"Ya. Aku pasti datang." Marisa menggenggam erat tangan sahabatnya. Sesaat kemudian Ari melepaskan pelukan dan kembali ke mejanya. Jika selama ini mereka selalu berbagi kisah, tapi untuk masalah yang sekarang Marisa tidak akan bercerita. Sesuai amanah, ia akan menjaga permintaan itu. Ternyata berkutat dengan pekerjaan jauh lebih menenangkan daripada duduk diam di rumah. Meski beberapa kali ia harus berdiri supaya tidak duduk terlalu lama, atau meraih ponsel dan membalas pesan dari suaminya. Kekhawatiran jelas tergambar dari setiap kalimat yang dikirimkan Aksara. Hingga jam istirahat untuk makan siang, Marisa tidak melihat Daniel datang ke kantor. "Ar, aku nggak lihat Pak Daniel masuk kantor hari ini?" tanya Marisa ketika mereka duduk di kantin dan menikmati makan siangnya. "Kamu belum

