Setelah melewati rintangan yang sangat berat, Jovita akhirnya bisa bernapas lega. Ia tiba di villa Leon di puncak Bogor, penjagaan di sana lebih ketat. Rikko menempatkan rekannya di berbagai tempat di area Villa. Setelah makan Jovita duduk menunggu Leon. “Non istirahat saja, nanti kalau Bos sudah datang aku kabarin,” ujar Rikko yang melihat wajah Jovita terlihat pucat. “Tidak apa-apa Kak, hanya kurang istirahat saja,”ucap Jovita ia menahan napas ia tidak sabar lagi menyambut Leon pulang. “Apa aku minta bibi buat s**u hangat?” “Tidak usah Kak. Tapi di mana tasku ranselku yang dibawa kak Iwan ?” “Oh itu ada di rumah” “Kak Iwan dimana, Kok dia tidak ikut.” Sesuai permintaan Leon, Rikko menyembunyikan tentang yang terjadi pada Iwan. Leon tidak ingin Jovita merasa bersalah dan bertambah

