Bab 2

1827 Words
Happy Reading.   _______ Aland terlonjak kaget begitu terdengar suara Hailey melengking memenuhi indra pendengaran nya.  "Ada apa?" tanya Aland khawatir setelah berlarian hanya untuk melihat adiknya.. "Kakak aku menghilang kan kunci mobilku" Hailey mengangkat tas yang sudah di keluarkan semua isinya. Aland mengacak rambutnya. Adiknya ini sukses untuk membuatnya khawatir di waktu yang begitu pagi. "Hailey. Bukannya kemarin kamu menyimpannya di depan dekat dengan televisi?" ucap Aland mencoba sabar. "Benarkah? Kenapa aku tidak ingat?" "Maaf nona ini kunci mobil anda" seru salah satu maid di sana "saya menemukan nya di meja tv" Aland mengambil kuncinya dan maid tadi langsung undur diri. "Lihat kau itu sangat ceroboh dan suka membuat orang lain cemas" Hailey cengengesan "Sorry brother. Aku gak tau lagian juga orang lupa mau bagaimana" katanya. Aland melemparkan kunci ke arah Hailey yang langsung sigap dia tangkap. "Lain kali simpan dengan baik. Kali ini kau berhasil membuat ku kaget Hailey" Aland meninggalkan Hailey di kamarnya yang berantakan seperti kapal pecah. Hailey tersenyum cerah tapi melihat kondisi kamarnya dia langsung meringis. "Mau ke mana kau" Seru Aland. "Bertemu dengan keponakan tercinta ku" sahut Hailey. "Mungkin kau hanya akan membuatnya menangis lagi" Celetuknya. Hailey mengejek aland dengan matanya. "Memang siapa yang bisa mencegahku" Ucap Hailey menyombongkan diri. "Arthur kali ini pasti tidak akan tinggal diam" "Biar saja dia kan begitu menggemaskan. Aku ingin membawanya bermain hari ini" "Sudah kau persiapkan sun blok mu. Jangan sampai kau menjadi debu di luar sana" "Tentu saja aku membawanya" Hailey berlari ke arah Aland dan mengecup pipi kakak kedua nya itu. "Terima kasih sudah mengingatkan" katanya. Hailey mengendarai mobil nya ke rumah Aaron di mana lelaki itu kini tinggal bersama istri dan anaknya. Begitu Hailey tiba Arthur langsung menyambut dengan girang meskipun beberapa kali Hailey pernah membuatnya menangis. "Auntie you come again!" seru bocah 10 tahun sambil memeluk pinggang Hailey dari depan. "Hai buddy long time no see" Hailey membalas pelukan Arthur. "Kenapa baru datang lagi. Aku sangat merindukanmu" "Aku juga sangat merindukan keponakanku yang nakal ini. Kemari aku ingin menunjukkan sesuatu padamu" "Asiik aku tidak sabar menunggu kejutan darimu" "Jangan pikir kau bisa menculiknya lagi Hailey" Ujar Aaron yang sudah berkacak pinggang di depan sana tepat saat Hailey menutup pintu mobil. Arthur melambaikan tangan lewat jendela yang terbuka. "Daddy! I want to drive with my auntie" Seru Arthur girang. Hailey menatap Aaron sambil menampilkan deretan giginya yang rapih. "Tenang saja aku hanya ingin membawanya bermain" "Kau pikir aku percaya?" Aaron menghampiri menyuruh Arthur untuk turun dari mobil Hailey tapi gadis itu menghalangi. "Kali ini saja. Kumohon biarkan aku bermain dengan Arthur" "Apa kamu lupa terakhir saat kau bilang akan membawa Arthur bermain?" Hailey tersenyum kaku "Tapi aku janji kali ini aku akan benar benar menjaganya" "Yes Daddy. Let me follow my auntie. I promise I never crying again" Aaron menghela nafas "Baiklah tapi jangan kau ulangi apa yang kamu lakukan kemarin. Ini kesempatan terakhirmu membawa arthur keluar" "Aku sudah besar sekarang aku tidak akan menangis seperti anak kecil lagi" Seru Arthur. "Baik baiklah dengan tante mu di sana ya. Ingat jangan melakukan hal yang membahayakan" Pesan Aaron. "Of course!" Arthur kembali duduk dengan tenang di kursi nya. "Alright! Are you ready to play game buddy" ucap Hailey sambil memasang sabuk pengaman. Arthur mengangguk antusias. "Tentu saja. Ayo mulai petualangan hari ini. Aku sudah lama menantikannya tapi kau baru datang" Hailey mengusap kepala Arthur "Tapi aku takut kau akan menangis lagi" Godanya. Arthur segera menggeleng "Kali ini aku pasti bisa. Aku seorang jagoan dan jagoan tidak akan menangis" "Good boy" Hailey tersenyum tipis kemudian melajukan mobil cantiknya keluar dari pekarangan Aaron. Meskipun dalam hati Aaron merasa tidak yakin terhadap Hailey. Gadis itu selalu berbuat apa yang dia mau. Aaron khawatir Hailey membawa Arthur untuk melakukan hal yang berbahaya. Sekitar setengah tahun lalu Hailey membawa Arthur dan bocah itu pulang dalam keadaan tidak wajar. Selain ada luka di bagian lengan Arthur juga tidak berhenti menangis. Meski setelah itu Arthur menceritakan petualangannya bersama Hailey dengan bahagia dan alasan kenapa dia menangis. Aaron memijit keningnya. Berharap Hailey sudah berubah. "Apa kamu yakin ingin menangkapnya lagi?" Ucap Hailey saat mobilnya sudah berhenti di tempat tujuan. "Aku sudah banyak berlatih kali ini tidak boleh gagal" "Aku menantikan apa yang akan kamu dapat hari ini. Tapi jangan menangis saat buruanmu kabur lagi seperti kemarin" Arthur tertawa "Aku hanya menyesal tidak bisa mempertahankan buruanku jadi aku sangat sedih tapi kali ini tidak akan" katanya dengan semangat. "Kalau begitu mari cari buruan yang spesial hari ini dan kita akan mengadakan acara barbeque nanti malam" "Aku setuju. Akan ku tangkapkan rusa besar untukmu" Hailey mengacak rambut Arthur. "Tunggu apa lagi" "Oke aku sangat tidak sabar menantikannya" Arthur melompat dari dalam mobil keluar. Kedua telinganya berfungsi seperti antena yang bisa menangkap suara getaran dari jauh. Hailey tersenyum. Meskipun bukan dari keturunan vampir murni Arthur juga bisa menggunakan kelebihan nya terhadap pendengaran yang begitu tajam. "Aku mendengar suara langkah kaki rusa" Seru Arthur setelah itu dia berlari di ikuti Hailey di belakangnya. Begitu malam tiba, Hailey dan Arthur pulang. Kondisi mereka tidak bisa di deskripsikan. Begitu berantakan. Terlebih ada dua ekor kelinci hidup dan satu rusa besar yang sudah mati di bawa oleh mobil lain. Keduanya tertawa bahagia setelah turun dari mobil Hailey. Aaron berdiri di depan pintu sambil menggelengkan kepala. Arthur langsung menunduk ketakutan. "Hai kak coba lihat apa yang bisa di bawa pulang anakmu" Hailey menunjuk buruannya hari ini tanpa merasa bersalah sedikit pun. "Arthur cepat masuk aku ada urusan dengan auntie mu" Bocah itu berjalan melewati Aaron meninggalkan kakak beradik yang tengah saling adu pandang. "Apa kamu akan nemarahiku?" Tanya Hailey terlihat polos. Aaron tak kuasa memarahi adiknya yang begitu nakal ini. Yang dia lakukan hanya menghampiri Hailey. "Kau seorang wanita Hailey. Jangan terlihat menyedihkan kau bahkan sangat kacau. Astaga aku tidak menyangka jika di depanku ini adalah adikku" Hailey menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Tadi tidak sengaja aku dan Arthur masuk ke kolam lumpur jadi seperti ini lah sekarang. Tapi apa kau lihat tadi anakmu sangat senang bermain denganku" "kembalilah ke rumahmu atau aku akan menghukum adik nakal sepertimu ini" "Tapi aku belum belum bertemu kakak ipar. Biarkan aku menemuinya dulu" Hailey melewati Aaron. Aaron menahan tangan Hailey. "Aku tidak mengijinkanmu bertemu dengannya apa lagi melihat pakaianmu yang sangat kotor ini. Cepatlah kembali lain kali kau bisa datang lagi" Hailey berdecak kesal "Kau memang kejam. Aku ini adikmu tapi kau malah mengusirku" "Aku tidak mau mengakui adik sepertimu kalau penampilan mu berantakan. Cepat pulang sana" Hailey berbalik dan masuk ke mobilnya dengan kesal. "Dasar kakak jelek!" maki Hailey. ------- Hailey tiba di kantor CIA pada pukul 08.00am. Kantor masih beberapa orang yang tiba beberapa menit kemudian baru datang semua. Hailey mendengus kesal melihat Dylan tiba dengan seorang perempuan yang bergelayut manja di tangannya. "Bagaimana mereka bisa menunjukkan hal menjijikkan di area kantor seperti ini" Gumam Hailey. Tapi seperti biasa saat mereka tiba sifat ramah Hailey kembali. "Selamat pagi semua. Wah aku senang hari ini bisa bertemu kalian kembali" Ucap Hailey menyapa. Rehan datang merangkul leher Hailey seperti biasa. "Kau sudah dua hari tidak kelihatan. Dari mana saja hmm..?" Ucap Rehan. "Apa kamu merindukanku?" Tanya Hailey balik. Mereka berjalan meninggalkan yang lain yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum geli. Hailey dan Rehan sudah terkenal akrab sejak mereka masuk dalam pekerjaan ini. "Kau sudah menemukan apa yang kamu cari?" Tanya Rehan. Hailey melepaskan tangan Rehan di lehernya. "Sama sekali belum ada kemajuan" "Biasanya kamu dengan cepat mengetahuinya" "Iya. Tapi informasinya kurang jelas. Selain dia berusia 32 tahun dan menggeluti dunia bawah tak ada informasi lain. Tak ada foto ataupun informasi yang bisa mendeskripsikan pria misterius ini" "Tapi jika aku bisa menemukannya aku akan memiliki berlianku" "Sama sekali tidak berubah" Celetuk Rehan. Hailey menoleh. "Maksudmu?" Rehan mengedikkan bahu "Dari dulu kau sangat tergila gila dengan berlian. keluargamu orang kaya kenapa tidak pakai uang mereka saja untuk membelinya?" Hailey menggeleng "Bagiku berlian akan bernilai jika itu adalah usahaku sendiri untuk mendapatkannya" "Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya untuk menemukan pria misterius ini?" "Entahlah. Kemungkinan orang seperti ini justru ada di sekitar kita. Jadi aku hanya perlu memancingnya keluar dari persembunyiannya" Rehan mengedikkan bahu. Mereka berjalan memasuki ruang rapat. "Sekarang mau pergi kemana?" Seru Rehan saat mereka sudah keluar dari ruang rapat. Hailey tidak menjawab. Rehan mengikutinya. "Apa yang kamu lakukan" protes Hailey. "Duduk" Jawab Rehan seadanya. "Jadi kamu ingin menemaniku berbelanja. Apa kamu yakin?" Rehan melepaskan sabuk pengaman yang sudah terpasang dan turun "Lebih baik aku mencari hal yang lebih berguna" Sambil menutup pintu mobil Hailey. Hailey tersenyum miring. Hailey bersenandung ria membelah jalanan kota yang tidak padat kendaraan. Melihat beberapa orang berjalan kaki di tepi jalan, Hailey meneguk salivanya. "Sial mereka begitu menggiurkan. Anda saja tidak ada peraturan aneh itu aku pasti sudah mendapatkan salah satu di antara mereka" batinya. Besok adalah acara ulang tahun Jessica. Hailey harus datang di acara besok malam dan berpenampilan menarik. Hailey ingin menjadi ratu di segala pertunjukan. Memasuki salah satu butik terkenal, Hailey memilih gaun mana yang cocok dengannya. Dan pilihan dia jatuh ke gaun berwarna biru navy tanpa lengan. "Menarik. Aku ambil yang ini" Setelah mendapatkan gaunnya Hailey tidak langsung pulang dia pergi menuju Ainsley Enterprise. Baginya sehari saja tidak mengganggu kakaknya membuat mood nya tidak bersemangat. Seperti biasa Hailey mendapat sapaan ramah dari orang-orang yang melewatinya. Di sambut tingkah Hailey yang menggemaskan. Banyak yang menanyakan kenapa putri keluarga Ainsley itu tidak bekerja di perusahaan yang sama seperti kedua kakak nya. Tepat saat kakinya akan melangkah ke lift sebuah pesan masuk di ponselnya. 'Aku menunggu mu di gedung xxx' Hailey mengerutkan dahi. Rehan tidak pernah mengirimkan pesan seperti ini dan lagi beberapa waktu lalu mereka juga bertemu. "Sepertinya ada yang sedang bermain denganku" Hailey meletakkan kembali ponsel dia ke dalam tas mengabaikan pesan yang barusan dia terima. Beberapa saat kemudian Hailey menelan kekecewaan pasalnya kedua kakak nya sama sekali tidak bisa di ganggu. "Aish kenapa mereka harus bekerja seperti ini. Sulit sekali untuk menemui mereka" Hailey memakai kacamata hitamnya lalu menuju mobil sebelum seseorang memanggil namanya. "Ms.Hailey!" Hailey menoleh. Seorang pria datang menghampiri sambil membawa kotak berwarna kuning. "Maaf mengganggu anda. Saya Adam dari divisi pemasaran. Crew kami sangat mengagumi anda jadi ingin memberimu hadiah kecil ini" "Wah ternyata aku punya penggemar. Boleh aku terima?" "Tentu saja" Adam menyerahkan kotak kuning yang dia bawa. "Terima kasih. Oh ya sampaikan juga terima kasih ku pada mereka aku menyukai hadiahnya" Hailey memberikan senyum manisnya. Adam mengangguk dan tersenyum. Hailey segera bergegas ke dalam mobil dan meraih sun blok di tasnya lalu di oleskan dengan cepat di lengannya. "Hampir saja aku terbakar karenanya" Hailey mendumel di sepanjang jalan. Kesal karena kedua kakaknya tidak bisa di temui hari ini. Namun dari arah belakang sebuah mobil menabraknya. Hailey terdorong cukup keras ke depan. Dia semakin kesal dan langsung menghentikan mobilnya. "s**t! Bosan hidup dia" Hailey menatap kap mobil bagian belakang. Lalu ke arah mobil bmw hitam dalang dari tabrakan barusan. "Hei kau yang di dalam. Jika tidak bisa menyetir lebih baik kau naik sepeda saja" Hailey mengetuk jendela mobil. Tak ada respon. "Keluar kau yang di dalam. Kau harus bertanggung jawab sudah merusak mobil kesayanganku" teriaknya. Hailey semakin geram "Jika tidak keluar akan ku jungkir balikan mobil mu ini. Keluar kau. Sialan" Hailey hampir memecahkan kaca jendela mobil jika saja tidak segera terbuka. "Maaf nona mobil kami barusan hilang kendali" Ucap seorang pria yang Hailey duga adalah supir. "Maaf saja kau pikir cukup. Mobilku tidak akan menjadi seperti semula cuma dengan maafmu!" Pria tadi menunduk ketakutan saat melihat bagian belakang mobil Hailey remuk. Tak lama seorang pria lain muncul dari kursi belakang. Hailey terdiam untuk beberapa saat. "Hanya sedikit goresan. Aku bisa membelikanmu yang baru" ucapnya. Damn it! Hailey langsung tersadar. Sombong sekali pria ini. ______ To be continue Aku suka baca komen... Kuharap ada komen lalalala
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD