Perjodohan

1973 Words

Athaya melangkah perlahan menuju sudut Balairung, mencoba menenangkan pikirannya yang semakin kacau. Semua yang ada di sekelilingnya terasa seperti bayangan yang semakin kabur—keramaian, tawa, dan percakapan dari mahasiswa baru yang berdesakan di sekitar panggung utama. Meskipun ia ada di tengah-tengahnya, pikirannya seolah berada di dunia lain, terjebak dalam kebingungannya sendiri. Di hadapannya, Adeeva tampak berbeda. Gadis itu, dengan keanggunan yang khas, berbaur dengan teman-teman barunya, tampak begitu nyaman di tengah keramaian itu. Senyum manisnya, yang tanpa disadari menyebar ke wajah-wajah di sekitarnya, seolah menyatu dengan atmosfer Balairung yang penuh semangat dan harapan. Adeeva berbicara dengan riang, tertawa bersama teman-temannya yang baru saja ia kenal, tetapi ada kete

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD