Bayu merasa tubuhnya mulai terasa ringan, seiring dengan alkohol yang mengalir dalam darahnya. Suara musik yang keras dan lampu yang berkilauan semakin mengaburkan kesadarannya. Erika, yang sejak tadi duduk di sampingnya, tampak semakin riang. Tawa canda mereka bergema di tengah keramaian, namun Bayu merasa seperti berada di dunia yang berbeda, terperangkap dalam perasaan yang tak bisa ia lepaskan. "Bayu, ayo dong, lebih banyak lagi!" Erika memaksa, tangannya memegang gelas berisi minuman keras. Tertawa lebar, ia menyerahkannya kepada Bayu, yang kini hanya bisa menatapnya dengan pandangan kosong. Bayu memaksakan senyum, menerima gelas itu tanpa berpikir panjang. Alkohol itu terasa panas saat masuk ke tenggorokannya, namun ia terus meminumnya, mencoba menenangkan pikirannya yang terus ber

