Meninggalkan Kota Gudeg

1177 Words

Jovita membuka mata saat pantulan mentari pagi menyapanya dan menyilaukan kelopak matanya yang tertutup. Ia melihat seberkas cahaya yang mengintip malu-malu dari gorden berwarna coklat dari kamar itu. Mataterbuka sempurna, melihat langit-langit kamarnya mencoba mencari tahu keberadaan tubuhnya saat ini. “Aku di mana?” Tanya Jovita melirik ke sebelahnya. Saat menoleh ke sebelahnya, mahluk berwajah tegas menatapnya dengan tatapan datar, duduk santai dengan tangan melipat di d**a. ‘Oh aku ada di mana? Kenapa ada manusia si kulkas dua pintu ini di sini?” tanya Jovita dalam hati. Ingatannya belum pulih, ia belum bisa mengingat apa yang terjadi. Ia mencoba duduk tetapi tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing. “Ah …. kepalaku sangat sakit.” Leon tidak membantunya bangun atau menolongnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD