Penuh Tangisan

1223 Words

Kiral juga tampak menahan emosinya dengan berjalan kaki menuju ke depan gang. Di mana dia menjanjikan kepada sopir kendaraan online untuk menunggunya. Kiral menaikkan kendaraan umum karena motornya masih berada di bengkel. Sehingga ia tidak bisa sebebas biasanya. Di perjalanan pun Kiral tampak gelisah dan terus memainkan kaki dan juga jari jemari tangannya. “Mau ke mana malam-malam begini Bang?” tanya sang sopir mencoba berbasa-basi kepada Kiral. “Eh, ini Pak. Saya mau ketemu teman dulu,” jawab Kiral sembarangan. “Wah, kayaknya spesial banget. Sampe malam-malam begini masih juga di samperin.” “Hh.” Kiral tampak tak ingin merespons pernyataan dari Bapak itu lagi. Dia terus diam sepanjang perjalanan. Berkali-kali juga Kiral terlihat memandangi keluar jendela. Lalu kemudian tertunduk ser

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD