Lelaki cadangan

1251 Words
"Lelaki cadangan yang sekarang jadi suami Mbak, tampan banget dan gagah. Kalau saja tadi Mbak ditanya mau nikah apa nggak kalau jawab Mbak nggak, biar Kiran aja yang nikah sama lelaki cadangan," ucap Kiran. "Dasar gila," kesal Kana. Ia menghapus air matanya dengan cepat. "Apa yang terjadi kenapa Amran nggak datang, mbak telepon dia tapi nggak diangkat, di chat juga tidak dibalas," ucap Kana. "Dia mati Mbak," ucap Kiran seenaknya karena ia sangat kesal saat ini. "Beneran mati?" Tanya Kana. "Wah parah nih Mbak percaya aja dia mati, gini loh dia bilang dia punya pacar dan pacarnya hamil makanya dia nggak bisa nikahin Mbak," ucap Kiran membuat Kana mengepalkan tangannya. Hatinya hancur karena Amran menghianatinya dan sekarang ia malah menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal. "Mbak terima aja pernikahan Mbak sama kakak ipar yang cakep itu ya Mbak!" Ucap Kiran. "Mau diapain lagi, udah nikah juga," ucap Kana pasrah. "Katanya tadi nikah kantor yang belum setelah ini ada proses dimana Mbak bakal dibawa ke Kantor Mas Serkan untuk nikah kantor," ucap Kiran. "Nikah Kantor? Memang apa pekerjaaanya?" Tanya Kana penasaran. "Tanya sendiri sama suaminya Mbak, jangan tanya sama aku, nggak baik aku tahu banyak nanti aku tergoda," ucap Kiran membuat Kana kesal namun sedetik kemudian ia tersenyum karena tingkah adiknya yang sangat pandai menghibur hatinya. "Ini pelajaran buat kamu Kiran, jangan mau dijodohin kayak mbak, cari aja sendiri!" Ucap Kana. "Aku mau-mau saja kok dijodohin apalagi kalau dijodohin sama orang yang gagah kayak Kakak ipar, Astagfirullah nggak boleh kagum sama kakak ipar," ucap Kiran mengelus dadanya. "Pernikahan bukan mainan dan ajang coba-coba Kiran," ucap Kana. "Siapa bilang ajang coba-coba, makanya Mbak harus ikhlas menerima semuanya hehehe, cinta itu bisa tumbuh nanti loh Mbak. Dulu perjodohan kan marak banget di lakuin dan banyak kok pasangan yang langgeng sampai tua," ucap Kiran. Kiran Ayu saat ini bekerja disalah satu Tv swasta, ia sering kali meliputi ke lapangan atau di luar daerah. Hidupnya penuh tantangan bahkan ia menjadi idola para anak muda karena kecantikan dan kecerdasannya. Kiran memang lebih menyukai pekerjaan lapangan dan bebas dibandingkan menjadi seorang dokter seperti Kana. Setelah mengisi perutnya, Kana memilih untuk berada didalam kamar alih-alih keluar menyapa para kerabatnya. Pernikahannya ini saja pasti menimbulkan banyak pertanyaan apalagi ternyata mempelai laki-lakinya bukanlah tunangannya. Kana merasa kehidupannya bak disinetron yang membuatnya terjebak dengan pernikahan tang tidak ia inginkan. Pintu kamar terbuka dan terlihat sosok wanita parubaya yang sangat ia kagumi dan hormati, perempuan parubaya inilah yang menjadi panutannya. Namun wajahnya terlihat sangat sedih dan terlihat baru saja menangis. Sejak pernikahan dilangsungkan Ibunya memang telah terlihat menangis dan tangisan itu bukan tangisan haru karena pernikahaannya yang baru saja terjadi tapi tangisan sedih karena putrinya menikah dengan laki-laki yang bukan tunangannya. Wanita parubaya yang masih cantik dengan kecantikan khas Indonesia ini beranama Murni, ia adalah ibu kandung Kana, Kiran dan Althaf. Sedangkan laki-laki parubaya yang saat ini ada disamping Murni bernama Subekti yang merupakan ayah kandung Kana, Kiran dan Althaf. Keluarga harmonis yang selalu rukun dan jika berkumpul mengundang canda tawa dan kehangatan. Murni mendekati Kana dan ia memeluk Kana. Ia tak bisa lagi menahan air matanya untuk bersikap baik-baik saja dan tidak ada yang terjadi pada dirinya. Ia hampir saja kehilangan akal sehatnya dan ingin memaki serta mencaci orang tua Amran yang telah tega memberi pilihan ketika anaknya tak kunjung datang. "Maafkan Ibu dan Ayah nak," ucap Murni. Ia mengelus kepala Kana dengan lembut. Kananya mataharinya yang selalu hangat dan tersenyum lalu selalu membanggakan dengan prestasinya. Tak pernah sekalipun Kana menentang atau menyakiti hatinya. "Semua diluar kuasa ibu sayang, mungkin ini juga kehendak yang Diatas, Ibu dan Ayah ingin yang terbaik untukmu. Meskipun nak Serkan belum kamu kenal tapi Ibu yakin dia adalah laki-laki terbaik untuk kamu bahkan lebih baik dari Amran," ucap Murni. "Ayah juga minta maaf sama kamu sayang, kalau pernikahan ini dihentikan kedua keluarga akan sangat malu terutama kamu. Reputasi kamu dan masa depan akan dipertaruhkan, ayah diminta memilih cucu Pak Ali yang lain nak. Ayah mengenal Serkan, ayah memilih dia menjadi suami kamu nak dan dulu memang yang akan dijodohkan kepadamu itu dia tapi Amran yang bertemu kamu saat pertemuan keluarga menginginkan kamu. Dia meminta kamu dengan baik sama Ayah, tapi dia membuang kamu begitu saja seolah kamu tidak berharga nak," ucap Subekti. Kana menteskan air matanya baginya nasi telah menjadi bubur dan ia memang tidak bisa menghindari apa yang telah terjadi. "Nak, Serkan memang tak banyak bicara seperti Amran tapi dia..." ucap Subekti terhenti karena Kana menatap Subekti dengan wajah bersimbah air mata "Maaf kalau Ayah egois dan tidak meminta pendapat kamu nak, Ayah mengambil keputusan ini karena Ayah menyayangi kamu, kamu mau kan terima Serkan sebagai suami kamu nak?" Tanya Subekti menatap Kana dengan sendu dan ia sangat mengharapkan Kana mau menerima pernikahan ini. "Iya Yah," ucap Kana karena ia tidak mungkin menolak pernikahan yang telah terjadi. Ketika Amran meminta ia yang di tunangkan dengan Kana, para orang tua menanyakan kesediaan Kana untuk dijodohkan dengan Amran pada hal sebelumnya yang akan dijodohkan kepada Kana adalah Serkan dan Kana menyetujui untuk dijodohkan dengan Amran. Kana telah lama mengenal Amran karena Amran merupakan seniornya di kampus dan ia juga memiliki perasaan kagum pada Amran. Saat pertemuan keluarga besar mereka Serkan tidak bisa datang karena ia sedang bertugas dan ia menyerahkan keputusan kepada keluarga besarnya. Serkan pun tidak menolak dijodohkan karena ia juga belum memiliki kekasih karena kesibukannya sebagai abdi negara dan juga seorang pembisnis. Dua pekerjaan yang ia lakoni karena menggantikan sang Ayah yang saat itu berpura sakit agar ia mau menjalankan bisnis keluarganya dan sampai saat ini Serkan masih menjalankan bisnis keluarga seolah itu adalah rutinitas biasa yang ia jalani. "Ayah dan Ibu tenang saja, Kana tidak apa-apa menikah dengan Mas Serkan dan Kana menerima pernikahaan ini," ucap Kana membuat Murni dan Subekti bernapas lega. Ketukan pintu membuat mereka semua melihat kearah pintu dan yang ternyata masuk kedalam kamar ini adalah Altaf dan Kiran keduanya mendekati Kana dan memeluk Kana. "Jadi Mbak bakalan ikut Mas Serkan tinggal diluar kota?" Tanya Altaf melepaskan pelukannya. "Mbak belum tahu tapi pekerjaan Mbak kan ada disini," ucap Kana bingung. "Nanti kamu bicarakan pada Serkan bagaimana baiknya," ucap Murni. "Iya Bu," ucap Kana. "Mbak, Mas Serkan itu keren banget loh orangnya, tidak sombong baik tapi memang pendiam banget. Mukanya memang nggak ramah tapi sekalinya diajak ngobrol nyambung. Mas Serkan ini lebih hebat dari si Amran," puji Altaf. "Sok tahu banget kayak udah kenal lama sama Mas Serkan," ucap Karin. "La tadi ini baru saja ngobrol sama Mas Serkan, pengetahuannya luas dan orangnya smart banget," ucap Altaf. Altaf sangat jarang memuji orang lain karena ia yang juga cerdas tidak terlalu suka berbincang dengan orang lain jika tidak perlu tapi melihatnya sangat antusias dengan Serkan membuat Kana penasaran akan sosok Serkan yang telah menjadi suaminya itu. "Apapun keputusan kalian nanti mau tinggal dimana, ibu dan Ayah akan mendukung kalian nak!" Ucap Subekti. "Iya sayang kalaupun nanti suami kamu meminta kamu untuk pindah ke luar kota bersamanya, kamu harus berusaha menerima karena rezeki keluarga itu sudah ada yang mengatur yang penting kamu nurut kata suami!" Pesan Murni. "Iya Bu," ucap Kana. "Iyanya Mbak Kana itu meragukan, hehehe pecicilan kayak gini dapat suami pendiam kayak gitu gimana jadinya ya?" Goda Karin. Kana tersenyum haru dan sebenarnya ia tak rela harus pergi dari rumah ini secepatnya ini jika Serkan memintanya untuk segera pindah keluar kota bersamanya. Apalagi ia masih sangat suka bekerja di Rumah sakit tempat ia bekerja sekarang walau ia masih akan bertemu Amran yang juga bekerja di Rumah sakit yang sama dengannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD