20. Dua Kehidupan

1032 Words

Bunyi senjata api terdengar memekakan telinga menggema di dalam ruangan yang tertutup rapat. Di ujung sana seorang lelaki tampak terkapar bersimbah darah. Selongsong peluru tepat menembus ke dalam jantungnya. Ada sorot mata tajam dan helaan napas kasar terdengar bersamaan dengan selongsong yang jatuh. “Huh!” Elektra berjalan pelan menghampiri korban itu sambil menurunkan pistolnya. Langkah kakinya terlihat anggun. Bunyi sepatu high heels-nya yang bersentuhan dengan lantai yang keras terdengar menambah kesan angker seorang wanita pembunuh berdarah dingin. Dengan ujung sepatunya, Elektra membalik tubuh lelaki yang sudah tidak bernyawa itu. Dia memastikan lelaki itu benar-benar sudah menghembuskan napas terakhirnya. “Cepat bahwa dia dan bersihkan tempat ini!” Elektra memerintahkan kepada

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD