Part 2 -Suami-

693 Words
Part 2 -Suami- "Akhhh!" Suara teriakan Fita yang sangat keras mungkin bisa terdengar oleh penghuni istana lainnya. "Kau takut hm?" Tanya Su Ho dengan nada dinginnya. Ia mengungkung tubuh mungil Fita dibawah tubuh besarnya. Dari tadi, pria itu sudah berusaha menahan emosinya atas kelakuan Fita. Ingin rasanya ia meremukkan tulang Fita yang sudah berani-beraninya memeluk dan menciumnya tapi ia terlalu malas untuk mendebat gadis kecil manja yang sayangnya istrinya itu. Tapi setelah mendengar perkataan istrinya yang membuat telinganya sangat gatal, ia langsung membuka mata dan membalikkan posisi mereka. "Takut?" Fita terbahak. Tangannya yang kecil dikalungkannya ke leher Su Ho. "Untuk apa aku takut heh?" bisiknya dengan senyuman miring. Su Ho semakin merasa tertantang. Ia menyeringai sinis dan mengendus leher Fita yang sangat wangi. "Baiklah. Seperti yang kau minta tadi, kita akan melakukan malam pertama." bisik Su Ho s*****l dan mencium leher Fita lembut. "Ayo! Aku sudah tidak sabar!" Fita menjambak rambut Su Ho dengan tidak berperikemanusiaan dan mengigit bibir Su Ho dengan kasar hingga bibir Su Ho berdarah. "Ups. Maafkan aku." cengir Fita. Su Ho kesal sendiri jadinya. Diusapnya darah yang berada di bibirnya dengan lengan bajunya dan menggulingkan badannya ke samping. "Jangan ganggu aku lagi! Aku lelah!" Fita menghela nafas lega ketika Su Ho tidur membelakanginya. Sebenarnya dia hanya ingin menganggu Su Ho saja, tidak berniat untuk melaksanakan malam pertama atau apa lah itu. Jika saja Su Ho nekat melakukannya tadi, Fita akan mematahkan tulang-tulang Su Ho. Setelah itu ia hanya tinggal membuat sedikit drama di hadapan keluarga suaminya. Fita mencoba memejamkan matanya, akan tetapi rasa kantuknya hilang entah kemana. "Aku bosan." erangnya. Ia membaringkan tubuhnya menghadap punggung Su Ho. Jika biasanya dia tidur bersama Sean, kembarannya, sekarang tidak lagi. Semenjak kecil Fita memang terbiasa tidur dengan kakak kembarannya. Sebelum tidur dia akan selalu dipeluk. Sekarang? Jangankan di peluk. Ditatap saja tidak! Miris! Nafas Su Ho yang terdengar teratur semakin membuat Fita merasa kesal. Dia tidak bisa tidur sama sekali sedangkan suaminya enak-enakan tidur. Tidak adil sekali! Ide nakal kembali singgah di otaknya yang terlalu pintar. Ia bangkit dari kasurnya dengan hati-hati, agar suaminya tidak terbangun. Ia tersenyum lebar kala melihat barang yang diinginkannya. Make up. Berjalan dengan sangat hati-hati ke arah Su Ho. Ditatapnya sekilas wajah tampan Su Ho dan menyeringai lebar. "Aku akan membuat wajahmu semakin tampan, suami." kekehnya dan mulai melancarkan aksinya. Dia menggerakkan kuas dengan lembut agar Su Ho tidak terbangun. Setelah selesai, dia kembali meletakkan make up ke tempat semula dan ikut tidur di samping Su Ho. Fita menatap punggung lebar Su Ho ragu. Pelan-pelan, namun pasti Fita mendekat dan memeluknya. Nyaman. Rasa nyaman itu menghantarkan Fita ke alam mimpinya. "Kecil! Bangun!" Fita mengerjap ketika suara dingin Su Ho terdengar di pendengarannya. Padahal rasanya ia baru tertidur. "Istri yang sangat pemalas." ucapan Su Ho tak memengaruhi Fita sama sekali. Fita hidup memang tidak pernah memikirkan pendapat orang lain tentangnya. Mau dibilang bodoh kek, bar-bar, tidak pantas menjadi seorang putri kaisar, cantik, atau pun yang lainnya. Fita masa bodo saja. Dia hidup bukan untuk orang lain. "Suaramu membuatku merasa sangat lapar." rajuk Fita. "Bawakan istri pemalasmu ini makanan!" perintah Fita. "Kau pikir, kau siapa heh?" tanya Su Ho dingin. "Istrimu." sahutnya polos. "Oh ayo lah, aku sangat lapar. Kakiku masih sakit untuk digerakkan karena acara kemarin." keluh Fita dengan ekspresi yang memelas. Su Ho mendengus keras dan keluar dari dalam kamar. Mungkin dia kasihan dengan istri kecilnya yang cantik jelita. Seperginya Su Ho, Fita tertawa keras. Dia sudah menahan tawa sejak tadi akibat melihat wajah Su Ho yang 'sangat tampan' karena make up yang dipakaikannya tadi malam. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya reaksi para pelayan melihat wajah Su Ho dan bagaimana reaksi Su Ho kepadanya. Mungkinkah dia akan dimarahi? Dicuekin? Dipukul? Dijambak? Atau yang lainnya? Entahlah! Tapi yang terpenting Fita sudah tidak sabar melihat reaksi Su Ho. "FITAAAA!!" teriakan menggelegar Su Ho membuat Fita terkikik geli di tempat tidurnya. Tawanya tak kunjung berhenti meski Su Ho sudah berdiri menjulang tinggi dihadapannya sambil berkacak pinggang. Su Ho yang di depannya seperti bukan Su Ho yang asli saja. "Tanggung jawab!" tegas Su Ho. Fita melongo. Tanggung jawab? Apanya? Bagaimana caranya? Dannnn Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD