55. Awal Kisah Indah Kiral—Nafia

1514 Words

“Angkat saja! Siapa tahu bisnis penting,” sindir Nafia setelah beberapa saat telepon genggamnya terus berdering. “Enggak perlu! Enggak ada yang penting sama sekali selain kalian,” balas Kiral mencoba membela diri. Dan menyembunyikan perasaan kesadarannya akan sindiran halus Nafia. “Papa ini kenapa jadi enggak mau angkat telepon sekarang? Apa ada yang sengaja disembunyikan?” “Mama ngomong apa ‘sih? Enggak ada yang disembunyikan. Suka ngaco kalau ngomong.” Suasana makan malam itu berjalan tidak seindah biasanya. Nafia yang biasanya bawel di mana pun. Kini menjadi lebih diam dari biasanya. Kiral tampak banyak ragu-ragu dalam melakukan tindakan. Ada banyak hal yang membuat mereka menjadi canggung. Selain permasalahan yang baru saja terjadi, telepon genggam Kiral pun terus saja berkicau. S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD