6. ELORA VS NICK

1659 Words
"Assalamualaikum," ucap Nick yang baru saja masuk ke dalam mobil. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh," jawab Delon seraya menerima uluran tangan Nick yang meminta salim. Delon segera menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobil meninggalkan area sekolahan Nick. "Mau langsung pulang atau mau beli sesuatu dulu?" tawar Delon kepada Elora dan Nick. "Pulang!" "Beli sup buah!" Jawab Elora dan Nick bersamaan sesuai dengan isi hati mereka. Seketika mata Elora dan Nick bertemu melalui spion mobil. Elora tersenyum lebar sedangkan Nick membalasnya dengan tatapan tajam. Menyadari perilaku kedua remaja tersebut spontan membuat Delon menghela napas panjang sembari memegangi da-danya. Ini baru Elora yang hadir di antara dirinya dan Nick. Elora yang jelas-jelas sudah menjadi bagian dari keluarganya. Lalu bagaimana nanti jika dirinya memberikan Nick ibu tiri? Bisa dipastikan Nick akan mengibarkan bendera peperangan kepada istri barunya. Lalu tanpa ingin meminta persetujuan dua remaja tersebut Delon menghentikan mobilnya di sebuah gerobak sup buah yang Delon ketahui menjadi lang-ganan Aira sejak dulu. "Kalian tunggu di sini!" ucap Delon seraya melepaskan seat belt dari tubuhnya lalu turun dari mobil. Di dalam mobil Elora dan Nick saling diam dalam waktu yang cukup lama. Sembari memperhatikan Delon yang masih mengantre sup buah, Elora akhirnya menurunkan egonya untuk membuka kata terlebih dulu. "Nick kamu kenapa sih kok jadi jutek sama aku?" ujar Elora lalu menengok ke arah kursi penumpang di belakang, tempat Nick saat ini berada. Nick menatap Elora datar. Dalam hati Nick pun merasa heran dengan dirinya sendiri. Elora bukanlah orang asing baginya. Kehadiran Elora harusnya mampu menghibur dirinya yang selama ini tidak memiliki saudara. Seharusnya dirinya bisa menganggap Elora layaknya saudara sendiri seperti kepada Ivand dan Viero. Semua orang juga tahu jika mereka berempat tumbuh bersama. Lalu mengapa ia harus cemburu jika papanya pun menyayangi Elora seperti putrinya sendiri. "Nggak. Perasaan kamu aja!" jawab Nick lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela. "Ya karena aku punya perasaan Nick. Aku minta maaf klo aku bikin kamu marah. Atau mungkin tanpa sengaja ucapanku menyakiti hati kamu," sahut Elora dengan tulus. Seketika Nick menatap Elora dengan sorot tak terbaca. Sejujurnya Elora tidak melakukan kesalahan sedikitpun padanya. Tapi entah mengapa ego Nick begitu kuat memerintahkan hatinya untuk membenci Elora. "Maaf menunggu lama." Tiba-tiba saja Delon masuk ke dalam mobil tepat di saat Nick hendak menanggapi ucapan Elora. Sembari menyalakan mesin mobil sekilas Delon melayangkan tatapan ke arah Nick dan Elora secara bergantian. "Ayo jalan Pa, Nick udah laper!" tegur Nick karena papanya tak kunjung menjalankan mobilnya. Seketika Delon terkesiap lalu kakinya segera menginjak gas. Tiga puluh menit berlalu, mobil yang dikendarai Delon sudah sampai pada tempat tujuan. "Papa balik dulu ke bengkel, masih ada urusan penting sebentar," ucap Delon kepada Nick yang hendak turun. "Iya Pa. Papa hati-hati di jalan," balas Nick lalu turun dari mobil. Setelah dua remaja itu turun, Delon gegas melajukan mobilnya kembali ke bengkel. Elora dan Nick pun masuk ke dalam rumah dengan tetap membisu layaknya dua orang yang tidak saling mengenal. Lantas Nick langsung menuju kamarnya sedangkan Elora memilih menuju dapur karena sudah tak sabar ingin menyantap sup buah yang dibawanya. "Seger banget kelihatannya Non!" ucap Lastri yang tengah membersihkan kompor saat melihat apa yang tengah diletakkan Elora di atas meja pantry. "Banget Bi," jawab Elora dengan antusias seraya meletakkan tasnya di kursi lalu mengambil dua mangkok. "Non nggak ganti itu seragam dulu?" sahut Lastri dengan tersenyum. "Bentaran Bi, El udah ngidam ini hahahaha!" balas Elora dengan tertawa lebar. Lastri merasa sangat terhibur dengan kehadiran Elora di rumah ini. Rumah yang selalu sepi mendadak ramai dengan tingkah polah Elora yang aktif. Gadis itu mana betah berdiam diri di kamar atau sibuk bermain dengan gadgetnya. Elora lebih sering membantu Lastri mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring atau sekadar menyapu rumah tanpa sepengetahuan Delon tentunya. Sebenarnya Lastri sudah melarang tapi Elora sendiri yang memaksa ingin melakukannya. Terkadang Elora menemani Lastri di dapur saat hendak menyiapkan makan. Meskipun hanya duduk tapi Lastri senang karena ada teman bicara. Lastri sendiri sudah mengenal baik semua keluarga sahabat Delon yang tergabung dalam Club Cogan. Sepuluh tahun mengabdi kepada Delon baru kali ini rumah terasa hidup dan bernyawa. Nick yang irit bicara dan Delon yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja membuat rumah ini selalu sepi. Lastri dan sang suami sudah bekerja di sini sejak 10 tahun yang lalu. Suami Lastri sendiri biasa bertugas untuk merawat kolam-kolam ikan gurame milik Delon yang berada tepat di belakang rumah. Tak hanya itu saja tugas Arul, suami Lastri juga merangkap sebagai supir dan tukang kebun. Delon memang tidak mau mempekerjakan banyak orang di rumahnya. Sejak Gita pergi Delon tidak menyukai tempat keramaian. Rumah pun Delon lebih nyaman dalam kondisi sepi dan tenang. Jadi pasangan suami-istri itu sudah cukup baginya. Sebagai supir pun Arul hanya sesekali saja karena Delon lebih suka bepergian sendiri atau bersama karyawan bengkelnya. "Oya Bi, Mang Arul udah kasih makan ikan belum?" tanya Elora seraya menyuapkan sup buah ke dalam mulutnya. "Itu lagi di belakang Non. Jadwalnya kasih makan," jawab Bi Lastri lalu menarik kursi di samping Elora. "Ini buat Bibi dan Mamang." Elora menyodorkan plastik berisi 2 bungkus sup buah setelah mengambilnya satu. "Yang ini untuk Nick Bi, tapi mau nggak ya? Kayaknya dia lagi sariawan Bi," sahut Elora dengan tersenyum geli. "Loh Mas Nick lagi sakit Non?" balas Lastri langsung panik. Tawa Elora seketika berderai sedangkan Lastri hanya mampu menatap Elora dengan bingung. Lastri heran, bukannya khawatir Elora justru menertawakannya. "Ya mungkin aja Bi wong sejak El datang Nick cuma bicara 12 kali saat bersama Om Delon trus sama El klo nggak salah cuma 4 atau 5 kali aja. Irit apa bisu sih?" terang Elora yang sukses menerbitkan senyuman lebar di bibir Lastri. Bisa-bisanya Elora menghitung saat Nick berbicara. "Non bisa aja. Den Nick emang gitu. Nggak banyak bicara," jujur Lastri dengan suara pelan agar tidak sampai terdengar oleh orang lain. Kembali tawa Elora berderai. Namun tiba-tiba suara deham seseorang menginterupsi obrolan seru mereka berdua. Lastri segera bangkit dari tempat duduknya sedangkan Elora tetap melanjutkan memakan sup buahnya. "Nih punya kamu Nick!" ucap Elora lalu membuka satu bungkus sup buah dan menuang ke dalam mangkuk yang tadi sudah disiapkannya. Lantas Nick duduk di kursi yang tadi ditempati Lastri. Meraih mangkuk berisi sup buah yang terlihat sangat segar. Nick mulia menyuapkan sup buah tersebut ke dalam mulutnya. Melihat Nick yang tampak bersemangat membuat Elora tersenyum puas. "Sejak kapan kamu tadi berdiri di sana?" ucap Elora penasaran. Lastri yang kembali melanjutkan pekerjaannya seketika terhenti. Berharap Nick tidak mendengarkan obrolan mereka tadi. "Sejak kamu bilang aku sariawan!" aku Nick dengan ekspresi andalannya, datar. Tawa Elora kembali berderai memenuhi dapur. Bukannya marah Nick masih terus menikmati sup buahnya tanpa merasa terganggu sama sekali sedangkan Bi Lastri meringis ngeri membayangkan dua remaja itu bertengkar nantinya. Lastri tentu sadar jika kehadiran Elora di rumah ini telah mengusik ketenangan Nick. "Baguslah klo kamu denger. Biar sariawan kamu cepet sembuh," sahut Elora di sisa tawanya. Nick menghabiskan sup buahnya tanpa meladeni Elora yang terus saja mengajaknya berbicara. Tapi bukan Elora namanya jika hanya karena dicuekin oleh Nick lalu tersinggung dan marah. Elora justru gencar menggoda Nick yang masih bertahan dengan egonya. Jadilah Elora seperti berbicara dengan orang bisu tapi tidak tuli karena Nick hanya bergumam sebagai tanggapan. Elora bicara dan tertawa sendiri seperti orang gila. Pun dengan Lastri yang tengah mati-matian menahan tawa hingga perutnya terasa mules karena memperhatikan tingkah laku dua remaja di hadapannya. Sup buah di hadapannya pun habis. Nick beranjak dari tempat duduknya seraya membawa mangkuk kotor tersebut ke wastafel untuk dicuci. Tapi Lastri segera mengambil alih mangkuk kotor tersebut sebelum Nick mencucinya sendiri. Nick mengucapkan terima kasih kepada Lastri dan bergegas pergi sebelum Elora semakin membuat kepalanya sakit. Melihat Nick berjalan ke arah belakang rumah Elora tak ingin ketinggalan. Gadis itu menyusul langkah lebar Nick sambil menjinjing rok abu-abu seragam sekolahnya. "Ya ampun kalian rakus banget sih!" pekik Elora saat melihat ikan yang saling berebut makanan saat Arul melemparkan pelet. Sejak dua hari yang lalu Elora sering menemani Arul memberikan makan ikan-ikan gurame tersebut. Nick menatap Elora heran. Masak hanya melihat ikan makan saja gadis itu terlihat sangat bahagia. Bahkan sepasang iris berwarna hazel itu tampak berbinar-binar seolah melihat sesuatu yang luar biasa. Elora menyusuri kolam-kolam yang berjajar rapi di sana. Tangannya pun bermain di air kolam yang jelas-jelas kotor tanpa merasa jijik sama sekali. Tiba-tiba saja Nick tersenyum licik. Sebuah ide gila melintas begitu saja tanpa memikirkan risikonya. Byur.... Elora tercebur ke dalam kolam karena ulah Nick. "Ya Allah Non El kok bisa kecebur sih!" pekik Arul yang tidak tahu menahu penyebab Elora bisa tercebur kolam. Dengan panik Arul mengulurkan tangan untuk menolong Elora. Tapi Elora menolak seraya menatap tajam ke arah Nick yang saat ini tengah menertawakannya. Elora sangat yakin jika Nick sengaja melakukannya. "Nggak usah Mang, El bisa sendiri," tolak Elora dengan menyeringai. Bukannya langsung naik, Elora justru ingin bermain-main terlebih dahulu, mengabaikan seragam putihnya yang kini berubah menjadi warna hijau karena air kolam yang keruh. "Cepetan naik El, nanti kamu sakit!" sahut Nick di sisa tawanya. "Pokoknya kamu harus tanggung jawab Nick," gumam Elora dalam hati. Mendapatkan tatapan tajam dari Elora membuat Nick terpaksa harus menghentikan tawanya. Mengakhiri hiburan menarik yang sudah lama tak didapatkannya. Nick lantas mendekat dan mengulurkan tangan untuk menolong Elora. Byur....Kali ini berganti tawa Elora yang menggema. Elora berhasil membalaskan dendamnya. "El!!!" teriak Nick dengan penuh emosi. Bukannya takut Elora justru menyiram air ke arah Nick. Terjadilah perang saling menyiram air kolam yang tentu saja bau dan kotor sedangkan Arul hanya mampu tertawa hingga matanya berair. Delon yang baru saja memasuki rumah merasa heran karena rumah sangat sepi. Ia buka pintu kamar Nick dan Elora secara bergantian untuk mengecek keberadaan kedua remaja tersebut. Tak menemukan mereka berdua lantas Delon melangkah menuju dapur sembari memanggil Lastri yang baru saja berlari ke belakang saat mendengar suara kegaduhan. Tiba-tiba Delon mendengar suara tawa keras Elora dari arah belakang rumah. Gegas Delon mencari sumber suara tersebut. Langkah cepat Delon seketika terhenti saat melihat tingkah laku kedua remaja yang dicarinya. Mereka berdua sedang bermain di kolam ikan miliknya. "El, Nick! Naik sekarang juga!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD