Bab 1

461 Words
Hari ini cukup membosankan bagi Vanya, hanya duduk diam memandang kosong kearah lapangan. "kapan aku bisa kayak gitu ? huft, pingin di wuwin juga." Batin Vanya, sambil menatap sahabatnya yang sedang memberi minum kepada sang doi. Batinya semakin berteriak ketika Dio (doi sahabatnya Vanya) mengacak rambut sahabatnya. " Sudah cukup, kalian nggak kasihan sama orang yang single ini ? Vanya nggak like deh, ayo Putri gue lapar. " cerocos Vanya sambil menarik tangan Putri. ia terlalu malas melihat kemesraan keduanya. " Ye, salah siapa nggak cari gebetan, jadinya sekarang lo nyesek sendirikan ? apa jangan jangan nggak ada yang suka sama lo ? " Balas Dio, dengan semakin memperlihatkan keuwuwannya. " ck, your mulut. Masa iya Vanya yang cantik badai ini nggak ada yang suka sih. " balas Vanya sambil memutar bola mata kesal " Dio gue pergi dulu ya, mau nganterin siperut karet makan. " seru Putri yang membuat Vanya kesal. Diperjalanan menuju kantin, tak henti - hentinya Vanya merengut.Jika kalian tanya Vanya kenapa, jawabannya Vanya juga pengin diperlakukan seperti itu. tapi masalah utamanya, siapa cowok yang mau memperlakukan Vanya seperti Dio memperlakukan Putri. " Udahan dong jangan cemberut. Entar nggak ada yang mau sama lo lagi." Kekeh Putri tanpa perasaan. Sudah jelas Vanya sedang kesal, ini malah di panas panasin. " iya biar aja cowok cowok nggak suka sama Vanya, karena Vanya cuma butuh satu cowok yang serius. " Sarkas Vanya Melihat kekesalan Vanya, Putri tak kuasa menahan tawa.Lihatlah Vanya seperti anak SD yang tidak dibelikan HP (eh, benerkan ya HP. soalnya kalau permen or sejenisnya anak sekarang mah mana mau). Wajah yang memerah, pipi yang menggembung, serta jangan lupakan hentakan kaki Vanya pertanda bila ia kesal. Tak lama sampailah mereka dikantin, suasana ramai khas kantin langsung menyambut keduanya. " Hey, ayo duduk sini." panggil Caca " udah selesai kelas kalian?" tanya Vanya " as you can see, Btw, lo kenapa deh Van, kok hawa hawanya kayak nggak enak gitu ?" Balas Linda " Jangan ditanya Lin, si Vanya gitu paling cuma disuruh Putri nemenin dia ketemu doinya." Sahut Caca tepat sasaran " Kok lo tahu sih ? Jangan jangan lo cenayang ya ?" Kata Vanya heboh " Ck, ya mereka tahulah, orang lo biasanya gitu." Jawab Putri gemas. bagaimana tidak gemas, si Vanyanya pura pura nggak tahu apa apa. Jika boleh ingin sekali Putri menukarkan Vanya dipasar loak. Tak lama makanan pun sampai, ketika sedang asik asiknya makan Vanya dibuat jengkel oleh para sahabatnya. " iihh apaan sih ? nggak lihat Vanya lagi makan ? main senggol seggol tangan Vanya. ini kuahnya jadi tumpahkan." omel Vanya Namun tak ada jawaban. Vanya yang penasaran pun mendongakkan wajah. Seketika ia ternganga.Orang yang barusan lewat didepan matanya adalah Zio. " Zi..Zio." Gumannya tergagap. "Bagaimana Zio ada di sini ?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD