30

1397 Words

POV Marni Aku membuka mata perlahan. Hal pertama yang kulihat adalah langit-langit kamar bewarna putih, kemudian dinding kamar bewarna biru muda. Baru beberapa detik membuka mata, rasa sakit yang amat sangat menyerang kepalaku. Seperti tengah dipukul dengan benda keras. Aku bahkan belum sempat melihat lebih banyak tempat asing ini, karena rasa sakit, kupejamkan mataku sambil memijit kepalaku pelan. "Nona sudah sadar?" Aku kaget, saat menyadari ternyata aku tak sendiri. Seorang wanita baya dengan rambut ditaburi uban, berdiri di sudut kamar yang asing bagiku, dan wanita itu juga asing. Dia memegang segelas air di tangan kirinya. "Di mana saya?" tanyaku. "Di rumah Tuan Bagus." "Tuan bagus?" "Iya Tuan bagus pemilik rumah ini, maaf Nona, kata Mas Doni, kalau Nona sadar, Nona harus mem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD