Dobrak dan Teriakan

2041 Words

Adel, Beta, dan Frissyla berlari. Napas mereka memburu, detak jantung berpacu lebih cepat seiring dengan langkah kaki yang beradu dengan lantai kampus. Angin sore menerpa wajah mereka, tapi tak ada waktu untuk memedulikannya. Fokus mereka hanya satu—ruangan itu. Ketiganya baru saja meninggalkan kantor kecil Adel, tempat mereka menghabiskan waktu untuk mengelola media massa yang mereka bangun bersama. Sebuah langkah gila, mengingat mereka masih mahasiswa yang harus membagi waktu antara kuliah, tugas, dan sekarang, jurnalisme. Tapi mereka tahu, ini lebih dari sekadar proyek. Ini tentang kebenaran. Dan kebenaran itu semakin mendesak untuk diungkap. Mereka tahu risikonya. Sejak satu bulan lalu, mereka sudah melangkah terlalu jauh. Mereka memasang chip kamera kecil, tak lebih besar dari k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD