Bab 2

1134 Words
Di rumah pak Suyatno Di ruang tengah.. "Coba ceritakan leh, biar mbah dan bapaknya ini tahu, Titah itu kenapa", kata mbah Sakiman. "Iya mbah, jadi seperti ini ceritanya", sambung Ridwan. Pada saat itu.. Di lapangan.. "Tah, elu percaya gitu, kalau dia di rumah dan gak kemana-mana, padahal jelas-jelas dia ada dimana sekarang, nih lihat dari fotonya yang dia posting di switter", kata Ridwan. "Eh Ridwan Kamil Twitter bukan switter, switter tuh yang elu pakai sekarang, gue mah percaya saja, mungkin dia sedang di kamar kakaknya", sambung Titah. "Hadeh Titah anaknya pak Suyatno, elu amnesia atau bagaimana sih, kemarin elu di manfaatin, uang elu di kuras habis dari ATM elu, elu biasa saja, marah juga enggak, eh dengerin ya bucin gak begitu juga kali, tah, elu bisa lihat sendiri kan jelas-jelas ini di kamar cewek, sedangkan elu baru cerita sendiri ke gue kalau dia itu tidak punya adik cewek, punya abang doang", kata Ridwan lagi. "Ya mungkin saja itu adik sepupunya", sambung Titah lagi. "Titah tolong dengerin gue ya, dia itu bohong sama elu, dia itu selingkuh, buka dong mata elu haduh..", keluh Ridwan. "Eh tunggu wan, dia chat gue wan", kata Titah. "Apa katanya ?", tanya Ridwan. "Dia ngajakin gue ketemuan wan, hari ini, maaf ya wan, gue tinggal, dah..", jawab Titah. "Haduh susah banget sih teman gue yang bucin itu, nanti disakitin gue yang kena jadi bahan curhatannya, hadeh dasar bucin, bucin", keluh Ridwan. Pada saat ini.. Di rumah pak Suyatno Masih di ruang tengah.. "Itu kemarin mbah, om, terus dia tinggalkan saya sendiri di lapangan, lalu kelanjutan ceritanya saya gak tahu mbah, om", kata Ridwan. "Permisi pak, mbah, mas, ini minumnya", kata Cengek. "Ya ngek, Titah masih kaya tadi ?", tanya pak Suyatno. "Masih pak", jawab Cengek. "Oh ya sudah suruh Paijo hibur dia ya", kata mbah Sakiman. "Iya mbah, permisi", sambung Cengek. "Iya", kata pak Suyatno. "Lalu di sekolah dia cerita gak sama kamu ?", tanya mbah Jumirah. "Cerita mbah, seperti ini ceritanya mbah", jawab Ridwan. Pada saat itu.. Jakarta SMK Garuda Di kelas Titah.. "Elu ngapa sih tah, gak biasanya kaya begini, ada apa, cerita dong ?", tanya Ridwan. "Gue putus wan", jawab Titah. "Apa!!, putus..!!", seru Ridwan. "Iya, ternyata yang elu bilang ke gue itu benar wan", kata Titah. "Tuh kan apa gue bilang tah, elu itu cuma di manfaatkan saja sama itu orang dan dia juga selingkuh, makannya kalau di bilang jangan dablek ngapa ya, dah rasain sendiri kan sekarang", keluh Ridwan. "Ya kan elu tahu sendiri wan, gue orangnya gimana", kata Titah lagi. "Iya gue tahu kok elu itu gimana orangnya, satu keras kepala, dua gak pernah mau percaya dengan perkataan atau nasihat dari teman, elu lebih percaya ke cowok yang sekarang jadi mantan lu itu, yang ketiga dan terakhir nih ya, kalau sudah patah hati ataupun punya masalah elu pendam sendiri, lebih memilih untuk menyendiri daripada berbagi ke teman lu", sambung Ridwan. "Kok elu tahu sih wan, tahu darimana, tahu dari sepupu gue ya ?", tanya Titah. "Eh Titah Kesumawardani, dengar ya gue itu kenal elu sudah lama, dari TK, bukan sehari, dua hari, dan setahun, jadi gue tahu lah sifat elu", jawab Ridwan. "Iya deh..", kata Titah lagi. "Terus sekarang gimana, elu jomblo dulu atau elu cari lagi yang baru ?", tanya Ridwan lagi. "Eh Ridwan Kamil, gue baru putus elu sudah tanya jomblo dulu atau cari pacar lagi, ya istirahat dulu lah dari yang namanya percintaan, dan kayanya juga gue enggan wan", jawab Titah lagi. "Haa.., enggan, maksud lu, tah ?", tanya Ridwan lagi. "Iya maksudnya gue, gue enggan untuk cari pacar lagi dan gue mau menutup hati saja wan, capek kali gue nya sakit hati mulu, ya sudah yuk balik", jawab Titah lagi. Pada saat ini.. Di rumah pak Suyatno Masih di ruang tengah.. "Begitu mbah, om, ceritanya", kata Ridwan. "No, anakmu benar-benar trauma no, kita harus cari jalan keluar nya", kata mbah Jumirah. "Caranya bu ?", tanya pak Suyatno. "Caranya ya kita harus membuat Titah jatuh cinta kembali pada seseorang, biar ibu yang urus", jawab mbah Jumirah. "Oke", kata pak Suyatno. "Setuju diajeng", sambung pak Suyatno. "Ridwan, leh, tolong rahasiakan ini ke Titah dulu bisa kan ?", tanya mbah Sakiman. "Bisa mbah, om, tenang saja aman", jawab Ridwan. "Alhamdulillah", kata pak Suyatno, mbah Sakiman, dan mbah Jumirah. Di dapur.. "Jadi saya disuruh untuk menghibur mbak Titah, ngek ?", tanya Paijo. "Muhun jo" (Iya jo), jawab Cengek. "Terus sekarang mbak Titah dimana ngek ?", tanya Paijo lagi. "Dikamar, tadi saya habis antar lemon tea", jawab Cengek lagi. "Oh ya sudah saya ke kamarnya mbak Titah saja deh", kata Paijo. "Gih sana", sambung Cengek. Di kamar Titah.. "Assalamu'alaikum, permisi mbak Titah", kata Paijo. "Wa'alaikumussalam, masuk lik", sambung Titah. "Inggih, emmmmm mbak Titah" (Iya, emmmmmm mbak Titah), kata Paijo lagi. "Nggih lik, ngapa ?" (Ya lik, kenapa ?), tanya Titah. "Lik jo arep takon, saka mau mulih sekolah lik jo perhatikan mbak Titah merengut wae, ngapa, ana apa, cerito dong karo lik jo ?" (Lik jo mau tanya, dari tadi pulang sekolah lik jo perhatikan mbak Titah cemberut saja, kenapa, ada apa, cerita dong dengan lik jo ?), tanya Paijo. "Emang e oleh lik ?" (Memangnya boleh lik ?), tanya Titah. "Nggih oleh dong" (Ya boleh dong), jawab Paijo. "Oke, dadi kaya iki lik jo ceritanya" (Oke, jadi seperti ini lik jo ceritanya), kata Titah yang menceritakannya pada Paijo. Di saat itu.. Mall PGC Di restoran.. "Doni", kata Titah. "Iya tah", sambung Doni. "Ada apa kamu ajak ketemuan saya disini ?", tanya Titah. "Saya ajak ketemuan kamu, saya hanya mau kasih ini ke kamu", jawab Doni. "Ini apa ?", tanya Titah lagi. "Undangan, maaf sebenarnya selama ini saya sudah selingkuh dan dia hamil anak saya, lusa pernikahan saya, oh ya satu lagi maaf ya selama ini pacaran dengan kamu hanya untuk memanfaatkan kamu, saya juga gak pernah ada rasa apa-apa ke kamu", jawab Doni lagi. "Apa!!, Don, Doni..", kata Titah yang ditinggal Doni pergi. Di rumah pak Suyatno Masih di kamar Titah.. "Oh dadi kaya kuwi ceritanya, ala sekali ya cowoknya mbak, ih.." (Oh jadi seperti itu ceritanya, jahat sekali ya cowoknya mbak, ih..), kata Paijo. "Nggih lik" (Ya lik), sambung Titah. Di ruang tengah lagi.. "Emmmm wan, kamu gak usah pulang ya kita makan malam dulu", kata pak Suyatno. "Gak usah om", sambung Ridwan. "Kenapa, kok gak usah, jangan sungkan, kamu ini kaya sama siapa saja, kamu kan sudah dianggap sebagai keluarga", kata mbah Sakiman. "Iya benar itu, mau ya makan malam bersama disini", sambung mbah Jumirah. "Iya mbah", kata Ridwan. "Nah gitu dong, emmmmm gak kerasa ya kita ngobrol dari habis ashar sampai mau maghrib, kita sholat berjama'ah, no panggil anakmu ya, bilang ditunggu di mushola gitu ya", sambung mbah Sakiman. "Iya pak", kata pak Suyanto lagi. "Ya sudah yuk kita ke mushola untuk maghrib berjama'ah", sambung mbah Jumirah. "Iya mbah", kata Ridwan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD