Beda Malam

2265 Words

Athaya jelas tak bisa tidur. Ia sudah mencoba berbagai cara—mengubah posisi tidurnya ke kiri, ke kanan, bahkan meringkuk seperti bayi di dalam rahim ibunya—tapi tetap saja, sofa kecil ini bukan tempat yang layak untuk tubuhnya yang cukup tinggi. Punggungnya pegal, lengannya mati rasa, dan dinginnya udara AC semakin memperburuk segalanya karena ia tidak punya selimut. Ia mendesah, menatap langit-langit kamar hotel yang tampak begitu asing baginya. Sebenarnya, ini adalah malam pertamanya sebagai seorang suami. Tapi alih-alih menikmati malam penuh kebahagiaan seperti pengantin lainnya, ia malah diusir ke sofa oleh istrinya sendiri. Lucu. Tapi juga menyebalkan. Athaya menggerutu pelan, lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Oke, cukup sudah. Ia tidak bisa terus seperti ini. Ia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD