Chapter 3

1253 Words
Setelah hari dimana insiden penciuman mendadak dari Angel. Mike tak bisa tenang. Bayangan lembutnya bibir Angel yang mengecup serta menggigit bibir bawahnya selalu terbayang di benak Mike. Bahkan malam dihari yang sama, Mike tak bisa tidur sampai jam tiga pagi. Kini dua hari telah berlalu. Dan kondisi Mike juga masih sama seperti dua hari sebelumnya. Nelangsa! Entah kenapa hanya karena Ciuman sialan itu ia bisa jadi seperti ini. Sebenarnya yang menjadikan Mike begini bukan ciuman itu, melainkan cara sang gadis tersebut mendekatinya. Baru saja bertemu, gadis yang ia tahu bernama Angel itu sudah mengajaknya berpacaran. Walaupun ia sudah menolak, tapi Angel tetap juga keukeuh memintanya untuk menjadi pacar. Apalagi tentang kenekatan gadis tersebut yang mencium dirinya tanpa permisi dan kejadian tersebut terjadi begitu cepat tak bisa dielakkan oleh Mike. Geram dengan dirinya sendiri, Mike memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu keberadaan Angel. Bermodal data-data diri yang Angel isi sebagai pasien di rumah sakit tempat mereka bertemu, Mike memulai semuanya. Bicara tentang Mike. Selain sebagai dokter, Mike juga menjabat sebagai CEO Gerald hospital. Keluarganya sangat terkenal di dunia bisnis. Mike lahir dari keluarga yang sudah kaya raya. Mempunyai bisnis properti dan otomotif, Mike kini ikut mengambil alih bisnis keluarganya karena sang ayah yang tak lagi ada. Berat memang, tapi apa mau dikata. Untung saja Alex adik laki-laki satu-satunya yang ia punya sebentar lagi akan lulus kuliah. Jadi bisa dipastikan adiknya akan ikut membantu. Bukannya Mike tak mengizinkan Alex mengambil alih sekarang, tapi ia takut kuliah adiknya itu akan terganggu. Sejujurnya Mike tak merasa keberatan jika ia harus mengurus perusahaan yang ayahnya tinggalkan padanya, toh keluarga mereka mempunyai beberapa orang kepercayaan yang benar-benar bisa dipercaya. Balik ke persoalan ciuman Mike dan Angel, untuk saat ini. Menunggu kabar dari anak buahnya jauh akan lebih baik daripada ia terus uring-uringan di kamarnya. "Lebih baik aku kerumah sakit." ucap Mike untuk dirinya sendiri. Setelah meraih kunci mobilnya,  Mike segera turun ke bawah tempat mobil kesayangannya terparkir. Sedangkan di seberang sana,  Angel baru saja bangun tidur. Walaupun sekarang tak bisa dikatakan pagi lagi, tapi inilah kebiasaan Angel saat libur kuliah. Dia tak akan melakukan apa-apa kecuali meniduri ranjang tercintanya. Untung siang ini dia ada janji bertemu Amanda di cafe depan kampusnya, jadilah hari ini ia ada kegiatan walaupun tak banyak. Dengan keadaan masih mengantuk, Angel melangkah menuju kamar mandi dan melakukan ritual nya jika berada di sana. Ya kalian tahulah ritual apa yang dimaksud. Setengah jam waktu yang Angel pakai selama berada di kamar mandi. Ia pun akhirnya keluar dalam keadaan sudah rapi dan cantik tentu saja. Setelah menyelesaikan semuanya, Angel berjalan menuju meja nakas guna mengambil dompet dan kunci mobilnya lalu berjalan keluar apartemen menuju parkiran. Manda baru saja menghubunginya, dan sahabatnya itu sudah lebih dulu ada di Cafe tersebut. "Sayang meniiiiikahlah dengaaaankuuuu, kau jawaban dari semua doa kuuuu. Kau cinta sejati yang telah lama kutungguuuu. And i will always loving youuuu" Angel bernyanyi dengan suara keras selama perjalanan dari apartemennya menuju cafe. Seolah tak ada beban yang menghinggapinya. Tanpa Angel sadari, sebuah mobil pajero hitam mengikutinya dari awal keluar apartemen sampai sekarang. Siapa lagi isi didalam mobil kalau bukan anak buah Mike. Hanya dalam waktu satu beberapa menit saja, mereka bisa mengetahui dimana keberadaan Angel dan benar sekali. Angel sudah mereka temukan. Mobil yang dikendarai Angel berhenti di sebuah Cafe ala barat yang menyugukan berbagai menu terlaris dan terenak. Setelah memastikan mobilnya aman, Angel pun masuk ke dalam cafe. Gadis itu ada di Cafe XX boss. Ia bersama temannya. Itulah bunyi pesan Chat sekaligus denah lokasi yang pria berjas hitam itu kirimkan pada boss nya. Sedangkan Mike yang menerima pesan, segera meraih kunci mobilnya dan berlari keluar. Namun langkahnya segera terhenti saat seorang perempuan cantik masuk begitu santainya ke dalam ruang kerja Mike. "Rosa?" "Hai Mike. Mau kemana nih buru-buru?" tanya gadis yang tadi dipanggil Rosa oleh Mike. "Ada urusan sebentar. Mau ngapain ke sini?" "Ih? Masa aku mau ke sini malah di tanyain gitu? Kayak nggak ikhlas banget aku ke sini..." sungut Rosa merajuk. Mike menatap Rosa sebentar, dan akhirnya memutuskan untuk tak jadi menemui Angel. Mike putar badan kembali menuju kursi kebesarannya. "Kenapa?" tanya Mike melunak. "Nggak ada. Cuma mau main aja.. Masa main ke kantor tunangan nggak boleh.." Mike memejamkan matanya sejenak dan membukanya lagi. Mike menatap Rosa dengan tatapan yang sulit untuk ditebak. "Kita nggak pernah tunangan Ros." bantah Mike dengan tenangnya. "Aku tahu. Bukannya nggak, tapi akan Mike." Mike memilih diam. Ia tahu Rosa akan terus mengatakan mereka akan bertunangan jika Mike terus menjawab. Mike menghidupkan laptop di atas meja kantornya yang tadi sempat ia matikan. Tanpa menghiraukan keberadaan Rosa di ruangannya, Mike mulai menyibukkan diri menjelajahi dunia maya. Tentu saja ini masih seputar bisnis. "Mike?" panggil Rosa manja. Gadis itu bahkan sudah bergelayut manja di lengan Mike. "Apaan sih Sa. Aku mau kerja. Bisa minggir?" ucap Mike yang mulai ketus. Rosa yang tersinggung, langsung mendorong lengan Mike sedikit kuat. "Kamu kok gitu sih? Aku jauh-jauh ke sini buat ketemu kamu. Tapi malah diginiin. Aku bilangin Tante baru tahu rasa.." ancam Rosa. Mike menghembuskan nafasnya kasar. Mengalihkan tatapan dari laptop, Mike menatap Rosa yang masih berdiri dengan wajah cemberut. "Trus mau kamu apa?" "Temenin aku makan. Ya!" Mike menggeleng cepat. "Aku kerja Sa." "Bohong. Tadi kalau aku nggak masuk, kamu pasti udah pergi." "Iya aku pergi buat kerja." "Kemana?" tanya Rosa seolah menantang. "Ketemu Aprif." jawab Mike santai. "Oke, biar aku telponin Aprif."  Mike kaget saat Rosa sudah mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Aprif. Dengan cepat Mike merebut ponsel tersebut dari Rosa. Bisa gawat kalau benar ia menghubungi Aprif dan pria itu mengatakan kalau tak ada janji apapun. "Kamu apa-apaan sih Sa?" bentak Mike tertahan. "Kamu yang apa-apaan. Tunangan ke sini malah ditinggalin..." "Kita nggak tunangan..." geram Mike kesal. "Akan Mike, Akan." "Siapa yang bilang?" "Tante Mawar." Shiit!! Mami lagi yang punya kerjaan. Padahal sudah ratusan kali ia katakan pada mami nya itu untuk tak menjodohkannya dengan Rosa. "Kita tunangan buat apa?" tanya Mike dingin. "Ya buat nikah." "Nikah karena apa?" "Karena cinta..." "Aku nggak cinta sama kamu.." "MIKE...!" Rosa berteriak keras saat kalimat itu meluncur dari bibir Mike. Mike melirik Rosa. Gadis itu sudah berkaca-kaca. Lagi-lagi helaan nafas gusar berhembus dari mulut Mike. Seumur hidup, melihat air mata perempuan adalah yang paling tidak Mike suka. Dengan lembut ia meraih pundak Rosa dan membawa gadis itu untuk duduk di sofa. "Nikah itu butuh cinta Sa. Kita nggak bisa nikah tanpa cinta..." "Tapi aku kan cinta sama kamu." "Sa..." "Aku nggak mau tahu. Kamu itu tunangan aku. Dan nggak ada yang boleh ambil. Titik. Aku pamit." Rosa berdiri dan keluar dengan cepat dari ruangan Mike, meninggalkan pria itu dengan segala kejengkelan yang ada dihatinya. Mike menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. Ia melirik ke atas dan menerawang jauh. Rosa adalah anak dari sahabat mami nya. Bisa dikatakan tante Intan dan maminya sudah bersahabat sejak kecil. Seperti biasanya, jika sudah bersahabat lama, dan punya anak beda gender, pasti akan ada ajang jodoh-jodohan. Dan itu sekarang terjadi pada Mike. Ia dijodohkan maminya dengan Rosa. Walaupun Mike sudah menolak, tetap saja hasilnya nihil. Asik bermenung, ponsel Mike tiba-tiba berdering. Mike merogoh saku jas nya dan menarik ponsel pintar itu keluar. Wajah nelangsa semakin nampak di raut muka Mike saat nama Maminya tertera di sana... "Assalamu'alaykum Mi.!" sapa Mike tenang. "Wa'alaykumsalam. Kamu ngapain sih sama Rosa? Kenapa dia nelpon mami sambil nangis-nangis.?" Haaahh! Pasti Rosa sudah melapor. "Mi, nanti kita bicara lagi ya. Mike banyak kerjaan. Assalamu'alaykum." Tuutt..tuuutt..tuuutt.. Panggilan itupun terputus dengan Mike yang memutus secara sepihak. Mike menatap layar ponselnya nanar. Ia lelah jika berhubungan dengan paksaan mami nya untuk menikahi Rosa. Ia sama sekali tak ada rasa dengan gadis itu. Rosa memang cantik, sangat cantik malahan. Tapi saat kecantikan tak menjamin sebuah perasaan, hal itu tak bisa dipaksa. Ia hanya ingin menikahi gadis yang ia cintai nantinya. Ting!! Suara dentingan pesan masuk, membuyarkan Mike. Ia segera melihat siapa yang mengirim pesan. Gadis itu sudah keluar dari cafe boss. Itulah bunyi pesan yang masuk di ponselnya. "Angel...." gumam Mike pelan. ***** BERSAMBUNG!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD