Di Antara Dua Pilihan - Bertemu Pak Kyai "Maafkan Mas, karena membuatmu banyak pikiran dan mengalami pendarahan." Aksara menggenggam jemari istrinya. Sorot matanya penuh rasa bersalah. Marisa tersenyum samar. Bibirnya yang biasa merona terlihat pucat. "Mas, udah ngasih tahu mama belum kalau kita berada di Malang sekarang?" "Belum. Sebentar lagi mas telepon. Mas mau mastiin dulu kamu baik-baik saja." "Mas, kabari mama dulu. Nanti beliau nungguin kita pulang. Kan udah janji kalau malam ini Mas mau menemui Pak Kyai." Aksara mengangguk. Diambilnya ponsel dari dalam saku celana. Namun dua kali menelepon panggilannya tidak dijawab. Akhirnya dia mengetik pesan untuk mamanya dan langsung terlihat dua centang biru. Namun tidak langsung dijawab atau pun di telepon balik. Karena rumah merek

