Dengan membawa tumpukan kertas ditanganku,akhirnya aku bisa menyamai jalanku dengan Mba Jena yang berjalan sangat cepat. Bukannya membantu,ibu satu anak itu malah tertawa melihat penderitaanku pagi ini. Padahal Mba Jena sendiri yang datang kerumah,menganggu pagiku dan memintaku untuk cepat-cepat bersiap menuju penerbitan. Kami akan membahas mengenai novel terbaruku yang akan dicetak dalam waktu dekat. “Silahkan masuk,” ujar salah satu editor yang ada di kantor penerbitan ini, Aku dengan tergesa-gesa masuk kedalam menyimpan kertas diatas meja yang menimbulkan bunyi yang sangat berisik,bukannya merasa salah aku malahan duduk dengan tenang menunggu editor dan manager-ku duduk juga. “Sopan dikit,Nin.” Bisik Mba Jena padaku. Masa bodo,siapa suruh tidak membantuku membawa kertas-kertas bany

