Felix melangkahkan kakinya dengan ringan saat dia masuk ke dalam mobil. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Tiga hari yang lalu hatinya tidak sesenang ini. Bisa melihat kembali Fara di kantor menjadi vitamin tersendiri baginya. Entah kenapa semakin hari ketertarikannya pada pegawainya itu semakin besar.
Dia segera mengeluarkan ponselnya. Teringat ada hal yang harus dia selesaikan. Felix menghubungi Bobby dan tanpa basa-basi mengatakan apa yang harus dia lakukan.
“Bob, apa kau sudah menemukan wartawan yang telah menyebarluaskan wawancara Stefany?” tanya Felix ingin tahu.
“Aku sudah menemukannya,” jawab Bobby mantap.
“Kenapa tidak kau katakan padaku,” protes Felix.
“Aku baru saja menemukannya, Lix. Tidak mudah mencari mereka di antara banyaknya biang kerok,” balas Bobby.
“Biang
