"Sialan si Duta!"
Ratu membanting ponselnya ke atas meja dengan wajah masam. Jemarinya mengepal, seolah berusaha keras menahan amarah yang sudah hampir meledak.
Miranda yang duduk di seberangnya hanya menghela napas panjang, sama sekali tidak terkejut dengan drama yang kembali terjadi. Ia sudah hapal luar kepala bagaimana hubungan Ratu dan Duta—hubungan yang lebih pantas disebut permainan tarik-ulur ketimbang hubungan yang sehat.
Duta sudah jelas tidak mau lagi berurusan dengan Ratu. Tapi entah kenapa, Ratu tetap saja bersikeras mempertahankan sesuatu yang sudah lama hancur.
"Dia bener-bener gak tahu diri!" geram Ratu, matanya masih menatap layar ponselnya yang kini penuh dengan chat yang tak dibalas oleh Duta. "Gue tuh udah berusaha baik-baik, udah ngajak ngobrol, udah ngajak
