Kemilau

369 Words
"Aku takut!" kata Raniha. Raniha bersembunyi di balik punggung ku. Ia sesekali hanya mengintip untuk melihat du tempat ini aman atau tidak. "Kita sudah sampai di tempat ini," kata ku. "Aku tidak berani masuk, kamu duluan ya, setelah itu aku nyusul," kata Raniha lagi. "Baiklah." "Hati-hati ya," pesan Rahina. Ia melepaskan tubuh ku untuk berjalan lebih dulu dan masuk ke tempat itu. "Iya," jawab ku. Aku berjalan di suatu tempat yang aneh, kenapa aku bilang aneh karena tempat itu seperti tempat khusus. Aku dan temanku berjalan masuk menuju ke arah goa. Di depan goa kota di sambut dengan segala sesuatu yang disediakan. Ada macam-macam makanan dan minuman. Itu boleh diambil. Sesukanya kita. Aku melihat ada beberapa barang, ada juga seperti obat-obatan juga. Tapi saat itu aku tidak tertarik memiliki semuanya, meskipun itu bisa kita ambil. Aku berjalan agak masuk dan aku lebih melihat ke tumpukan buku. Aku mencari membolak-balik dan memilih buku-buku yang sekiranya cocok untuk ku. Astaga itu ...." Di sisi kiri aku melihat banyak perhiasan emas, ada kalung besar-besar, ada juga gelang dan cincin. Pokoknya semua perhiasan emas ada di situ dengan ukuran mulai kecil dan besar. Aku baru tahu ada tempat seperti ini. Lantas siapa pemiliknya. Kenapa tidak di jaga. Justru ada tulisan jika kita di suruh mengambil apa yang kita suka. Ini aneh sekali, gumam ku. Aku berjalan mendekat dan memilih kalung paling kecil yang berada di tumpukan bagian bawah. Ada banyak perhiasan mewah tapi aku tertarik pada yang kecil dan unik, sederhana namun elegan. Aku mengambil beberapa kalung kecil dari emas putih bercampur kuning, aku memasukkan kalung itu kedalam saku. Aku juga mengambil gelang yang di taruh di kotak kaca. Tiba-tiba ada gempa kecil dan membuat etalase yang berisi emas jatuh satu persatu. Aku merasa tempat ini tidak aman. Temanku pasti ketakutan dan sudah berlari keluar meninggalkan tempat ini. Akan tetapi anehnya aku malah masuk ke dalam goa. Aku berlari sampai ke ujung goa dan bertemu dengan gunungan buku. Aku sudah sampai di ujung dan benar saja ada jalan keluar. Tapi aku merasa tidak aman, ada banyak pemuda yang sepertinya sedang mencari seseorang. Aku memilih bersembunyi di tumpukan buku. Aku merasa tidak aman jika mereka menangkap ku. The full story is on other platforms.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD