Cherry - 26

3170 Words
Roselied itu, aku tahu memikirkannya saja ini sudah merupakan hal yang sangat bodoh, karena bagaimanapun caranya, aku akan selalu gagal, sebab Roselied adalah laki-laki aneh yang punya kekuatan sakti yang menyebut dirinya adalah iblis. Sebenarnya aku percaya kalau dia adalah iblis sungguhan, tapi aku masih tidak mengerti mengapa hanya aku yang diincar olehnya, tidak, maksudku, diincar oleh tuannya yang bernama Lucifer. Aku tahu, sangat bodoh. Ini memang terdengar aneh dan membingungkan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku sangat tidak mengerti pada apa yang terjadi sekarang ini pada hidupku. Bayangkan saja, keluargaku dibantai begitu saja oleh Roselied dan dia dengan entengnya bilang bahwa semua itu terpaksa dia lakukan agar aku bisa dijadikan sebagai istri Lucifer. Sungguh, itu benar-benar hal yang paling gila yang pernah kudengar. Aku tidak pernah menyangka seseorang bisa melakukan hal sekejam itu dengan polos. Aku benar-benar tidak mengerti sekarang. Apakah aku memang terlihat seperti gadis seksi yang pantas untuk dijadikan incaran? Aku tidak pernah merasa demikian, apalagi kalau sampai diincar oleh makhluk kejam semacam iblis, itu benar-benar diluar dugaanku. Sungguh, saat ini yang ingin kulakukan hanyalah pulang dan bersama dengan keluargaku lagi. Hanya itu yang kuinginkan, tapi sepertinya tidak bisa terjadi lagi, sebab mereka sudah tiada. Aku sedih, aku merindukan mereka. Seharusnya aku tidak berakhir seperti ini. Seharusnya aku masih bersama dengan keluargaku. Aku tidak pernah menduga aku akan tertimpa hal semengerikan ini. “Bagaimana? Apa kau sudah berubah pikiran, Cherry?” “Apa maksudmu bertanya begitu? Tentu saja aku tidak sudi melakukan hal semacam itu dengan iblis! Aku ingin kembali menjadi diriku seperti kemarin! Tidak berakhir seperti ini di tempat seperti ini!” Aku benar-benar tidak paham pada pola pikir Roselied dan iblis-iblis seperti dia, maksudku apakah mereka punya akal sehat? Tidakkah mereka sadar kalau yang mereka lakukan sekarang pada seorang gadis manusia itu sangat jahat dan tidak punya belas kasih? Apakah mereka tidak punya sedikit pun perasaan bersalah saat menyakiti orang lain? Sungguh, sebutan iblis untuk mereka ternyata bukan isapan jempol belaka, mereka memang benar-benar seorang iblis. Sekarang, aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa hidup dengan bahagia di hari esok atau tidak, aku benar-benar merasa putus asa sekali sekarang. Yang kuinginkan sekarnag hanyalah pergi dari tempat ini dan meninggalkan semua kekacauan ini. Aku sangat merindukan kehangatan keluargaku, sungguh, aku selalu ingin kembali tertawa bersam mereka, bercerita lucu dan tertawa bersama. Akankah aku bisa mendapatkan kesempatan seperti itu lagi kelak? Aku tidak tahu, mungkin hidupku ke depannya bakal mengerikan dan menyeramkan, tapi setidaknya aku masih punya kenangan indah untuk diingat. Meskipun itu tidak akan pernah terjadi lagi, tapi setidaknya, aku pernah memilikinya. Itu sangat indah, aku ingin sekali bertemu dan melihat wajah mereka lagi. Aku tahu, ini sangat mustahil untuk dilakukan, karena mereka semua sudah tiada. Aku selalu berpikir apakah orang yang ada di dekatku ini, tentu yang kumaksudkan adalah Roselied, bisa menjadi keluargaku. Bisa merasakan kehangatan adalah hal yang spesial sekali untuk sekarang, tapi entah kenapa aku merasakan kebaikan dan ketulusan hati dari mata Roselied. Aku tidak tahu mengapa bisa berpikir demikian, karena sejatinya Roselied adalah seorang iblis, tapi entahlah. Aku tidak tahu pasti bagaimana menjelaskannya, tapi situasiku saat ini benar-benar sangat dirugikan, aku harus mencari cara agar aku bisa lepas dari kekangan laki-laki tua iblis yang bernama Roselied itu, aku tahu memikirkannya saja ini sudah merupakan hal yang sangat bodoh, karena bagaimanapun caranya, aku akan selalu gagal, sebab Roselied adalah laki-laki aneh yang punya kekuatan sakti yang menyebut dirinya adalah iblis. Sebenarnya aku percaya kalau dia adalah iblis sungguhan, tapi aku masih tidak mengerti mengapa hanya aku yang diincar olehnya, tidak, maksudku, diincar oleh tuannya yang bernama Lucifer. Aku tahu, sangat bodoh. Ini memang terdengar aneh dan membingungkan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku sangat tidak mengerti pada apa yang terjadi sekarang ini pada hidupku. Bayangkan saja, keluargaku dibantai begitu saja oleh Roselied dan dia dengan entengnya bilang bahwa semua itu terpaksa dia lakukan agar aku bisa dijadikan sebagai istri Lucifer. Sungguh, itu benar-benar hal yang paling gila yang pernah kudengar. Aku tidak pernah menyangka seseorang bisa melakukan hal sekejam itu dengan polos. Aku benar-benar tidak mengerti sekarang. Apakah aku memang terlihat seperti gadis seksi yang pantas untuk dijadikan incaran? Aku tidak pernah merasa demikian, apalagi kalau sampai diincar oleh makhluk kejam semacam iblis, itu benar-benar diluar dugaanku. Sungguh, saat ini yang ingin kulakukan hanyalah pulang dan bersama dengan keluargaku lagi. Hanya itu yang kuinginkan, tapi sepertinya tidak bisa terjadi lagi, sebab mereka sudah tiada. Aku sedih, aku merindukan mereka. Seharusnya aku tidak berakhir seperti ini. Seharusnya aku masih bersama dengan keluargaku. Aku tidak pernah menduga aku akan tertimpa hal semengerikan ini. “Bagaimana? Apa kau sudah berubah pikiran, Cherry?” “Apa maksudmu bertanya begitu? Tentu saja aku tidak sudi melakukan hal semacam itu dengan iblis! Aku ingin kembali menjadi diriku seperti kemarin! Tidak berakhir seperti ini di tempat seperti ini!” Aku benar-benar tidak paham pada pola pikir Roselied dan iblis-iblis seperti dia, maksudku apakah mereka punya akal sehat? Tidakkah mereka sadar kalau yang mereka lakukan sekarang pada seorang gadis manusia itu sangat jahat dan tidak punya belas kasih? Apakah mereka tidak punya sedikit pun perasaan bersalah saat menyakiti orang lain? Sungguh, sebutan iblis untuk mereka ternyata bukan isapan jempol belaka, mereka memang benar-benar seorang iblis. Sekarang, aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa hidup dengan bahagia di hari esok atau tidak, aku benar-benar merasa putus asa sekali sekarang. Yang kuinginkan sekarnag hanyalah pergi dari tempat ini dan meninggalkan semua kekacauan ini. Aku sangat merindukan kehangatan keluargaku, sungguh, aku selalu ingin kembali tertawa bersam mereka, bercerita lucu dan tertawa bersama. Akankah aku bisa mendapatkan kesempatan seperti itu lagi kelak? Aku tidak tahu, mungkin hidupku ke depannya bakal mengerikan dan menyeramkan, tapi setidaknya aku masih punya kenangan indah untuk diingat. Meskipun itu tidak akan pernah terjadi lagi, tapi setidaknya, aku pernah memilikinya. Itu sangat indah, aku ingin sekali bertemu dan melihat wajah mereka lagi. Aku tahu, ini sangat mustahil untuk dilakukan, karena mereka semua sudah tiada. Aku selalu berpikir apakah orang yang ada di dekatku ini, tentu yang kumaksudkan adalah Roselied, bisa menjadi keluargaku. Bisa merasakan kehangatan adalah hal yang spesial sekali untuk sekarang, tapi entah kenapa aku merasakan kebaikan dan ketulusan hati dari mata Roselied. Aku tidak tahu mengapa bisa berpikir demikian, karena sejatinya Roselied adalah seorang iblis, tapi entahlah. Aku tidak tahu pasti bagaimana menjelaskannya, tapi situasiku saat ini benar-benar sangat dirugikan, aku harus mencari cara agar aku bisa lepas dari kekangan laki-laki tua iblis yang bernama Roselied itu, aku tahu memikirkannya saja ini sudah merupakan hal yang sangat bodoh, karena bagaimanapun caranya, aku akan selalu gagal, sebab Roselied adalah laki-laki aneh yang punya kekuatan sakti yang menyebut dirinya adalah iblis. Sebenarnya aku percaya kalau dia adalah iblis sungguhan, tapi aku masih tidak mengerti mengapa hanya aku yang diincar olehnya, tidak, maksudku, diincar oleh tuannya yang bernama Lucifer. Aku tahu, sangat bodoh. Ini memang terdengar aneh dan membingungkan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku sangat tidak mengerti pada apa yang terjadi sekarang ini pada hidupku. Bayangkan saja, keluargaku dibantai begitu saja oleh Roselied dan dia dengan entengnya bilang bahwa semua itu terpaksa dia lakukan agar aku bisa dijadikan sebagai istri Lucifer. Sungguh, itu benar-benar hal yang paling gila yang pernah kudengar. Aku tidak pernah menyangka seseorang bisa melakukan hal sekejam itu dengan polos. Aku benar-benar tidak mengerti sekarang. Apakah aku memang terlihat seperti gadis seksi yang pantas untuk dijadikan incaran? Aku tidak pernah merasa demikian, apalagi kalau sampai diincar oleh makhluk kejam semacam iblis, itu benar-benar diluar dugaanku. Sungguh, saat ini yang ingin kulakukan hanyalah pulang dan bersama dengan keluargaku lagi. Hanya itu yang kuinginkan, tapi sepertinya tidak bisa terjadi lagi, sebab mereka sudah tiada. Aku sedih, aku merindukan mereka. Seharusnya aku tidak berakhir seperti ini. Seharusnya aku masih bersama dengan keluargaku. Aku tidak pernah menduga aku akan tertimpa hal semengerikan ini. “Bagaimana? Apa kau sudah berubah pikiran, Cherry?” “Apa maksudmu bertanya begitu? Tentu saja aku tidak sudi melakukan hal semacam itu dengan iblis! Aku ingin kembali menjadi diriku seperti kemarin! Tidak berakhir seperti ini di tempat seperti ini!” Aku benar-benar tidak paham pada pola pikir Roselied dan iblis-iblis seperti dia, maksudku apakah mereka punya akal sehat? Tidakkah mereka sadar kalau yang mereka lakukan sekarang pada seorang gadis manusia itu sangat jahat dan tidak punya belas kasih? Apakah mereka tidak punya sedikit pun perasaan bersalah saat menyakiti orang lain? Sungguh, sebutan iblis untuk mereka ternyata bukan isapan jempol belaka, mereka memang benar-benar seorang iblis. Sekarang, aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa hidup dengan bahagia di hari esok atau tidak, aku benar-benar merasa putus asa sekali sekarang. Yang kuinginkan sekarnag hanyalah pergi dari tempat ini dan meninggalkan semua kekacauan ini. Aku sangat merindukan kehangatan keluargaku, sungguh, aku selalu ingin kembali tertawa bersam mereka, bercerita lucu dan tertawa bersama. Akankah aku bisa mendapatkan kesempatan seperti itu lagi kelak? Aku tidak tahu, mungkin hidupku ke depannya bakal mengerikan dan menyeramkan, tapi setidaknya aku masih punya kenangan indah untuk diingat. Meskipun itu tidak akan pernah terjadi lagi, tapi setidaknya, aku pernah memilikinya. Itu sangat indah, aku ingin sekali bertemu dan melihat wajah mereka lagi. Aku tahu, ini sangat mustahil untuk dilakukan, karena mereka semua sudah tiada. Aku selalu berpikir apakah orang yang ada di dekatku ini, tentu yang kumaksudkan adalah Roselied, bisa menjadi keluargaku. Bisa merasakan kehangatan adalah hal yang spesial sekali untuk sekarang, tapi entah kenapa aku merasakan kebaikan dan ketulusan hati dari mata Roselied. Aku tidak tahu mengapa bisa berpikir demikian, karena sejatinya Roselied adalah seorang iblis, tapi entahlah. Aku tidak tahu pasti bagaimana menjelaskannya, tapi situasiku saat ini benar-benar sangat dirugikan, aku harus mencari cara agar aku bisa lepas dari kekangan laki-laki tua iblis yang bernama Roselied itu, aku tahu memikirkannya saja ini sudah merupakan hal yang sangat bodoh, karena bagaimanapun caranya, aku akan selalu gagal, sebab Roselied adalah laki-laki aneh yang punya kekuatan sakti yang menyebut dirinya adalah iblis. Sebenarnya aku percaya kalau dia adalah iblis sungguhan, tapi aku masih tidak mengerti mengapa hanya aku yang diincar olehnya, tidak, maksudku, diincar oleh tuannya yang bernama Lucifer. Aku tahu, sangat bodoh. Ini memang terdengar aneh dan membingungkan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku sangat tidak mengerti pada apa yang terjadi sekarang ini pada hidupku. Bayangkan saja, keluargaku dibantai begitu saja oleh Roselied dan dia dengan entengnya bilang bahwa semua itu terpaksa dia lakukan agar aku bisa dijadikan sebagai istri Lucifer. Sungguh, itu benar-benar hal yang paling gila yang pernah kudengar. Aku tidak pernah menyangka seseorang bisa melakukan hal sekejam itu dengan polos. Aku benar-benar tidak mengerti sekarang. Apakah aku memang terlihat seperti gadis seksi yang pantas untuk dijadikan incaran? Aku tidak pernah merasa demikian, apalagi kalau sampai diincar oleh makhluk kejam semacam iblis, itu benar-benar diluar dugaanku. Sungguh, saat ini yang ingin kulakukan hanyalah pulang dan bersama dengan keluargaku lagi. Hanya itu yang kuinginkan, tapi sepertinya tidak bisa terjadi lagi, sebab mereka sudah tiada. Aku sedih, aku merindukan mereka. Seharusnya aku tidak berakhir seperti ini. Seharusnya aku masih bersama dengan keluargaku. Aku tidak pernah menduga aku akan tertimpa hal semengerikan ini. “Bagaimana? Apa kau sudah berubah pikiran, Cherry?” “Apa maksudmu bertanya begitu? Tentu saja aku tidak sudi melakukan hal semacam itu dengan iblis! Aku ingin kembali menjadi diriku seperti kemarin! Tidak berakhir seperti ini di tempat seperti ini!” Aku benar-benar tidak paham pada pola pikir Roselied dan iblis-iblis seperti dia, maksudku apakah mereka punya akal sehat? Tidakkah mereka sadar kalau yang mereka lakukan sekarang pada seorang gadis manusia itu sangat jahat dan tidak punya belas kasih? Apakah mereka tidak punya sedikit pun perasaan bersalah saat menyakiti orang lain? Sungguh, sebutan iblis untuk mereka ternyata bukan isapan jempol belaka, mereka memang benar-benar seorang iblis. Sekarang, aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa hidup dengan bahagia di hari esok atau tidak, aku benar-benar merasa putus asa sekali sekarang. Yang kuinginkan sekarnag hanyalah pergi dari tempat ini dan meninggalkan semua kekacauan ini. Aku sangat merindukan kehangatan keluargaku, sungguh, aku selalu ingin kembali tertawa bersam mereka, bercerita lucu dan tertawa bersama. Akankah aku bisa mendapatkan kesempatan seperti itu lagi kelak? Aku tidak tahu, mungkin hidupku ke depannya bakal mengerikan dan menyeramkan, tapi setidaknya aku masih punya kenangan indah untuk diingat. Meskipun itu tidak akan pernah terjadi lagi, tapi setidaknya, aku pernah memilikinya. Itu sangat indah, aku ingin sekali bertemu dan melihat wajah mereka lagi. Aku tahu, ini sangat mustahil untuk dilakukan, karena mereka semua sudah tiada. Aku selalu berpikir apakah orang yang ada di dekatku ini, tentu yang kumaksudkan adalah Roselied, bisa menjadi keluargaku. Bisa merasakan kehangatan adalah hal yang spesial sekali untuk sekarang, tapi entah kenapa aku merasakan kebaikan dan ketulusan hati dari mata Roselied. Aku tidak tahu mengapa bisa berpikir demikian, karena sejatinya Roselied adalah seorang iblis, tapi entahlah. Aku tidak tahu pasti bagaimana menjelaskannya, tapi situasiku saat ini benar-benar sangat dirugikan, aku harus mencari cara agar aku bisa lepas dari kekangan laki-laki tua iblis yang bernama Roselied itu, aku tahu memikirkannya saja ini sudah merupakan hal yang sangat bodoh, karena bagaimanapun caranya, aku akan selalu gagal, sebab Roselied adalah laki-laki aneh yang punya kekuatan sakti yang menyebut dirinya adalah iblis. Sebenarnya aku percaya kalau dia adalah iblis sungguhan, tapi aku masih tidak mengerti mengapa hanya aku yang diincar olehnya, tidak, maksudku, diincar oleh tuannya yang bernama Lucifer. Aku tahu, sangat bodoh. Ini memang terdengar aneh dan membingungkan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku sangat tidak mengerti pada apa yang terjadi sekarang ini pada hidupku. Bayangkan saja, keluargaku dibantai begitu saja oleh Roselied dan dia dengan entengnya bilang bahwa semua itu terpaksa dia lakukan agar aku bisa dijadikan sebagai istri Lucifer. Sungguh, itu benar-benar hal yang paling gila yang pernah kudengar. Aku tidak pernah menyangka seseorang bisa melakukan hal sekejam itu dengan polos. Aku benar-benar tidak mengerti sekarang. Apakah aku memang terlihat seperti gadis seksi yang pantas untuk dijadikan incaran? Aku tidak pernah merasa demikian, apalagi kalau sampai diincar oleh makhluk kejam semacam iblis, itu benar-benar diluar dugaanku. Sungguh, saat ini yang ingin kulakukan hanyalah pulang dan bersama dengan keluargaku lagi. Hanya itu yang kuinginkan, tapi sepertinya tidak bisa terjadi lagi, sebab mereka sudah tiada. Aku sedih, aku merindukan mereka. Seharusnya aku tidak berakhir seperti ini. Seharusnya aku masih bersama dengan keluargaku. Aku tidak pernah menduga aku akan tertimpa hal semengerikan ini. “Bagaimana? Apa kau sudah berubah pikiran, Cherry?” “Apa maksudmu bertanya begitu? Tentu saja aku tidak sudi melakukan hal semacam itu dengan iblis! Aku ingin kembali menjadi diriku seperti kemarin! Tidak berakhir seperti ini di tempat seperti ini!” Aku benar-benar tidak paham pada pola pikir Roselied dan iblis-iblis seperti dia, maksudku apakah mereka punya akal sehat? Tidakkah mereka sadar kalau yang mereka lakukan sekarang pada seorang gadis manusia itu sangat jahat dan tidak punya belas kasih? Apakah mereka tidak punya sedikit pun perasaan bersalah saat menyakiti orang lain? Sungguh, sebutan iblis untuk mereka ternyata bukan isapan jempol belaka, mereka memang benar-benar seorang iblis. Sekarang, aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa hidup dengan bahagia di hari esok atau tidak, aku benar-benar merasa putus asa sekali sekarang. Yang kuinginkan sekarnag hanyalah pergi dari tempat ini dan meninggalkan semua kekacauan ini. Aku sangat merindukan kehangatan keluargaku, sungguh, aku selalu ingin kembali tertawa bersam mereka, bercerita lucu dan tertawa bersama. Akankah aku bisa mendapatkan kesempatan seperti itu lagi kelak? Aku tidak tahu, mungkin hidupku ke depannya bakal mengerikan dan menyeramkan, tapi setidaknya aku masih punya kenangan indah untuk diingat. Meskipun itu tidak akan pernah terjadi lagi, tapi setidaknya, aku pernah memilikinya. Itu sangat indah, aku ingin sekali bertemu dan melihat wajah mereka lagi. Aku tahu, ini sangat mustahil untuk dilakukan, karena mereka semua sudah tiada. Aku selalu berpikir apakah orang yang ada di dekatku ini, tentu yang kumaksudkan adalah Roselied, bisa menjadi keluargaku. Bisa merasakan kehangatan adalah hal yang spesial sekali untuk sekarang, tapi entah kenapa aku merasakan kebaikan dan ketulusan hati dari mata Roselied. Aku tidak tahu mengapa bisa berpikir demikian, karena sejatinya Roselied adalah seorang iblis, tapi entahlah. Aku tidak tahu pasti bagaimana menjelaskannya, tapi situasiku saat ini benar-benar sangat dirugikan, aku harus mencari cara agar aku bisa lepas dari kekangan laki-laki tua iblis yang bernama Roselied itu, aku tahu memikirkannya saja ini sudah merupakan hal yang sangat bodoh, karena bagaimanapun caranya, aku akan selalu gagal, sebab Roselied adalah laki-laki aneh yang punya kekuatan sakti yang menyebut dirinya adalah iblis. Sebenarnya aku percaya kalau dia adalah iblis sungguhan, tapi aku masih tidak mengerti mengapa hanya aku yang diincar olehnya, tidak, maksudku, diincar oleh tuannya yang bernama Lucifer. Aku tahu, sangat bodoh. Ini memang terdengar aneh dan membingungkan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku sangat tidak mengerti pada apa yang terjadi sekarang ini pada hidupku. Bayangkan saja, keluargaku dibantai begitu saja oleh Roselied dan dia dengan entengnya bilang bahwa semua itu terpaksa dia lakukan agar aku bisa dijadikan sebagai istri Lucifer. Sungguh, itu benar-benar hal yang paling gila yang pernah kudengar. Aku tidak pernah menyangka seseorang bisa melakukan hal sekejam itu dengan polos. Aku benar-benar tidak mengerti sekarang. Apakah aku memang terlihat seperti gadis seksi yang pantas untuk dijadikan incaran? Aku tidak pernah merasa demikian, apalagi kalau sampai diincar oleh makhluk kejam semacam iblis, itu benar-benar diluar dugaanku. Sungguh, saat ini yang ingin kulakukan hanyalah pulang dan bersama dengan keluargaku lagi. Hanya itu yang kuinginkan, tapi sepertinya tidak bisa terjadi lagi, sebab mereka sudah tiada. Aku sedih, aku merindukan mereka. Seharusnya aku tidak berakhir seperti ini. Seharusnya aku masih bersama dengan keluargaku. Aku tidak pernah menduga aku akan tertimpa hal semengerikan ini. “Bagaimana? Apa kau sudah berubah pikiran, Cherry?” “Apa maksudmu bertanya begitu? Tentu saja aku tidak sudi melakukan hal semacam itu dengan iblis! Aku ingin kembali menjadi diriku seperti kemarin! Tidak berakhir seperti ini di tempat seperti ini!” Aku benar-benar tidak paham pada pola pikir Roselied dan iblis-iblis seperti dia, maksudku apakah mereka punya akal sehat? Tidakkah mereka sadar kalau yang mereka lakukan sekarang pada seorang gadis manusia itu sangat jahat dan tidak punya belas kasih? Apakah mereka tidak punya sedikit pun perasaan bersalah saat menyakiti orang lain? Sungguh, sebutan iblis untuk mereka ternyata bukan isapan jempol belaka, mereka memang benar-benar seorang iblis. Sekarang, aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa hidup dengan bahagia di hari esok atau tidak, aku benar-benar merasa putus asa sekali sekarang. Yang kuinginkan sekarnag hanyalah pergi dari tempat ini dan meninggalkan semua kekacauan ini. Aku sangat merindukan kehangatan keluargaku, sungguh, aku selalu ingin kembali tertawa bersam mereka, bercerita lucu dan tertawa bersama. Akankah aku bisa mendapatkan kesempatan seperti itu lagi kelak? Aku tidak tahu, mungkin hidupku ke depannya bakal mengerikan dan menyeramkan, tapi setidaknya aku masih punya kenangan indah untuk diingat. Meskipun itu tidak akan pernah terjadi lagi, tapi setidaknya, aku pernah memilikinya. Itu sangat indah, aku ingin sekali bertemu dan melihat wajah mereka lagi. Aku tahu, ini sangat mustahil untuk dilakukan, karena mereka semua sudah tiada. Aku selalu berpikir apakah orang yang ada di dekatku ini, tentu yang kumaksudkan adalah Roselied, bisa menjadi keluargaku. Bisa merasakan kehangatan adalah hal yang spesial sekali untuk sekarang, tapi entah kenapa aku merasakan kebaikan dan ketulusan hati dari mata Roselied. Aku tidak tahu mengapa bisa berpikir demikian, karena sejatinya Roselied adalah seorang iblis, tapi entahlah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD