus tersungkur ke tanah "Bagaimana? Kau mau mencobanya? Pilih saja salah satunya. Setelah kau merasakan darah mereka, kau akan merasa begitu hidup Han Ko Ji." Minerva terus memprovokasi Ko Ji untuk menghisap darah. Penduduk Sobong yang mendengar hal tersebut tentu mundur dengan teratur. Melihat tiga orang telah menjadi korban keganasan mereka, tentu hal tersebut langsung membuat mereka menyingkir jauh. Tapi tidak dengan So Ji. Gadis itu terlihat khawatir dengan sang kakak yang dimanfaatkan. Apalagi saat ini tidak ada darah segar yang bisa Ko Ji nikmati dalam situasi seperti ini. Tentu saja Ko Ji kakaknya akan semakin sekarat karena kehabisan tenaga. "Kau tidak akan bisa membunuhku --" gumam Ko Ji yang ditanggapi dingin oleh Minerva. "Apa katamu?" "Kau tidak akan bisa membunuhku lewat provokasimu itu," bentak Ko Ji yang mencoba untuk mengalahkan kekuatan spiritual hipnotis Minerva itu. Namun sayangnya itu tak mudah. Ko Ji kembali ditundukkan seperti terjebak dalam gravitasi bumi yang membuatnya tak bisa menegakkan tubuhnya bahkan kepalanya ke atas. Ko Ji benar-benar tertunduk bahkan segera akan tersungkur karena melawan gravitasi. "Oh ya? Coba kita lihat," gertakkan Minerva ternyata memang tidak main-main. Dengan mudahnya ia menancapkan samurai milik Ko Ji itu ke punggung pria tak berdaya itu. Tak cukup sekali, Minerva bahkan menusukkamnya berulang-ulang kali. Padahal Ko Ji telah meringis dan berteriak atas tikaman demi tikaman yang Minerva buat, tapi nyatanya itu tak di gubris oleh Minerva hingga ia asik tertawa atas kemenangannya. So Ji yang hanya bisa berdiri dibalik tembok, hanya bisa histeris melihat sang kakak diperlakukan seperti itu. Gadis itu tak sanggup untuk melihatnya terus menerus hingga ia memutuskan untuk keluar dari gerbang dan berniat untuk membantu sang kakak. Tapi langkahnya tersebut langsung dihalangi oleh warga setempat. "Apa yang akan kau lakukan!" "Menyelamatkan kakakku! Aku harus menyelamatkan kakakku!" teriak So Ji frustasi. Tapi warga tetap tak bergeming dan memutuskan untuk mengamankan So Ji agar ia tak keluar dari gerbang . "Usahamu akan sia-sia! Kau akan terbunuh nanti --" "Jika kakakku mati, kalian semua juga akan mati di tangan wanita itu! Apa kalian tidak paham situasinya? Cuma kakakku yang bisa melindungi kita semua di sini!" Teriaka  So Ji langsung membuat semua orang terdiam. Apa yang dikatakan So Ji memukul telak kesadaran warga akan.situasi yang mereka hadapi sekarang. So Ji baru akan melewati pagar untuk bisa menyelinap keluar untuk menyelamatakan sang kakak. Tapi dari kejauhan, Ko Ji membuat kaget semua orang yang melihatnya. Terutama Minerva yang tak menyangka Ko Ji bergerak perlahan menegakkan tubuhnya satu persatu. Ia seperti tak terpengaruh lagi dengan kekuatan spiritual tersebut. Dengan gagah Ko Ji kini berdiri. Tak lupa dengan seringaiannya serta mata merah darah yang ia gunakan untuk menghalau kekuatan tersebut. "Hanya segini kemampuanmu?" ucap Ko Ji sembari menahan samurainya yang telah digunakan oleh Minerva untuk melukainya. Yang anehnya, kini luka-luka tersebut telah menghilang tanpa bekas. "Kau --" Minerva menggeram. Ia hendak lompat ke belakang untuk menjauhi Ko Ji namun langkahnya terlambat. Dengan cepat Ko Ji menahan wanita itu dengan menarik salah satu kakinya yang lalu Ko Ji banting keras  tubuhnya ke tanah. Tak cukup dengan membantingnya saja, Ko Ji lantas menginjak keras lutut Minerva hingga membuatnya meringis kesakitan yang luar biasa. Pemandangan tak percaya juga ditunjukkan oleh para warga Sobong yang menonton aksi Ko Ji yang luar biasa kuat itu. Seketika melihat Ko Ji yang telah dalam keadaan primanya, So Ji menarik satu napas lega melihat kakaknya itu. Minerva terus berusaha untuk terlepas dari tarikan dan upaya Ko Ji untuk menahan pergerakannya. Tapi ternyata, hal itu hanya membuat Minerva semakin kesakitan. Wanita itu kembali mencoba fokus untum menggunaka  kekuatan khususnya lagi. Tapi dengan cepat Ko Ji menutup kedua mata Minerva lalu tanpa sungkan pun menekannya hingga membuat kedua mata Minerva mengeluarkan darah. Aksi kejam Ko Ji itu membuat yang melihatnya bergidij ngeri. Termasuk juga So Ji yang terperangah melihat perbuatan kakaknya yang mulai tak lazim. "Aku tahu caramu melakukannya. Kedua bola matamu cukup menggangguku." Minerva berteriak histeris dengan lengkingan suaranya itu. "Lepaskan aku!" teriak Minerva putus asa. Mendengar hal tersebut, Ko Ji malah tertawa. "Kemana mulut besarmu tadi? Aah mengalahkanku setelah ratumu meramalku, itu sebuah kesalahn besar iya kan? "Aku belum mengatakannya secara tuntas. Kau ingin mendengarnya," Minerva seolah membuat kesepakatan. Namul hal itu tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Ko Ji. "Nasib seseorang bisa berubah seiring bergantinya waktu  Dan apa hak kita, memberitahukannya hanya untuk menyenangkannya. Jadi...berhentilah mengoceh tentang nasibku." Minerva seketika terkulai tak berdaya setelah kepalanya terhunus oleh pedang dalam keadaan kepala menengadah ke atas. Setelah melakukannya, Ko Ji langsung terjatuh ke tanah dengan kerasnya. Dirasa semua aman, semua orang yang ada di gerbang berhamburan keluar melihat dengan seksama apa yang telah terjadi. Tapi sayangnya, Ko Ji tak bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh para warga. Perlahan-lahan ia bahkan ikut memejamkan mata karena tak kuat lagi untuk menggerakkan organ tubuhnya. So Ji yang melihat hal itupun lantas langsung menghampiri Ko Ji yang mempertahankan senyumnya setelah mendengar langkah kakinya. Dengan hati yang caruk maruk So Ji meneriakkan nama sang kakak untuk tetap bertahan. "Kak..bangunlah! Kakk --" . bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD