Hingga beberapa saat kemudian, tiba-tiba Nafia kembali muncul. Kiral tampaknya merasa lega ternyata istrinya tidak jadi pergi. Kiral langsung berdiri saat Nafia masuk ke dalam ruangan tanpa menghiraukannya. Nafia sibuk membereskan barang-barang yang tersimpan di dalam lemari penyimpanan.
“Fia kenapa semuanya dibereskan?” tanya Kiral dengan nada parau.
“Mau dipindahkan,” sahut Nafia singkat.
“Dipindahkan ke mana? Kenapa aku tidak diberitahu sebelumnya?”
“Bukankah kamu sibuk dengan kekasih gelapmu itu!”
“Fi, jangan pancing suasana lagi, ya, aku lagi enggak mau bertengkar.”
“Hm.”
“Fia kalau ada perkataan aku yang salah. Tolong maafklan aku. Jangan diam begini, aku yang makin kebingungan.”
“Memang, ya, semua laki-laki itu enggak pernah merasa dia salah. Awas! Aku capek!” Nafia
