Chapter 2

1224 Words
Aldy pov   Aku sepertinya harus lembur, karna pekerjaan ini belum selesai. Sedangkan abangku pasti sudah pulang, karna abangku sering membawa pekerjaannya ke Mansion kami.   Dan yang lembur hanya aku dan Fiona, yang lainya sudah pada pulang. Dan aku pun melanjutkan pekerjaan ku. Ku lihat arah sebelah ternyata Fiona sedang membereskan barang-barangnya, sepertinya dia akan pulang.    Ternyata dugaanku benar, Fiona memang mau pulang. Dan deru langkah kaki seseorang terdengar di telingaku, ku lihat sekilas rupanya Fiona sedang melangkah ke arah meja kerjaku. "Aldy, aku pulang dulu ya. Selamat malam" katanya   Tanpa menoleh, aku menjawab pamitannya. "Oh"    Dan aku lihat bibirnya komat-kamit gak jelas, dia sangat lucu saat bibirnya komat-kamit entah kata apa yang dia ucapin. Sambil mendengus Dia pergi meninggalkanku sendirian.    Dengan cepat ku bereskan meja kerjaku, setelah selesai aku turun ke lobby kantor dan sesampai aku di lobby, aku melihat Fiona yang berjalan menuju keluar gedung.    Secepat kilat ku ikutkan dia dari belakang sambil berhati-hati agar tidak tau kalau aku mengikutinya. Setelah itu kulihat dia memasuki mobilnya dan tanpa dia sadari, mobilku tepat di sebelah parkir mobilnya.    Dan sepanjang jalan aku mengekori mobilnya, 30menit kami sudah sampai di... dimana ini? dan aku melihat ada tulisan 'Princess Ballet School'. Balet? seumuran dia masih mengikuti balet?    Kulihat dia keluar dari dalam mobilnya, ada yang aneh. Tadi dia pulang memakai baju kantor, sekarang dia memakai baju balet? lengkap dengan sepatu baletnya dan tali apalah itu, aku gak tahu.    Jika dibolehin sama abangku kalau ke kantor memakai baju balet, apakah Fiona memakai baju baletnya? Tapi dia sangat cantik dibalut dengan gaun balet berwarna pink, dan sepatu balet berwarna pink, belum lagi rambutnya di sanggul ke atas dan dia cantik seperti Barbie.   Karena terlalu banyak melamun, jadinya aku tidak melihat dia lagi di samping mobilnya. Kemana perginya wanita itu? Entah datang dari mana, tiba-tiba tanganku membuka pintu mobil dan keluar dari mobil menuju tempat les balet itu.   Setelah sampai di tempat balet itu, para wanita memandang ku dengan tatapan berbinar, Aku sudah tau kok kalau aku ganteng makanya aku biasa saja ditatapin seperti itu. Tiba-tiba wanita paruh baya sekitar umur 40an datang mendekat kepadaku memakai baju baletnya. "Maaf, pak. Ada yang bisa saya bantu?" "Oh, iya.  Em.. itu saya mau lihat Fiona, Fionanya latihan di ruangan mana bu?" tanyaku gelagapan "Oh, nak ganteng ini cari Fio, yah? Oh. Ada kok, Dia sedang latihan"    Ya.. aku juga tau kok diasedang latihan, kan aku tadinya nanya ruangannya dimana? "Maksud saya, saya mau lihat Fiona nya latihan bu." ucapku bersabar "Ada kok diruangan khusus buat Fiona latihan, tidak ada seorangpun yang boleh masuk ke ruangannya selain dia. Jadi kalau kamu mau ke ruangannya, Tapi kamu siapanya Fiona? kalau kamu bukan bagian keluargannya, kamu tidak boleh masuk ke ruangan baletnya!" katanya "Saya calon suami Fiona" ucap ku berbohong   Entah kenapa nih mulut refleks ucapin kalau aku adalah calon suami Fiona, kalau Fiona tau gimana? Auk ah gelap. Wanita ini pun membuka mulutnya dengan lebar sepertinya shock atas ucapanku tadi, Mungkin. "Yakin kamu calon suaminya Fiona?" tanyanya dengan tatapan tak percaya   Aku menggaruk tengkukku yang tak gatal "Ya, eeuum.... Saya c-calon ssuami Fiona"Ucapku gelagapan "Baiklah mari ikut saya ke ruangan latihan baletnya Fiona"   Haaah.... Akhirnya diizinin juga, kira-kira gimana ya kalau Fiona latihan nari balet? Sepertinya aku sudah mulai tidak sabar untuk melihat Fiona yang sedang menari balet.   Aku dan wanita ini pun tiba di ruangan yang bertulisan 'Ruangan Fiona Alberthat' dan di bawahnya bertulisan peringatan 'Warning! yang tidak kepentingan dilarang masuk'.   Nih, Fiona penting banget ya di tempat latihan balet ini? ckckck, keren juga, rupanya Fiona punya ruangan khusus. Dan aku bersama wanita paruh baya ini masuk ke ruangannya.   Pintu pun terbuka, ku lihat ada seorang coach nya mengajarkan tarian balet ke Fiona, Fiona sangat lincah dengan gerakannya. Ada yang muter-muter, emang gak pusing tuh muter-muter sambil nyinjit kakinya?.   Berbagai macam gerakan yang dia keluarkan dari gerakan tubuhnya, entah kenapa aku terus tersenyum melihat Fiona yang menari sangat anggun itu. Karna Fiona terus latihan dia tidak menyadari kalau aku bersama wanita ini melihat dia yang brdiri di ambang pintu.   Setelah cukup aku melihatnya menari, aku pun pamit dan pulang ke mansion ku. Fiona pov    Aku melihat profile nya Aldy. Aku kaget sekaligus merasakan nyeri di hatiku, apakah benar dia sudah tunangan? dan tunangannya pun bernama Irma. Sepertinya aku mengenal nama itu, tapi di mana ya?    Habis sudah harapanku untuk mengambil hatinya Aldy, tapi aku tidak akan pernah menyerah,  aku akan selalu mengambil hatinya Aldy bagaimanapun caranya itu. ♬♬♬   Pagi ini aku telah bersiap untuk pergi ke kantor, setelah semua sudah siap. Aku menuju garasi mobil dimana tempat mobilku, mobil Andri dan mobil bunda dan ayah terparkir di dalam sana. Garasi mobil kami cukup luas bisa muat kira-kira 6 mobil, Aku mengambil kunci mobil yang digantung dan memanaskan mobil terlebih dahulu.   Selama mobil di panaskan, aku menuju meja makan untuk makan bersama keluarga kecilku, dan aku pun duduk di meja bersama ayah dan bunda, tapi kenapa hanya ayah dan bunda saja? kemana abang Andri? pasti dia masih tidur. "Bun, mana bang Andri? Pasti masih molor ya bun?"Tanyaku "Gak sayang, tadi abang mu subuh-subuh sudah pergi"Kata Bunda    Pergi kemana bang Andri ya? "Emang, bang Andri pergi kemana?" "Ayah menyuruh abang mu untuk pergi ke Bandung, karena harus menangani bisnis ayah yang ada di Bandung." kata ayah   Aku hanya manggut-mangut tanda mengerti, aku melanjutkan sarapan Taperroni Chesse yang sudah di buatkan bik Asih dan mama tak berapa lama pak Tarmin yang bertugas membersih halaman depan datang. "Non, mobilnya tuh. Mesinnya sudah panas" "Baiklah pak, makasih" "Sama-sama non, kalau begitu saya mohon undur diri" kata pak Tarmin memohon dan pergi "Yaudah bun, Fio pergi dulu" kataku bangkit dari kursi dan meminum segelas orange juices setelah itu bersalaman sama bunda "Ayah, Fio pergi dulu Assalamualaikum....." kataku mencium tangan ayah dan tak lupa mencium pipi ayah "Iya, sayang. Be carefull! Jangan bawa mobil diatas rata-rata okey" "Okey ayah" kataku berlalu dan menuju garasi mobil ♬♬♬ Aldy pov   Aku berjalan menuju lift dan aku memencet tombol atas tak lama kemudian pintu lift terbuka, orang-orang disini pada keluar dari lift dan aku pun masuk ke dalam lift, hanya aku sendiri yang ada di dalam lift.    Saat aku mau memencet tombol angka 58, datanglah seorang wanita yang teriak sambil berlari menuju lift. "Tttttuuuuuunnnnggggguu jangan ditutup dulu!!!" kata orang yang teriak itu    Segeralah aku menahan pintu lift yang hampir sepenuhnya menutup dan dia masuk sambil menarik nafas yang ngos-ngosan karena berlari tadi.    Setelah itu aku memencet tombol 58 dan baru kutahu dia adalah gadis balet itu. "Makasih ya" katanya "Untuk?" tanyaku sambil melihat mukanya  "Karna mau nyelamatin aku, kalau lift ini tadi tertutup pasti aku telat deh" katanya sambil nyengir    Aku hanya diam dan kulihat keringat bercucuran di dahinya dan aku pun mengambil tissue di dalam tas kerjaku, dan mengasih kepada gadis balet ini.   "Nih, bersihkan dulu wajahmu dari keringat itu!" kataku sambil mengasih tissue ke dia   Dia hanya diam seribu kata sambil melongo gak jelas, lucu sekali wajahnya yang selagi melongo itu, hahaha ingin sekali aku tertawa tapi aku hanya bisa menahan tawa.   Karena dia diam terus, aku pun mengangkat dagunya dan membersihkan wajahnya dengan tissue tadi, dia yang melihat ku tanpa berkedip. Aku merasa jantungku ini berdetak kencang, kenapa jantungku ini dagdigdugseeer ya? Mukanya pun berubah menjadi merah tomat, Aku terus membersihkan wajahnya tanganku pun terhenti karna suara dentingan lift yang mengganggu kegiatanku tadi. aaarggghhhh Lift sialaan!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD