Rubah Betina

1019 Words

"Oh, jadi Barra yang itu." Mega ingat karena dulu kakaknya memang selalu cerita padanya tentang si Barra ini. Mega yang terlalu fokus pada tujuannya, bahkan tak mengindahkan ekspresi terluka kakaknya. Kakaknya yang teringat dengan penolakan Barra secara halus tapi tetap menyakitkan di masa lalu. Yang lebih miris ia bahkan tak pernah bisa membenci Barra. Bahkan sampai saat ini. Meskipun perasaannya pada Barra bukan lagi sebuah cinta, hanya sebuah rasa simpati antar sahabat. Tentu ia tak bisa membenci orang yang sudah banyak memberi kenangan manis dalam hidupnya. Terlebih Barra adalah sosok yang sangat baik. Terlalu baik hingga tak dapat dibenci.    "Lalu cewek ini ...." Mega men-zoom gambar si wanita. Ia mengernyit ketika merasa mengenalnya. Tadi saat di kantor gambarnya tak terlalu jelas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD