Anggun

1246 Words
Pada masa SMA, memang bucin sepertinya sudah jadi makanan. Tapi, masa SMA Zafar berbeda, dia cenderung lebih banyak menghabiskan waktu belajar di rumah dan membantu orang tuanya. Dekat dengan gadis pun hanya sekadar teman. Tidak ada hal lebih mengenai percintaan. Tapi, ada saja memang yang menyukainya. Cuma Zafar menolak secara baik, dia tidak tertarik dengan yang namanya pacar-pacaran. Makanya, sampai usianya menginjak 25 tahun, kaku terhadap percintaan. Huft. Menarik napas, Zafar gusar duduk di kursi. Dia tengah berada di sisi jalan sembari istirahat. Masih banyak pesanan yang belum ia antar ke orang yang bersangkutan. Sebentar lagi adzan ashar berkumandang, dia mampir sebentar ke Mushola terdekat untuk beribadah, salat. Lalu, melanjutkan perjalanan kembali. Katanya, sepulang kerja nanti, Zafar di tunggu di warung tegal yang di mana dia dan Raka pernah makan siang bersama. Ketiga temannya akan membicarakan mengenai hubungan Zafar dengan seorang wanita cantik bernama Farah. Zafar memang tidak bisa kalau harus maju sendiri, ia butuh bantuan sahabat-sahabatnya. Kalau dia sendiri yang bergerak, yang ada Zafar mati kutu sebelum melangkah. Perihal jodoh atau tidak, itu urusan nanti, yang terpenting baginya sekarang adalah dia berjuang untuk mendapatkan hati Farah. Omong-omong soal jodoh, dia jadi rindu kampung halaman, rindu ibu lebih tepatnya. Bagaimana dengan keadaan bidadari tanpa sayap itu? Apa beliau baik-baik saja? Zafar mengecek ponsel, segera mencari nama 'Mama' di kontaknya. Ia mencoba menghubungi. Kali ini, sepertinya rezekinya sedang bagus. Panggilan itu terhubung juga di respon. "Hallo bu, assalamualaikum." Zafar mulai percakapan dengan sapaan. *** Di mana ada niat baik, di situ pasti ada jalan. Farah menganut hal itu. Hari ini dia mau ke Mal, sudah lama sekali dia tidak menginjakkan kakinya di Mal. Farah memilih Mall yang dekat dengan Hotel saja. Selain hemat waktu, dia jadi tidak perlu repot-repot untuk berdandan. Dia hanya menggunakan kemeja putih dengan jeans biru langit yang panjang serta tas Louis Vuitton hitam berukuran sedang. Simpel tapi kalau dari sisi orang lain pasti terkesan elegan dan cantik juga anggun. Apa lagi proporsi tubuhnya sangat pas. Untuk usianya yang menginjak 23 tahun. Dia tidak terlalu memedulikan masalah penampilan. Bahkan, ke Mall yang sekarang rambutnya belum ia sisir dari bangun tidur. Farah terkejut ketika mendapati Rin yang sedang berbelanja sepatu di salah satu toko yang pasti kualitas serta harga tidak sembarangan. Siapkan saja budget 500 ribu, itu pun sudah paling minimal di toko tersebut. Untuk toko ini, biasanya yang jadi sasarannya adalah mereka yang perekonomiannya menengah ke atas. Balik lagi Farah. Dia menghampiri Rin dengan gembira. "Lo ya! Kenapa gak bilang gue sih kalau lo mau ke Mall?" "Astagfirullah, Far..." ujar Rin sembari mengelus d**a. Terkejut dia didatangi Farah tiba-tiba. "So sorry, abis gue masih kesel sama lo. Kenapa sih lo pake kabur segala waktu itu?" "Yaelah lebay lo. Maaf deh kalau gitu. Gimana kalau lo sekarang gue traktir beli sepatu yang lo mau? Gimana, deal enggak? Sebagai permintaan maaf gue?" "SERIUS LO? GAS LAH..." "Sialan emang. Punya sahabat laknat banget gue," ujar Farah tak tanggung-tanggung berbicara langsung pada sahabatnya. "Far, Far, duit lo tuh gak akan habis kalau gue beli 10 pasang sepatu sekarang pun," ujar Rin membeberkan sebuah fakta. "Ya gak sepuluh juga oon," ujar Farah. *** Zafar telat lantaran ada orderan tambahan yang mendadak. Mau tidak mau ia harus mengantar pesanan lebih dahulu baru menemui temannya. Ia akan meminta maaf kalau datang terlambat. Zafar kebingungan di mana temannya berkumpul. Padahal ia sudah berada di tempat sesuai janjian. Apa teman-temannya lupa? "Woy!" Teriakan Eko membuat bola mata Zafar hampir copot. Ah tapi, mana mungkin lepas hanya karena Eko. Tidak, itu hanya guyonan. Zafar lega ketiganya sudah sampai. Dia pikir dia telat. Ternyata, dia salah. Eko sepertinya memakai baju batik lengan panjang milik Oka, lelaki itu rapi dan wangi sekarang. Kok, Zafar jadi memikirkan penampilan Eko ya? "Zaf," ujar Raka menepuk bahu Zafar. Zafar menunggu Raka kembali berbicara. "Jadi gini, gue, Oka dan Eko. Udah punya rencana. Lo tinggal ikutin ajah. Tinggal terima beres. Tapi, sekarang lo ikut kita dulu," ujar Raka. "Ke mana?" *** Oka serasa jadi stylis buat Zafar. Dari tadi pilah-pilih baju untuk Zafar. Tapi, belum ada yang cocok pada lelaki tersebut. Hari ini Zafar akan memulai sebuah misi untuk mendekati wanita yang Zafar cinta. Makanya, penampilan kata Raka harus diutamakan. Karena, biasanya cewek juga suka lihat dari penampilan cowok. Kalau terlihat ganteng kan tidak terlalu memalukan, begitu Raka berpendapat. Soal baju, Oka tadi sudah memilih kemeja putih, kata Eko, Zafar seperti mau melamar kerja di perusahaan. Beralih ke batik, seperti hendak mau ke acara pernikahan teman dan dia sebagai tamu undangan. Alhasil baju yang dipilihkan adalah kaos berwarna putih dengan jaket berwarna cokelat. Tak lupa, Oka juga memberikan Zafar aksesoris kepala berupa topi hitam. Dia memakai jeans panjang hitam. Sepertinya ini sudah pas dikenakan Zafar. Hampir mencapai satu setengah juta total barang belanjaan hanya untuk hari pertama Zafar memulai untuk pendekatan. Zafar melihat pakaian yang dikenakannya. Dari atas sampai kakinya. Sepatu, jangan lupakan sepatu Nike berwarna hitam yang Oka pilihkan untuknya. "Ka, apa ini gak kemahalan? Gaji gua kalau dipoto-" "Zaf, gue gak mempermasalahkan harga, ini murni buat lo. Kan udah gue bilang gue mau bantu lo. Jadi, gak usah gak enakan gitu," ujar Oka. "Tuh denger, gue ajah yang banyak pinjem biasa ajah. Nah, lo." "Beda orang Eko!" ujar Raka geregetan dengan sahabatnya yang satu itu. Bahkan, Raka sampai mengeratkan giginya. Beralih pada Zafar, lelaki tersebut sudah memakai rapi dengan semua barang yang dipilihkan Oka. Kini, mereka siap melakukan aksi. Membantu Zafar mengejar cinta Farah. Semoga saja, tidak hanya ia yang memiliki perasaan yang sama tetapi, juga dengan Farah. Karena, pasti sakit hati sekali kalai jatuh cinta seorang diri. Apa lagi, ini pertama kalinya. Kalau sampai pengalaman pertamanya saja sudah buruk, Zafar takut kedepannya mencari jodoh akan sulit. "Zaf, gue mau tanya, lo yakin mau deketin tuh cewek?" Tanpa ragu, Zafar mengangguk. "Gue ngerasa dia cewek yang beda. Gue emang gak pakar soal percintaan. Tapi, gue selalu memikirkan tentang dia," ujar Zafar jujur. "Zaf, itu namanya emang lo suka, lo mikirin dia, lo mau ketemu dan dekat sama dia, itu lo fall in love namanya," kata Eko. "Eh Zaf, Zaf, i-itu...itu cewek yang lo taksir, kan?" tanya Eko terbata-bata. Memang benar kalau ada Farah dengan Rin. Jadi, mereka berada di Mall yang sama. Zafar terkejut juga kalau ada Farah di sini. Tidak pernah mengira kalau dia ada di sini. Tapi, tunggu. Zafar salah fokus dengan cowok yang ada di belakang kedua wanita itu. Cowok setelan jas dongker dengan dasi merah bergaris-garis. "Lo liat Zaf, kira-kira tuh cowok siapa ya?" "Kayaknya, gua harus mundur. Mereka keliatan cocok." Zafar terlihat hampa. "Zaf gila ya lo. Siapa tau dia sodaranya," ujar Oka. "Siapa tau juga dia kekasih dari cewek yang satunya," ujar Raka mencoba memberikan hal positif. Tapi, baru saja Raka berbicara seperti itu. Mereka melihat jelas, bahwa pria yang tadinya berada di belakang kedua wanita tersebut berpindah sembari menggandeng tangan Farah. Zafar yang baru saja ingin maju membuka hati, bahkan ingin mengejar dia mengurungkan diri dan berlari tanpa mau melihat adegan tadi. Zafar, cemburu. *** Padahal penampilan Farah di Mall membuat Zafar salah tingkah. Hanya dengan penampilan sederhana, ya menurut Zafar wanita itu sederhana memakai kemeja putih dengan setelan jeans. Tapi, itu saja membuat dia keliatan anggun. Kalau dilihat sekelas Farah bisa saja memakai pakaian yang lebih glamor. Sayang, penampilannya tadi rusak karena, adegan gandengan tangan. Zafar merutuki kebodohannya. Seharusnya memang ia tidak buru-buru untuk jatuh cinta. Apa lagi, hanya dengan seorang wanita yang baru beberapa kali ia temui. Malam hari ini, baru pertama kali dalam hidupnya, Zafar galau berat. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD