Fabian tahu, saat kembali ke Indonesia, ia akan menghadapi konsekuensi besar dari keputusannya yang selama ini ia sembunyikan. Ayahnya, yang telah menaruh harapan besar padanya untuk menjadi seorang dokter, pasti akan marah besar ketika mengetahui kenyataan bahwa Fabian telah memilih jalur yang sepenuhnya berbeda. Ia bisa membayangkan tatapan penuh kekecewaan dari ayahnya, suara tinggi yang dipenuhi dengan amarah dan rasa pengkhianatan, serta argumen panjang yang mungkin tak akan berujung. Fabian sadar, pulang ke rumah berarti menghadapi segala hal yang selama ini ia coba hindari—dan ia harus bersiap. Sebelum benar-benar kembali ke Indonesia, Fabian tahu ia harus melakukan beberapa persiapan dengan matang, bukan hanya secara finansial, tetapi juga mental dan emosional. Ia harus memastik

