Pertarungan

1989 Words

Lift berbunyi pelan saat tiba di lantai yang dituju. Senja melangkah keluar dengan hati-hati, matanya menyapu koridor luas yang modern dengan d******i kaca dan elemen kayu. Beberapa karyawan melintas dengan ekspresi serius, sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ia mengatur napasnya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang sedikit lebih cepat dari biasanya. Ini hanya pertemuan profesional, tidak lebih. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Setelah mengetuk pintu ruang meeting, seorang sekretaris mempersilakannya masuk. Di dalam ruangan itu, Bayu sudah menunggunya di balik meja besar dengan laptop terbuka. Ruangan itu cukup luas dengan jendela kaca besar yang memperlihatkan pemandangan kota. Senja diam-diam memperhatikan interiornya—formal, tapi kurang memiliki sentuhan personal. Mungkin i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD