Diseret Pulang

1181 Words

Rencana belanja kilat Rashi gagal sudah. Pun demikian rencananya untuk tidur lebih awal. Ia justru harus menunda jadwal tidur lebih larut dari pada biasanya. Ia juga terpaksa melewatkan olah raga rutinnya. Meskipun sudah sangat lelah dengan urusan kantor, ia tak bisa menghentikan Bunda menyeretnya untuk duduk di mini bar mini market. Rashi tadi sangat kaget melihat Bunda ada di sini. Padahal jarak tempat ini dan rumah lumayan jauh. Bila dipikir-pikir Bunda tak mungkin pergi ke sini hanya untuk belanja. "Kalo kamu pulang, kenapa nggak kasih kabar? Dan kenapa nggak langsung pulang ke rumah? Malah di sini." Rashi segera menggigit bibir bawahnya begitu mendengar kalimat Bunda. Rasa bersalah segera menyergap hati. Rashi bahkan hampir lupa bahwa sudah mengatakan kebohongan fatal pada keluarga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD